Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
VENEZUELA akan memenuhi komitmen pengiriman suplai minyak ke Kuba. Sebuah langkah berani di tengah pemberlakuan sanksi dari Amerika Serikat (AS) yang menyasar kegiatan ekspor minyak negara Amerika Latin itu.
Hal itu diungkapkan Menteri Luar Negeri Venezuela Jorge Arreaza. Sebelumnya, AS menjatuhkan sanksi terhadap 34 kapal yang dioperasikan perusahaan minyak milik pemerintah Venezuela, Petroleos de Venezuela, berikut dua perusahaan yang mengirim pasokan minyak ke Kuba.
Sanksi AS bertujuan memadamkan aktivitas ekspor minyak Venezuela yang selama ini menopang perekonomian domestik.
Venezuela sudah lama menjadi pemasok minyak mentah bersubsidi ke Kuba. Adapun Washington memandang pengaturan itu sebagai skema "minyak untuk penindasan", dengan Kuba membantu Presiden Venezuela, Nicolas Maduro, untuk mengatasi krisis ekonomi.
Baca juga: Puluhan Ribu Warga Venezuela Turun ke Jalan, Tuntut Maduro Mundur
Kuba juga disinyalir terlibat dalam upaya mempertahankan kekuasaan Maduro terhadap oposisi, dengan imbalan bahan bakar.
Arreaza enggan mengungkapkan strategi yang dimiliki pemerintah Venezuela. Yang jelas, lanjut dia, sanksi AS tidak akan menghentikan pengiriman minyak ke negara-negara sekutu.
"Ketika kekuatan kapitalisme konvensional menyerang, Anda harus tahu bagaimana merespons dengan cara-cara nonkonvensional. Tentunya tetap menghormati hukum internasional," tegas Arreaza.
Sanksi AS terhadap Venezuela yang semakin meluas, merupakan bagian dari upaya menggulingkan kepemimpinan Maduro. AS bersama sebagian besar negara-negara Barat, mengakui Juan Guaido, pemimpin Majelis Nasional, sebagai presiden sah Venezuela.
Guaido mendeklarasikan diri sebagai presiden interim pada Januari lalu. Sebab, kemenangan Maduro dalam pemilihan umum (pemilu) Mei 2018 diwarnai kecurangan.
Bulan lalu, oposisi mendesak penghentian ekspor minyak ke kuba. Namun, perusahaan minyak negara yang dikendalikan perwira militer pro-Maduro, terus melanjutkan ekspor.
Aktivitas ekspor bahan bakar ke Kuba terakhir dilakukan pada 4 April lalu, dari pelabuhan Jose. Pada medio Maret, dua tanker pengangkut minyak mentah dan dua tanker pengangkut produk olahan diketahui bergerak menuju Kuba.
Satu-satunya kapal tanker yang mendapat persetujuan pada Jumat lalu, Despina Andrianna, saat ini telah kembali ke Pelabuhan Jose.
Sebelumnya, kapal tersebut menurunkan minyak mentah di kilang Cienfuegos, Kuba. Sementara itu, tiga kapal lain masih menunggu di Venezuela untuk mendapatkan izin. Sejumlah kapal tersebut memuat pasokan minyak dengan tujuan Kuba. (Channelnewsasia/OL-2)
Hakim federal di Texas menyatakan Donald Trump menyalahgunakan Undang-Undang Musuh Asing untuk mendeportasi migran Venezuela yang diduga terkait geng.
Mahkamah Agung Amerika Serikat izinkan pemerintahan Donald Trump mencabut perlindungan deportasi bagi warga Venezuela.
Mahkamah Agung Amerika Serikat memerintahkan penghentian sementara deportasi sekelompok warga Venezuela yang dituduh sebagai anggota geng oleh pemerintahan Trump.
Presiden Amerika Serikat AS Donald Trump pada Senin (24/3) menandatangani perintah eksekutif yang memberlakukan tarif terhadap negara-negara pengimpor minyak Venezuela.
Pemerintahan Trump akan mencabut status hukum lebih dari 500.000 migran dari Kuba, Haiti, Nikaragua, dan Venezuela yang dilindungi program pembebasan bersyarat era Biden.
Presiden Venezuela, Nicolás Maduro, mengecam deportasi lebih dari 200 migran Venezuela ke penjara mega di El Salvador, menyebutnya sebagai "penculikan."
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved