Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Rusia Meradang dengan Uji Coba Rudal AS

Tesa Oktiana Surbakti
20/8/2019 19:23
Rusia Meradang dengan Uji Coba Rudal AS
Sergei Ryabkov(AFP/ Kirill Kudryyavtsev)

RUSIA meradang dengan uji rudal jelajah yang dilakukan Amerika Serikat. Rusia menilai hal itu bisa memicu keteganggan militer kedua negara. Namun, Rusia tidak akan merespons hal itu sebagai perlombaan senjata.

"Semua ini jelas menimbulkan kekecewaan. AS sudah mengambil jalan yang meningkatkan ketegangan militer. Namun, kami tidak akan menyerah pada provokasi. Kami tidak akan membiarkan diri kami masuk dalam perlombaan senjata mahal," ujar Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Ryabkov.

Kementerian Pertahanan AS menyatakan telah melakukan uji coba rudal jelajah, yang dikonfigurasi secara konvensional. Senjata itu bisa mencapai target, setelah penerbangan lebih dari 500 kilometer. Uji coba tersebut menjadi yang pertama sejak gugurnya pakta nuklir era Perang Dingin pada bulan ini.

Seperti diketahui, AS resmi menarik diri dari Perjanjian Pasukan Bersenjata Nuklir Jangka Menengah (INF) dengan Rusia pada 2 Agustus 2019. Washington menuding Moskow telah melanggar pakta tersebut. Namun, Rusia menepis tuduhan itu.

Uji coba rudal yang dilakukan AS seharusnya dilarang dalam perjanjian. Perjanjian INF melarang rudal darat dengan jangkauan 500-5.500 km. Tujuannya mengurangi kemampuan kedua negara untuk meluncurkan serangan nuklir dalam waktu singkat.

Baca juga: Belasan Turis Tiongkok Tewas dalam Kecelakaan Bus di Laos

Ryabkov menegaskan bahwa Rusia tidak berencana mengerahkan rudal baru jenis apapun kecuali AS melakukannya terlebih dulu.

Di sisi lain, Tiongkok menyatakan kekhawatiran atas ketegangan AS-Rusia. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Geng Shuang, menilai uji coba AS berpotensi memicu perlombaan dan konfrontasi senjata baru. Situasi yang berdampak negatif pada keamanan regional dan global.

"Kami menyarankan pihak AS untuk meninggalkan gagasan usang terkait Perang Dingin. Serta, menahan diri dalam pengembangan senjata," tukas Geng dalam konferensi pers rutin.(Channelnewsasia/OL-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Polycarpus
Berita Lainnya