Headline

Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.

Fokus

Kehadiran PLTMG Luwuk mampu menghemat ratusan miliar rupiah dari pengurangan pembelian BBM.

Ayah dan Anak Korban Christchurch Dimakamkan

Willy Haryono
20/3/2019 09:06
Ayah dan Anak Korban Christchurch Dimakamkan
Zaid menghadiri pemakaman dengan menggunakan kursi roda.(AFP/ANTHONY WALLACE/medcom)

SEORANG pengungsi asal Suriah dan anaknya dikebumikan dalam pemakaman perdana korban penembakan di Christchurch, Selandia Baru, Rabu (20/3). Keduanya tewas ditembak dalam aksi teror di dua masjid di Christchurch, Jumat (15/3).

Ratusan orang menghadiri pemakaman perdana ini. Sebagian besar dari mereka adalah Muslim, yang saling berpelukan dan menyemangati di area pemakaman di Christchurch dekat Masjid Lindwood.

Masjid Linwood adalah satu dari dua masjid yang menjadi sasaran penembakan Brenton Tarrant, pria 28 tahun asal Australia. Satu masjid lainnya adalah Masjid Al-Noor.

Dalam prosesi pemakaman perdana ini, ratusan orang berdoa untuk Khaled Mustafa dan anaknya yang berusia 15 tahun, Hamza. Nama keduanya disebutkan dengan pengeras suara di area pemakaman.

Baca juga: Ratusan Orang Hadir di Pemakaman Korban Penembakan Christchurch

Keluarga Mustafa datang ke Selandia Baru sebagai pengungsi pada tahun lalu. Mereka semua meninggalkan Suriah yang dilanda konflik berkepanjangan sejak 2011.

Khaled dan Hamza ditembak mati saat sedang menunaikan ibadah salat Jumat di Masjid Al-Noor, masjid pertama yang diserang Tarrant.

Adik Hamza, Zaid, juga terkena tembakan namun berhasil selamat. Zaid menghadiri pemakaman dengan menggunakan kursi roda.

Salah satu yang hadir dalam pemakaman adalah Abdul Aziz, seorang pengungsi asal Afghanistan.

Saat kejadian, Jumat (15/3), Abdul berani berhadapan langsung dengan pelaku, Brenton Tarrant. Ia bahkan sempat mengejar Tarrant hingga akhirnya pria asal Australia itu pergi meninggalkan lokasi dengan menggunakan sebuah mobil.

Dikenal karena keberaniannya saat itu, Abdul dipeluk banyak orang di sesi pemakaman pagi ini.

Sejumlah keluarga korban mengeluhkan lambannya identifikasi jenazah. Dalam Islam, sudah merupakan keharusan bahwa jenazah harus dimakamkan sesegera mungkin.

Dari 50 korban tewas, baru enam yang sudah dikembalikan ke keluarga masing-masing. Otoritas Selandia Baru mengaku melakukan yang terbaik untuk segera menyelesaikan proses autopsi dan identifikasi.

Komisioner Kepolisian Selandia Baru Mike Bush mengatakan proses penyerahan jenazah memang relatif lamban karena pihaknya harus memastikan 100% identitas tiap-tiap korban. (Medcom/OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya