Headline

KPK akan telusuri pemerasan di Kemenaker sejak 2019.

Trending: 4 Mitos dan Fakta seputar DBD yang Wajib Diketahui

Inqilaf Nur Aprilla
25/8/2025 21:21
Trending: 4 Mitos dan Fakta seputar DBD yang Wajib Diketahui
Fakta dan Mitos DBD(Freepik)

Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi salah satu penyakit berbahaya di Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.

Sayangnya, banyak mitos seputar DBD yang beredar di masyarakat dan menyesatkan. Jika terus dipercaya, informasi keliru ini bisa memperburuk kondisi pasien sekaligus menghambat proses penyembuhan.

Mitos vs Fakta DBD

Mengenali perbedaan antara mitos dan fakta tentang DBD sangat penting untuk pencegahan dan penanganan yang tepat. Berikut 4 mitos populer tentang DBD beserta faktanya, dikutip dari Halodoc.

1. Mitos: Gejala DBD Sama dengan Flu

Banyak orang menganggap DBD sama dengan flu biasa. Faktanya, gejala DBD lebih serius dan bervariasi.

Pada tahap awal, penderita bisa memang mirip flu.

Jika diabaikan, DBD dapat menyebabkan perdarahan, kebocoran plasma, kerusakan organ, hingga kematian.

👉 Fakta: DBD adalah penyebab utama rawat inap dan kematian, terutama pada anak-anak. Membedakan gejala DBD dan flu sangat penting agar segera mendapat penanganan medis.

2. Mitos: Manusia Langsung Menularkan DBD ke Sesama

Banyak yang percaya DBD bisa menular antar manusia.

👉 Fakta: Penularan hanya terjadi melalui gigitan nyamuk betina Aedes aegypti yang sebelumnya sudah menggigit orang terinfeksi. Jadi, kontak langsung antar manusia tidak menularkan DBD.

3. Mitos: DBD Hanya Terjadi Sekali Seumur Hidup

Ada anggapan seseorang yang pernah sembuh dari DBD tidak akan terinfeksi lagi.

👉 Fakta: Terdapat 4 serotipe virus dengue (DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4). Setelah sembuh dari satu serotipe, tubuh hanya kebal terhadap tipe tersebut. Artinya, seseorang bisa terkena DBD hingga empat kali dalam hidupnya.

4. Mitos: Demam Turun Berarti Sembuh

Turunnya demam sering disalahartikan sebagai tanda kesembuhan.

👉 Fakta: Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), fase kritis justru muncul ketika suhu tubuh mulai turun (hari ke-4 sampai ke-10 setelah digigit nyamuk). Pada fase ini, pasien berisiko mengalami:

  • penurunan tekanan darah,
  • gangguan sirkulasi,
  • hingga perdarahan.

Oleh karena itu, pasien tetap perlu pemantauan medis meskipun demam sudah turun.

Cara Efektif Mencegah DBD

Pencegahan tetap menjadi langkah paling ampuh menghadapi DBD, terutama saat musim hujan. Beberapa langkah yang bisa dilakukan antara lain:

  1. Menguras dan menutup tempat penampungan air,
  2. Menggunakan kelambu atau obat anti nyamuk,
  3. Segera memeriksakan diri ke dokter jika muncul gejala seperti demam tinggi, nyeri sendi, atau bintik merah di kulit.

Kesimpulan

Dengan mengenali mitos dan fakta seputar DBD, masyarakat bisa lebih bijak dalam mengambil langkah pencegahan dan pengobatan. Jangan sampai percaya mitos yang bisa berakibat fatal, segera konsultasikan dengan tenaga medis bila mengalami gejala mencurigakan. (Z-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana
Berita Lainnya