Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
SEDIKITNYA 31 orang tewas dan puluhan lainnya hilang setelah Topan Idai melanda bagian timur Zimbabwe, tetangga Mozambik dan Malawi.
Topan Idai telah memengaruhi lebih dari 1,5 juta orang di tiga negara Afrika selatan. Demikian menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa dan pejabat pemerintah.
Rumah, sekolah, bisnis, rumah sakit, dan kantor polisi hancur. Jalan telah tersapu banjir dan ribuan orang terdampar.
Kementerian Informasi Zimbabwe mengatakan pada Sabtu (16/3) waktu setempat bahwa korban tewas sebagian besar ada di Chimanimani Timur. Sementara setidaknya 40 orang lainnya terluka.
Ia menambahkan bahwa tentara nasional Zimbabwe telah memimpin upaya penyelamatan untuk menerbangkan siswa dari sekolah yang rusak yang terjebak oleh badai.
Sekelompok orang, yang meninggalkan rumah mereka, menuju puncak gunung yang menunggu untuk diselamatkan. Namun angin kencang menghambat penerbangan helikopter.
Joshua Sacco, seorang anggota parlemen di Distrik Chimanimani, mengatakan sedikitnya 25 rumah tersapu badai setelah tanah longsor di Kota Ngangu.
"Ada orang di dalam (rumah itu)," katanya kepada Kantor Berita AFP. "Informasi yang kami miliki sejauh ini ada lebih dari 100 orang hilang."
Dalam sebuah unggahan Twitter, Jacob Mafume, juru bicara partai oposisi utama Gerakan untuk Perubahan Demokrasi Zimbabwe memperingatkan bahwa ada krisis kemanusiaan yang serius yang terjadi di distrik-distrik di Zimbabwe timur.
Baca juga: Seorang WNI Tewas akibat Penembakan
Di Mozambik, Idai mendarat pada Kamis. Di sini sedikitnya 19 orang tewas dan sekitar 70 lainnya luka parah.
Badai menerpa dengan hembusan angin berkecepatan sekitar 160 kilometer per jam. Badai ini menimbulkan gelombang laut setinggi sembilan meter.
Luis Fonseca, seorang jurnalis di Lusa News Agency, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa topan itu diperkirakan akan hilang pada Sabtu (16/3) di Mozambik.
"Masalahnya sekarang adalah bahwa sungai-sungai itu kemungkinan akan membanjiri semua daerah di sekitar, dan ini akan menyebabkan lebih banyak kerusakan," kata Fonseca. "Sekarang mereka berisiko kehilangan panen dan kerawanan pangan adalah risiko besar berikutnya di seluruh wilayah ini."
Pejabat lokal di Mozambik mengatakan bahwa hujan lebat awal pekan ini telah merenggut 66 nyawa lain dan melukai banyak orang dan memaksa 17.000 orang mengungsi.
Ketika topan menghantam Mozambik, pemerintah terpaksa menutup bandara internasional di kota pelabuhan Beira. Hal ini setelah menara pengawas lalu lintas udara, sistem navigasi, dan landasan pacu rusak oleh badai.
Seorang pejabat di Institut Nasional Penanggulangan Bencana (NIDM) Mozambik mengatakan kepada AFP, Jumat bahwa akan ada kekacauan ekstrem.
"Beberapa lampu landasan rusak, sistem navigasi rusak, antena menara kendali dan menara kendali itu sendiri semuanya rusak. Landasan pacu penuh dengan rintangan dan pesawat yang diparkir rusak."
Badai itu juga membawa hujan lebat di negara tetangga Malawi minggu ini dan memengaruhi hampir satu juta orang dan merenggut 56 nyawa.
Militer Afrika Selatan telah mengirim pesawat dan 10 tenaga medis untuk membantu di Mozambik dan Malawi, katanya dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (17/3). (OL-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved