Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

AS Dilanda Cuaca Panas Ekstrem

Tesa Oktiana Surbakti
21/7/2019 18:50
AS Dilanda Cuaca Panas Ekstrem
Gelombang panas di Amerika Serikat(AFP)

WARGA Amerika Serikat (AS) menghadapi cuaca panas ekstrem pada Minggu (21/7) waktu setempat. Suhu di sejumlah kota besar AS pada siang hari, diperkirakan mencapai 100 derajat Fahrenheit (38 derajat Celcius).

Gelombang panas yang melanda dataran Midwestern hingga pesisir Atlantik, menyebabkan sekitar 150 juta orang berjuang di tengah suhu ekstrem.

"Suhu udara pada hari ini dan besok, menjadi yang tertinggi dalam beberapa tahun terakhir. Harap lebih waspada," ujar Wali Kota New York, Bill de Blasio, melalui akun Twitter-nya.

Cuaca panas diperkirakan terus berlanjut sampai Minggu malam. Saat pola tekanan tinggi di lepas pantai Atlantik membawa udara subtropis yang beruap.

"Kondisi cuaca panas ekstrem akan terus berlangsung hingga Minggu ini," bunyi peringatan Badan Cuaca Nasional (NWS) terhadap wilayah Washington dan Baltimore. Otoritas berwenang memperkirakan suhu di wilayah tersebut mencapai 100 derajat Farhenheit pada hari kedua.

"Suhu udara dan kelembaban yang tinggi dapat menyebabkan stres atau sengatan panas, jika tidak dilakukan tindakan pencegahan," imbuh NWS.

Masyarakat diminta tetap terhidrasi, serta meningkatkan pengawasan terhadap orangtua dan orang sakit. Selain itu, warga AS diimbau mengurangi aktivitas di luar, dan tidak meninggalkan anak-anak di dalam mobil.

Gelombang panas telah memakan korban jiwa. Sekitar 3 orang dinyatakan meninggal, termasuk di negara bagian Maryland. Di Arkansas, mantan pemain NFL berusia 32 tahun, Mitch Petrus, meninggal akibat sengatan panas.

Peringatan suhu panas ekstrem juga dikeluarkan untuk wilayah timur Kanada. Status darurat panas juga melanda wilayah New York. Perhelatan Triatlon New York yang dijadwalkan Minggu ini, terpaksa dibatalkan untuk pertama kalinya. OZY Fest yang diadakan di Central Park, juga harus dibatalkan. Cuaca panas juga menghambat konser jazz musim panas di Galeri Nasional Taman Seni Patung, yang sangat populer.


Baca juga: Trump Sebut Sedotan Plastik bukan Masalah Besar


Otoritas New York membuka 500 pusat pendingin untuk warga sekitar. Para tahanan di kompleks penjara Rikers Island, merasa tersiksa karena ketiadaan pendingin udara. Apalagi, sebelumnya petugas mematikan kipas sebagai hukuman, yang menyebabkan kondisi mematikan.

Kelompok bantuan hukum, Brooklyn Defender Services, menyatakan sejumlah tahanan tidak mempunyai pakaian musim panas. Mereka hanya memiliki pakaian dalam panjang yang dipasok kelompok tersebut pada musim dingin lalu.

Pejabat tinggi dari Departemen Pemasyarakatan New York sudah meninjau fasilitas tahanan, untuk melihat dampak gelompang panas.

"Kami berusaha melindungi kesehatan dan keselamatan semua orang di dalam fasilitas tahanan," bunyi cuitan de Blasio.

Dalam pernyataan resmi, pihak departemen telah mendistribusikan pakaian musim panas. Berikut, mengoperasikan klini sepanjang waktu sebagai antisipasi gejala penyakit cuaca ekstrem. Para tahanan yang berada di unit tanpa pendingin udara, diberikan fasilitas kipas, es dan pancuran air dingin.

Sejauh ini, jaringan listrik kota menangani banyak permintaan tambahan daya, setelah pemadaman skala besar beberapa waktu lalu. Puluhan ribu warga Manhattan sempat dilanda kegelapan.

Badan cuaca setempat menyatakan suhu udara di Philadelphia bisa mencapai 100 derajat Farhenheit pada Minggu ini.

Sementara itu, pejabat kota Boston menggratiskan biaya masuk kolam renang umum, di tengah cuaca yang semakin memburuk. Data iklim menunjukkan Juni menjadi periode terpanas dalam rekor global. Gelombang panas di kawasan Eropa bahkan memecahkan rekor nasional. (AFP/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya