Headline

Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.

Fokus

Isu parkir berkaitan dengan lalu lintas dan ketertiban kota.

Partai Erdogan Kalah di Istanbul

Denny Parsaulian Sinaga
25/6/2019 06:30
Partai Erdogan Kalah di Istanbul
Kandidat wali kota Istanbul dari partai oposisi Partai Rakyat Republik (CHP) Ekrem Imamoglu melambaikan tangan ke ribuan pendukungnya.(Onur GUNAL / Republican People's Party (CHP) Press Service / AFP)

KUBU oposisi Turki, kemarin, keluar sebagai pemenang dalam pemilihan ulang wali kota Istanbul. Ini juga merupakan pukulan telak bagi kubu Presiden Recep Tayyip Erdogan.

Ekrem Imamoglu, 49, seorang politikus oposisi yang sebelumnya tidak terlalu terkenal, berhasil menang dengan selisih 800 ribu suara, naik dari selisih 13 ribu suara pada pemilihan pertama pada Maret, yang kemudian dibatalkan secara kontroversial dengan alasan terjadi kecurangan.

Ini merupakan kesempatan langka bagi oposisi untuk bergembira setelah Istanbul dikuasai kubu konservatif dalam 25 tahun terakhir. Kubu Erdogan sendiri telah me­nguasai Turki sejak 2003.

Di kawasan Besiktas yang didominasi kelompok sayap kiri, ribuan warga berpesta hingga malam hari. Mereka berkumpul di jalanan dan melambai-lambaikan bendera Turki.

“Pemilihan ini seharusnya tidak boleh diulang. Akan tetapi, karena hasilnya lebih bagus, berarti ini kemenangan untuk Istanbul,” kata seorang warga, Servan Soydan, 45.

Namun, media Turki, yang hampir semuanya dikuasai kubu pemerintah, tidak terlalu antusias. ‘Istanbul sudah memilih,’ tulis berita utama di harian Yeni Safak.

Harian Sabah yang sangat pro-pemerintah juga tidak terlalu membesar-besarkan kesuksesan Imamoglu. Sabah memilih tema lebih positif dengan judul berita Demokrasi Menang.

Simpati warga

Sejumlah analis menyebut keputusan pemerintah untuk melakukan pemilihan ulang di Istanbul sebagai kesalahan besar karena menyebabkan Imamoglu mendapat simpati warga.

“Bangsa Turki selalu membela dan mendukung orang yang ter­aniaya,” kata seorang warga Istanbul, Naziye Durmus.

Mantan Duta Besar Uni Eropa untuk Turki, Marc Pierini, menulis di Twitter bahwa ‘kemenangan besar Imamoglu merupakan sebuah pelajaran dalam demokrasi: warga ingin hak mereka dihormati’.

Melawan mantan Perdana Menteri Binali Yildirim, Imamoglu berhasil menguasai 54% suara. Dalam kampanye akbar di wilayah kekuasaannya di sebelah barat Istanbul, Imamoglu menyatakan kemenangan itu sebagai kemenangan warga Istanbul dan Turki secara keseluruhan.

Kemenangan Imamoglu diperkirakan juga akibat dukungan dari warga keturunan Kurdi yang mencapai jutaan orang di Istanbul.

Erdogan sendiri telah mengakui kekalahan partainya. Melalui Twitter, dia menulis, ‘Saya ucapkan selamat untuk Ekrem Imamoglu yang memenangi pemilihan berdasarkan perolehan sementara’.

Di sisi lain, Erdogan masih mampu mempersulit kekuasaan Imamoglu di Istanbul nantinya, terutama karena AKP menguasai mayoritas kursi di dewan kota.

Partai AKP pimpinan Erdogan hingga kini masih populer di Turki. Namun, belakangan mulai terguncang perekonomian Turki yang melambat dan naiknya harga-harga. Partai itu juga kehilangan kursi wali kota di Ibu Kota Ankara dalam pemilihan Maret.

Menurut pengamat politik Berk Essent dari Bilkent University di Ankara, Erdogan kini juga harus menghadapi masalah internal dalam partainya. Terutama karena munculnya kabar sejumlah politikus AKP berniat mendirikan partai baru.

Perhatian kini tertuju kepada partai sayap kanan MHP yang dibutuhkan AKP untuk mempertahankan suara mayoritas di parlemen.

Perpecahan antara AKP dan MHP bisa memunculkan pemilu baru di Turki. Namun, hal ini akan sangat tidak populer di negara yang sudah menjalankan pemilu delapan kali dalam lima tahun terakhir itu. (AFP/X-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya