Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
ANGGOTA Komisi X DPR RI Ferdiansyah menilai, selain potensi kerja sama budaya dan pendidikan, kerja sama di bidang sains antara Indonesia dan Suriname juga perlu diperdalam, terutama sains yang mengarah kepada lingkungan alam.
Menurut Ferdi, sapaan akrab Ferdiansyah, ada sejumlah kesamaan kondisi geografis antarkedua negara, salah satunya memiliki hutan tropis.
“Siapa tahu ada temuan-temuan baru yang bisa didapatkan di Suriname. Yaitu tentang jenis-jenis tanaman, jenis-jenis biota yang mungkin tidak ada di Indonesia. Ini kan suatu penemuan yang baik kalau bisa dilakukan kerja sama dalam dunia pendidikan,” jelas Ferdi saat mengikuti Kunjungan Muhibah DPR RI ke Suriname, di Paramaribo, Selasa (20/8).
Ferdi menambahkan, potensi kerja sama kedua negara bisa ditindaklanjuti dengan diawali kerja sama bidang sejarah dan budaya, dan pendidikan.
Selain itu, menurutnya hasil kunjungan Delegasi DPR RI ke Suriname ini harus dan perlu disikapi Parlemen. Persahabatan Suriname dan Indonesia dimulai melalui sejarah dan budaya.
“Kebetulan juga dalam konteks sejarah dan budaya itu bisa lebih cepat dilakukan melalui budaya yang terkandung ataupun yang ada di Indonesia serta juga di antaranya bisa melakukan kerja sama yaitu memberikan pelatihan-pelatihan, serta sarana alat musik dari Indonesia di antaranya seperti gamelan dan lain sebagainya,'' kata Ferdi.
Untuk bidang pendidikan, politikus Partai Golkar itu meminta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Suriname Dr Lillian Ferrier untuk melaksanakan program pertukaran pemuda, pelajar, dan dosen Indonesia dan Suriname. Program tersebut dapat turut mengembangkan sains dan teknologi bagi kedua negara.
Saat pertemuan itu, Menteri Luar Negeri Suriname Yldiz Pollack-Beighle juga menginginkan adanya penerbangan langsung dari Indonesia ke Paramaribo, Suriname. Namun Wakil Ketua DPR RI Utut menyatakan harapan tersebut kemungkinan sulit diwujudkan.
“Karena memang jaraknya jauh dan pasarnya juga mungkin masih kecil. Tapi yang jelas mereka ingin yang konkret dan dalam waktu dekat kita juga sudah berkoordinasi dengan Duta Besar,” urai Utut.
Utut menambahkan dalam pertemuan juga terungkap keinginan masyarakat Suriname untuk mempelajari gamelan dan bahasa Indonesia.
''Ini kan juga harus kita deliver (wujudkan) dan juga kalau kita kembalikan kepada konsep Presiden kita, yang menginginkan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) adalah ujung tombak marketing kita di mancanegara, jadi ini saya rasa pas saja,” apresiasi Utut.
Di akhir wawancaranya, Utut menyarankan Duta Besar Indonesia untuk Suriname Julang Pujianto untuk membuat himpunan persahabatan Indonesia-Suriname.
''Jadi selain hubungan antara goverment, people to people juga berjalan rasanya itu lebih cepat,” harap politikus dari PDI-Perjuangan tersebut. (OL-09)
Duta Besar Republik Indonesia untuk Korea Selatan (Korsel) Gandi Sulistiyanto mengungkapkan para pelaku usaha di Negeri Ginseng bersedia mendukung perkembangan persepakbolaan Indonesia.
Gema Simon dan Joshua Kennedy, mengadakan serangkaian pelatihan sepak bola dan sesi berbagi pengetahuan di Jakarta, Bogor, dan Tangerang mulai 9 hingga 11 September 2024.
Indonesia dan Malaysia perlu bekerja sama agar sama-sama menjadi negara maju, apalagi Malaysia dan Indonesia merupakan serumpun.
Menlu Retno merupakan Menlu pertama yang berkunjung ke Bangladesh di bawah pemerintahan baru PM Sheikh Hashina.
Saat ini proses pembangunan klinik tersebut sudah sampai pada tahap proses pemeriksaan dokumen pengadaan.
Komunitas Muslim RI mengatakan Riyadh telah memiliki perubahan sikap terhadap Indonesia sejak konferensi Dana Moneter Internasional-Bank Dunia (IMF-WB) di Bali Oktober lalu. Kegiatan itu dinilai memperlihatkan potensi RI dalam bidang ekonomi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved