OTORITAS Sri Lanka kembali memblokir beberapa layanan jejaring sosial dan aplikasi pengiriman pesan, termasuk Facebook dan Whatsapp. Larangan sementara itu menyusul serangan terhadap masjid dan usaha milik umat muslim dalam kerusuhan terparah, sejak teror bom Paskah oleh kelompok militan Islam dan yang terbaru serangan terhadap masjid, Minggu (12/5).
Puluhan orang melemparkan batu ke arah sejumlah masjid dan pertokoan milik kaum muslim. Seorang pria diserang di Kota Chilaw yang mayoritas penduduknya beragama Kristen. Perselisihan itu dipicu unggahan dalam media sosial Facebook.
Otoritas berwenang menyatakan telah menahan pengguna akun Facebook bernama Abdul Hameed Mohamed Hashmar, yang menulis komentar, 'Suatu hari kamu akan menangis.' Kalimat tersebut ditafsirkan sebagai ancaman kekerasan.
Selanjutnya, pada Minggu dan Senin waktu setempat, pihak berwenang menangkap sekelompok pria di distrik Kurunegala. Kelompok tersebut diduga menyerang tempat usaha milik umat muslim. Juru bicara militer, Sumith Atapattu, mengungkapkan warga di sebagian besar distrik Buddhis, menuntut pembebasan pria yang belum lama ditangkap.
"Untuk mengendalikan situasi, jam malam polisi diberlakukan sepanjang malam," ucap Atapattu.
Beberapa masjid dan rumah milik kaum muslim dirusak dalam sebuah serangan. Dewan Muslim Sri Lanka menekankan dampak kerusakan belum diketahui jelas. Selain itu, jumlah pelaku yang ditangkap belum bisa dipastikan.
Gejolak itu merupakan kekerasan terburuk dalam tiga pekan terakhir. Sejak serangan bom ekstremis Sri Lanka yang meledakkan empat hotel dan tiga gereja. Lebih dari 250 tewas akibat serangan mematikan.
Teror belum usai, sejumlah kelompok muslim menerima banyak pengaduan dari umat yang merasa dilecehkan. Komunitas lain mengaku pesimistis terhadap kinerja pemerintah yang belum menangkap semua potensi militan. Apalagi, sebelumnya otoritas berwenang gagal menindaklanjuti peringatan serangan ekstremis.
Sri Lanka sempat memberlakukan larangan sementara terhadap media sosial, sebagai upaya pencegahan informasi dan rumor yang salah. "Dengan jejaring sosial kembali diblokir, itu sebagai langkah sementara untuk menjaga perdamaian di negeri ini," jelas Direktur Jenderal Departemen Informasi Pemerintah, Nalaka Kaluwewa.
Melalui akun Twitter, operator telepon seluler terkemuka Sri Lanka, Dialog, menyatakan telah menerima instruksi untuk memblokir aplikasi Viber, IMO, Snapchat, Instagram, dan Youtube, hingga pemberitahuan lebih lanjut.(Channelnewsasia/Tes/I-1)