Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
MENTERI Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya akan mengirimkan nota protes kepada Pemerintah Malaysia serta Kedubes Malaysia di Jakarta terkait kabut asap yang terjadi di Serawak, Malaysia. Dia meminta Malaysia lebih objektif menyikapi kabut asap.
Siti menilai kabut asap dari kebakakaran hutan dan lahan (karhutla) tidak sepenuhnya berasal dari Indonesia. Malaysia tidak mengaku bahwa beberapa wilayah mereka juga mengalami karhutla.
"Karena sebetulnya asap yang masuk ke Malaysia, ke Kuala Lumpur, itu dari Serawak kemudian dari Semenanjung Malaya, dan juga mungkin sebagian dari Kalimantan Barat. Oleh karena itu seharusnya obyektif menjelaskannya," kata Siti, Selasa (10/9).
Dia juga menyayangkan sikap Singapura yang masih mempermasalahkan asap dari karhutla di Riau. Padahal, titik api atau hotspot di Riau telah berkurang.
"Engga benar, ada dari Riau nyeberang ke Singapura. Itu ngga benar. Kenapa? Di Riau sudah turun (hotspot). Kita punya 46 helikopter yang bekerja di lapangan," ucapnya.
Baca juga: Investasi di Sektor Lingkungan Hasilkan Keuntungan Berlipat
Dia menyebut, saat ini, pemerintah Indonesia sedang serius menyelesaikan permasalahan karhutla.
Permasalahan karhutla telah dikomunikasikan kepada Presiden Joko Widodo, Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Wiranto, hingga Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
"Kita sudah punya pola sistematis. Monitoring dilakukan. Pemadaman oleh Manggala Agni, Polri, TNI, masyarakat semua dilakukan. Langkah dilakukan terus. Memang fluktuatif. Tidak mudah, mudah-mudahan makin baik," ungkapnya.
Lebih lanjut, BMKG juga memastikan asap yang terdeteksi di Semenjung Malaysia, pada 5 hingga 7 September 2019 berasal dari local hotspot.
Kepala BMKG Dwikorita menyebut berdasarkan pengamatan Citra Satelit Himawari, teridentifikasi peningkatan jumlah titik-titik panas di wilayah Semenanjung Malaysia.
Sementara titik panas di Riau mengalami penurunan dari 860 titik pada 6 September, menjadi 544 titik pada keesokan harinya.
“Asap di Sumatra (Riau) tidak terdeteksi melintasi Selat Malaka karena terhalang oleh angin kencang dan dominan di Selat Malaka yang bergerak dari arah Tenggara ke Barat Laut,” kata Dwikorita. (Medcom/OL-2)
Penetapan legalitas hutan adat mengutamakan prinsip kehati-hatian agar tidak menimbulkan masalah berkepanjangan di kemudian hari.
SEJAK lima tahun terakhir, pemerintah memiliki perhatian khusus terhadap redistribusi aset melalui program Reforma Agraria.
Masyarakat adat yanMasyarakat yang masih mengandalkan tradisi turun-temurun dalam pengelolaan hutan adat sering kali tidak berdaya saat menghadapi kepentingan pihak eksternal
Kawasan gunung tampak gundul. Pohonpohon ditebang, lubang-lubang bekas galian tambang pun terlihat jelas.
PADA 2020 berdasarkan data KLHK luas hutan di seluruh Indonesia mencapai 95,6 juta hektare.
PAVILIUN Indonesia memaparkan sejumlah upaya pengendalian perubahan iklim dan keberhasilannya di ajang Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP-24) di Katowice, Polandia.
Salah satunya adalah hijab pashmina Malaysia. Gaya hijab ini tidak beda jauh dengan pashmina seperti umumnya.
makanan khas Malaysia dengan menu utama nasi yang memiliki cita rasa khas dan lezat, juga tersedia berbagai lauk dan cemilan seperti kreasi burger
Ketiga menu tersebut yakni Fire Chicken, Flying Chicken, dan Richicken.
Salah satu perbedaan utama kuliner Malaysia dan Filipina yang ditemui Erwan Huessaff adalah dalam penggunaan rempah-rempah dan intensitas rasa.
Penang bisa diakses dengan mudah dari berbagai kota besar di Asia Tenggara. Bandara Internasional Penang melayani banyak penerbangan langsung, termasuk dari Indonesia.
Dinas Pariwisata Makassar Memfasilitasi Industri Pariwisata Kota Makassar di MATTA Fair 2024, di Malaysia International Trade and Exhibition Centre (MITEC), Kuala Lumpur, 6 - 8 September.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved