Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
LEBIH dari 3.000 kuburan rahasia korban perang narkotika di Meksiko telah ditemukan di sejumlah daerah di negara tersebut. Ini merupakan data resmi pertama yang dikeluarkan pemerintah Meksiko mengenai fenomena kejahatan narkoba.
Total 4.874 jenazah ditemukan di 3.025 kuburan. Karla Quintana, Kepala Komite Pencarian Nasional Meksiko, mengatakan bahwa banyak dari jasad di ribuan kuburan itu belum teridentifikasi.
"Ini adalah data horor," kata Quintana dalam sebuah konferensi pers di Mexico City, Jumat 30 Agustus. "Tapi ini bukan soal angka. Ini adalah mengenai ribuan orang yang mencari sanak famili mereka," lanjutnya, dikutip dari Guardian, belum lama ini.
Kasus orang hilang menjadi sesuatu yang biasa terjadi di tengah tingginya tingkat kekerasan terkait narkoba di Meksiko. Operasi militer dalam menghadapi grup kriminal terkait narkoba di Meksiko berjalan tidak efektif sejak dilancarkan pada 2006.
Lebih dari 200 ribu orang tewas sejak 2006 hingga saat ini, dan angka korban hilang diestimasi mencapai 40 ribu. Akurasi data tersebut masih dipertanyakan hingga kini karena beberapa pemerintahan di Brasil enggan mengakui tingkat keparahan masalah narkoba.
Baca juga: Peringati 80 Tahun PD II, Jerman Minta Maaf kepada Polandia
Andres Manuel Lopez Obrador menang dalam pemilihan umum presiden tahun lalu, dan berjanji akan menghadirkan data akurat mengenai korban kejahatan narkoba di Meksiko. Ia juga berjanji akan mengembangkan infrastruktur untuk mencari orang hilang secara efektif.
Quintana mengatakan 522 dari 3.025 kuburan ditemukan sejak pemerintahan baru Brasil mulai bekerja pada Desember tahun lalu.
Data mengenai ribuan kuburan ini dirilis bertepatan dengan Hari Internasional Korban Penghilangan Paksa di Meksiko. Istilah Penghilangan Paksa biasanya dipakai untuk merujuk pada kasus orang hilang yang dikait-kaitkan dengan pasukan pemerintah.
Namun saat ini, sebagian besar kasus orang hilang dikaitkan dengan aktivitas kriminal, bukan pemerintah.
Felix Pita Garcia, warga Meksiko yang mengaku anaknya diambil prajurit pada 2010, menyambut baik kesediaan pemerintah saat ini untuk mencari orang-orang hilang.
"Ada perubahan besar di intenal pemerintah mengenai masalah (orang hilang) ini. Tapi hati saya saat ini masih hancur," pungkas Garcia. (Medcom/OL-1)
Pemerintah Meksiko mengekstradisi 26 narapidana yang diduga memiliki peran penting dalam kartel narkoba terbesar di negara itu ke AS.
Pihak berwenang Guanajuato, Meksiko, menemukan potongan tubuh 32 korban di rumah kosong, menguak eskalasi kekerasan akibat perang antar-kartel narkoba.
WAKIL Ketua MPR RI dari Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas mendorong kolaborasi dan pengembangan potensi besar industri perfilman Indonesia dan Meksiko.
Presiden Donald Trump mengancam akan mengenakan tarif hingga 30% terhadap produk Uni Eropa dan Meksiko.
Sebanyak 10 anggota kartel narkoba Meksiko dijatuhi hukuman masing-masing 141 tahun penjara atas kasus penculikan dan pembunuhan.
PASUKAN keamanan federal Meksiko menemukan terowongan bawah tanah sepanjang sekitar 600 meter yang menghubungkan Tijuana dengan Amerika Serikat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved