Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

RS Fatmawati Kembangkan Endometriosis Center

Administrator
14/2/2017 10:29
RS Fatmawati Kembangkan Endometriosis Center
RS Fatmawati Kembangkan Endometriosis Center(Dr M Luky Satria SpOG--MI/Adam Dwi)

NYERI saat menstruasi sering dianggap sebagai hal yang biasa. Namun, patut diwaspadai itu merupakan gejala penyakit endometriosis, yakni kelainan jaringan dinding lapisan dalam rahim (endometrium).

Dr M Luky Satria SpOG dari Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati menjelaskan, ketika menstruasi ­dinding rahim atau endomet-rium akan luruh dan keluar dari tubuh dalam bentuk darah. Endometriosis terjadi ketika jaringan endometrium tumbuh di luar rahim.

Karena tumbuh di luar rahim, ujarnya, jaringan tersebut akan mengakibatkan peradangan dan pelengketan dengan jaringan sekitar.

“Jaringan tersebut dapat ditemukan dalam bentuk kista jika tumbuh di ovarium, bercak-bercak di lapisan dinding perut, dan susukan dalam (deep infiltrating) di organ dalam perut,” ujarnya beberapa waktu lalu.

Ia menyebutkan endometriosis sering ditemukan pada organ-organ dalam rongga panggul (pelvis), seperti indung telur (ovarium) dan lapisan yang melapisi rongga abdomen (peritoneum). Endometriosis juga bisa terjadi di usus, bahkan paru-paru.

Kelainan itu umumnya dialami perempuan usia produktif yakni sejak awal menstruasi hingga menopause. Adapun penyebab tumbuhnya endomentriosis di luar rahim belum diketahui secara pasti.

Menurut Luky, ada beberapa faktor risiko yang dianggap dapat memicu endometriosis. Di antaranya faktor keturunan, adaptasi sel sesuai lingkungan organnya, dan paparan lingkungan seperti polusi. “Satu dari sepuluh perempuan berpotensi terkena endometriosis,” imbuhnya.

Ia menjelaskan gejala endometriosis umumnya nyeri saat menstruasi, nyeri pada saat berhubungan, dan sulit hamil. Oleh karena itu, ia mengimbau untuk tidak meremehkan nyeri pada saat haid, terlebih jika rasa sakitnya tidak biasa.

“Sebaiknya segera meme-riksakan diri ke dokter sehingga bisa dilakukan diagnosis lanjutan. Dokter akan mewawancara pasien, dan untuk mengetahui keberadaan endometriosis dilakukan pemeriksaan medis seperti ultra sonografi (USG), MRI,” terangnya.

Luky mengatakan kasus endometriosis di RSUP Fatmawati mengalami kenaikan. Pada 2106 total kunjungan ke poli endometriosis 3.000 orang. Oleh karena itu, RS tersebut mempunyai program inovasi, yakni Endometriosis Center, yang melibatkan tim dari multidisiplin di bidang medis, mulai kebidanan, bedah urologi, ahli gizi, anestesi, rehabilitasi medik, hingga patologi.

“Dengan adanya Endometriosis Center, diharapkan penanganannya lebih efisien dan komprehensif,” tukas Ke­tua Tim Endometriosis RSUP Fatmawati itu. (Ind/H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ricky
Berita Lainnya