Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Malaysia Mau Berpartisipasi Pembangunan Ibu Kota Baru Indonesia

Marcheilla Ariesta
26/8/2019 14:13
Malaysia Mau Berpartisipasi Pembangunan Ibu Kota Baru Indonesia
Duta Besar Malaysia untuk Indonesia Zainal Abidin Bakar.(Medcom.id/Marcheilla Ariesta.)

DUTA Besar Malaysia untuk Indonesia Zainal Abidin Bakar mengatakan pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Kalimantan merupakan keputusan tepat. Dia menawarkan bantuan dari pemerintah Malaysia untuk pemindahan ibu kota ini.

"Ide untuk memindahkan ibu kota ini sangat bagus dan posisinya strategis. Ini diperlukan untuk memberikan keseimbangan pada pembangunan Indonesia," katanya di Jakarta, Senin (26/8).

Baca juga: Sah, Kalimantan Timur jadi Ibu Kota Baru

"Ini juga langkah tepat untuk menciptakan ibu kota dengan infrastruktur terbaik, teknologi terbaik, dan akan membuat wilayah pemerintahan yang sangat kondusif. Kami (Malaysia) mendukungnya," imbuh dia.
 
Dubes Zainal mengatakan, akan sangat senang jika Pemerintah Indonesia mengundang Pemerintah Malaysia untuk berpartisipasi dalam pembangunan ibu kota baru. "Kita akan mengajak investor Malaysia, perusahaan Malaysia untuk berinvestasi pada konstruksi dari ibu kota baru ini," terangnya.
 
Dia mengatakan Malaysia sangat terbuka untuk berbagi pengalaman kepada Indonesia mengenai pemindahan ibu kota. Pasalnya, Malaysia telah berhasil memindahkan ibu kota dari Kuala Lumpur ke Putrajaya.
 
Malaysia berhasil memindahkan pusat pemerintahan dari Kuala Lumpur ke Putrajaya pada 1999. Kala itu, problematika yang dihadapi Kuala Lumpur sama seperti Jakarta, macet, banjir, dan jumlah penduduk padat.
 
Setelah berbagai pertimbangan lokasi yang dinilai layak adalah Putrajaya. Putrajaya kemudian resmi menjadi pusat administrasi pemerintahan Malaysia pada tahun 1999. Putrajaya diambil dari penggalan nama Perdana Menteri Malaysia pertama, Tunku Abdul Rahman Putra.
 
Putrajaya dipilih karena jaraknya juga tidak terlalu jauh dari Kuala Lumpur. Selain itu, populasi Putrajaya saat itu jauh dari kata padat. (Medcom/OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya