Headline
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia
MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan
ANGGOTA Komisi X DPR RI Ferdiansyah menilai, selain potensi kerja sama budaya dan pendidikan, kerja sama di bidang sains antara Indonesia dan Suriname juga perlu diperdalam, terutama sains yang mengarah kepada lingkungan alam.
Menurut Ferdi, sapaan akrab Ferdiansyah, ada sejumlah kesamaan kondisi geografis antarkedua negara, salah satunya memiliki hutan tropis.
“Siapa tahu ada temuan-temuan baru yang bisa didapatkan di Suriname. Yaitu tentang jenis-jenis tanaman, jenis-jenis biota yang mungkin tidak ada di Indonesia. Ini kan suatu penemuan yang baik kalau bisa dilakukan kerja sama dalam dunia pendidikan,” jelas Ferdi saat mengikuti Kunjungan Muhibah DPR RI ke Suriname, di Paramaribo, Selasa (20/8).
Ferdi menambahkan, potensi kerja sama kedua negara bisa ditindaklanjuti dengan diawali kerja sama bidang sejarah dan budaya, dan pendidikan.
Selain itu, menurutnya hasil kunjungan Delegasi DPR RI ke Suriname ini harus dan perlu disikapi Parlemen. Persahabatan Suriname dan Indonesia dimulai melalui sejarah dan budaya.
“Kebetulan juga dalam konteks sejarah dan budaya itu bisa lebih cepat dilakukan melalui budaya yang terkandung ataupun yang ada di Indonesia serta juga di antaranya bisa melakukan kerja sama yaitu memberikan pelatihan-pelatihan, serta sarana alat musik dari Indonesia di antaranya seperti gamelan dan lain sebagainya,'' kata Ferdi.
Untuk bidang pendidikan, politikus Partai Golkar itu meminta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Suriname Dr Lillian Ferrier untuk melaksanakan program pertukaran pemuda, pelajar, dan dosen Indonesia dan Suriname. Program tersebut dapat turut mengembangkan sains dan teknologi bagi kedua negara.
Saat pertemuan itu, Menteri Luar Negeri Suriname Yldiz Pollack-Beighle juga menginginkan adanya penerbangan langsung dari Indonesia ke Paramaribo, Suriname. Namun Wakil Ketua DPR RI Utut menyatakan harapan tersebut kemungkinan sulit diwujudkan.
“Karena memang jaraknya jauh dan pasarnya juga mungkin masih kecil. Tapi yang jelas mereka ingin yang konkret dan dalam waktu dekat kita juga sudah berkoordinasi dengan Duta Besar,” urai Utut.
Utut menambahkan dalam pertemuan juga terungkap keinginan masyarakat Suriname untuk mempelajari gamelan dan bahasa Indonesia.
''Ini kan juga harus kita deliver (wujudkan) dan juga kalau kita kembalikan kepada konsep Presiden kita, yang menginginkan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) adalah ujung tombak marketing kita di mancanegara, jadi ini saya rasa pas saja,” apresiasi Utut.
Di akhir wawancaranya, Utut menyarankan Duta Besar Indonesia untuk Suriname Julang Pujianto untuk membuat himpunan persahabatan Indonesia-Suriname.
''Jadi selain hubungan antara goverment, people to people juga berjalan rasanya itu lebih cepat,” harap politikus dari PDI-Perjuangan tersebut. (OL-09)
Kerja sama biosekuriti yang kuat tidak hanya membantu melindungi masing-masing negara, tetapi juga kesehatan, stabilitas, dan ketahanan seluruh kawasan.
Dalam konteks 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Inggris, kedua negara bersiap melangkah ke babak baru melalui penandatanganan kemitraan strategis pada September mendatang.
Sejumlah perusahaan Belanda sebelumnya telah berminat untuk berinvestasi di sektor pertanian Indonesia, meskipun sempat menghadapi beberapa kendala.
Pemerintah Indonesia terus berkomitmen memperkuat kemitraan strategis dengan Uni Eropa, khususnya di bidang ekonomi dan perdagangan.
PRESIDEN Prabowo Subianto dan Perdana Menteri Tiongkok Li Qiang jadi saksi penandatanganan 12 nota kesepahaman (MoU) strategis dalam kunjungan resmi
Kedua negara juga sepakat membentuk mekanisme konsultasi bilateral baru di bidang perlucutan senjata, non- proliferasi, dan pengendalian senjata.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved