Headline

Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.

Fokus

Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.

Tiongkok Tenang Hadapi Ancaman Tarif AS

Tesa Oktiana Surbakti
08/5/2019 12:20
Tiongkok Tenang Hadapi Ancaman Tarif AS
Wakil Perdana Menteri (PM) Tiongkok Liu He(AFP/Nicolas ASFOURI )

TIONGKOK berusaha tenang menghadapi ancaman tarif yang lebih tinggi dari Amerika Serikat (AS). Negeri Tirai Bambu disebut memiliki kepercayaan tinggi untuk menjalani pembicaraan perdagangan dengan mitranya.

Menanggapi ancaman Presiden AS Donald Trump terkait penaikan tarif atas komoditas Tiongkok senilai US$200 miliar pekan ini, pemerintah Tiongkok mengaku lebih tenang karena sudah pernah menghadapi ancaman serupa sebelumnya. Hal itu dilaporkan surat kabar People's Daily.

"Tiongkok mempunyai keyakinan penuh dalam menghadapi berbagai kesulitan dan tantangan, yang mungkin terjadi di tengah negosiasi perdagangan Tiongkok-AS. Itu sebabnya Tiongkok selalu bisa mempertahankan ketenangannya," bunyi komentar dalam laporan harian resmi Partai Komunis.

Laporan itu diterbitkan dengan nama pena Zhong Sheng yang artinya Suara Tiongkok. Seringkali digunakan untuk memberikan pandangan surat kabar mengenai masalah kebijakan luar negeri. Dalam ulasan terpisah, kantor berita Xinhua menyebut pendekatan AS sangat disesalkan. Konsultasi merupakan cara yang tepat untuk menyelesaikan sengketa dagang bilateral.

"Menyoroti perang dagang Tiongkok-AS, pemerintah Tiongkok sebenarnya enggan berperang. Akan tetapi, tidak takut berperang jika diperlukan," isi laporan Xinhua.

Baca juga: Trump Ancam Tiongkok, Rupiah Melemah

Wakil Perdana Menteri (PM) Tiongkok Liu He akan mengunjungi Washington dengan agenda melanjutkan pembicaraan perdagangan pekan ini. Pemerintah Tiongkokberupaya mengamankan kesepakatan untuk menghindari kenaikan tarif lebih tinggi sebagaimana ancaman Trump.

Di sisi lain, pejabat pemerintahan AS menuding Tiongkok telah mengingkari komitmen yang dibuat selama berbulan-bulan negosiasi. Padahal, perundingan yang berjalan memiliki tujuan mengakhiri konflik dagang.

Beijing berulang kali menekankan segera melakukan perubahan dengan memperluas akses pasar seturut waktunya. Namun, respons tersebut tidak mampu meredam perselisihan perdagangan.(Channelnewsasia/OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik