Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Donald Trump Tiba di Vietnam

Marcheilla Ariesta
27/2/2019 06:22
Donald Trump Tiba di Vietnam
(AFP/KHAM/various sources)

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump tiba di Hanoi, Vietnam. Pria 70 tahun tersebut tiba menggunakan Pesawat Air Force One yang mendarat di Hanoi International Airport.

"Baru tiba di Vietnam," cicit Trump dalam akun Twitter pribadinya, Selasa (26/2).

"Terima kasih kepada Anda semua atas sambutan yang hebat di Hanoi. Kerumunan yang luar biasa dan banyak cinta!" imbuhnya.

Laman AFP melaporkan Trump menginap di Hotel JW Marriott. Pengusaha Vietnam Le Dinh Hung berdiri di luar hotel dengan lukisan besar sang presiden.

"Saya memiliki mimpi bertemu dengannya suatu hari nanti. Seperti yang selalu dikatakan Trump, saya harus memiliki mimpi yang lebih besar lagi," tuturnya.

Trump ke Vietnam untuk melakukan pertemuan kedua dengan pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un. Keduanya diduga akan kembali membahas denuklirisasi dan penyetopan sanksi untuk Pyongyang.

Baca juga: Pemimpin Korut Kim Jong Un Tiba di Vietnam

Kim tiba di Vietnam pada Selasa (26/2) siang. Begitu tiba, dia disambut massa yang melambaikan bendera Korut dan Vietnam.

Kerumunan warga terus melambaikan tangan serta bendera ke arah iring-iringan Kim, termasuk saat orang nomor satu Korut itu melewati Hanoi Opera House. Tidak jauh dari situ, Kim tiba di Hotel Melia, tempatnya menginap sepanjang pekan ini.

Pertemuan kedua pemimpin negara tersebut akan berlangsung pada 27 dan 28 Februari mendatang. Kim dan Trump dijadwalkan makan malam bersama pada Rabu (27/2).

Jika Trump tiba dengan pesawat kepresidenan, Kim menggunakan kereta yang bertolak dari Pyongyang dua hari lalu.

KTT pertama Kim dan Trump berlangsung di Singapura pada Juni tahun lalu. Namun, KTT pertama tersebut hanya menghasilkan kesepakatan semu soal denuklirisasi, tanpa memaparkan detail apapun.

Sejumlah analis menilai KTT kedua ini mungkin akan menghasilkan keputusan yang lebih konkret mengenai denuklirisasi. (Medcom/OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya