Headline
Pemerintah belum memastikan reshuffle Noel.
UNIVERSITAS Gadjah Mada merespon penerbitan buku Jokowi's White Paper oleh Roy Suryo dan kawan-kawan dengan podcast bersama Rektor UGM, Ova Emilia, yang tayang YouTube, Jumat (22/8).
Selain Rektor UGM, Podcast berjudul #UGMMENJAWAB IJAZAH JOKO WIDODO juga menghadirkan pembicara. Wakil Rektor UGM, Wening Udasmoro, serta Dekan Fakultas Kehutanan UGM, Sigit Sunarta. Podcast tersebut dapandu oleh Juru Bicara UGM, Made Andi Arsana.
Ova Emilia menegaskan, UGM memiliki data lengkap terkait status akademik Jokowi dalam menempuh pendidikannya di UGM, dari awal hingga akhir.
"Semua data (akademik Jokowi selama kuliah di UGM) kita sudah miliki," terang Ova.
Dokumen tersebut juga sudah rapi dikumpulkan dan sekarang ini memang sudah ada di tangan kepolisian. Dokumen-dokumen tersebut berada di kepolisian karena mengikuti proses hukum yang sedang berlangsung.
UGM, lanjut Ova,selama ini tidak membuka dokumen terkait pendidikan Jokowi di UGM karena adanya aturan Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik yang harus UGM patuhi juga.
"Undang-Undang KIP ini melindungi supaya kita tidak mengobral semua dokumen yang memang bukan menjadi ranah publik," papar dia. Ijazah , lanjut Ova, juga merupakan dokumen pribadi.
Ova menegaskan, bukan ranahnya institusi untuk menunjukkan ijazah kepada publik. Jadi, begitu ijazah itu dipegang oleh orang yang berhak menerima, hanya orang itu saja yang berhak untuk menunjukkan bukti itu.
Sebelumnya, tiga alumni Universitas Gadjah Mada, Roy Suryo, Rismon Sianipar, dan Tiffauzia Tiyassuma menulis buku "Jokowi's White Paper: Kajian Digital Forensik, Telematika, dan Neuropolitika atas Keabsahan Dokumen dan Perilaku Kekuasaan".
Dalam konferensi pers peluncuran (soft launching), Tiffauzia mengatakan, kami sengaja memilih warna putih untuk menerangi harti semua orang. "Jokowi White Paper merupakan ketelanjangan terhadap hal-hal yang ditutupi. Kita ingin membuka kebenaran seputih-putihnya," ungkap dia di Yogyakarta, Senin (18/8).
Buku tersebut, kata Tiffauzia, merupakan karya ilmiah yang dibuat bertiga dan akan menjadi menjadi jejak abadi.
Tiffauzia juga mengatakan, dirinya, Rismon, dan Roy juga sedang berproses untuk melanjutkan pada buku yang kedua. “Kami sedang on going untuk riset pada buku yang kedua dan selanjutnya buku yang ketiga,” kata dia.
Rismon Sianipar menambahkan, buku tersebut memiliki 25 bab dengan sekitar 700 halaman.
Ia pun menceritakan salah satu bagian dari isi buku tersebut yang ditulisnya, yaitu terkait uji digital skripsi dan ijazah Jokowi.
"Yang saya tulis di sini, yagn pertama adalah uji lintasan stemple dengan menganalisa sebaran intensitas RGB (Red Green, Blue), ruang CMYK (Cyan Magenta Yellow Key), dan ruang warna HSV (Hue, Saturation, dan Value)," kata dia.
Di situ dibuktikan tidak ada lintasan stampel di atas foto itu di ijazah joko wisodo itu. Pemaparan itu ada di halaman 81 dalam buku tersebut.
Terkait isi dalam buku tersebut, Rismon mengatakan, adab dan etika akademik kan harus dibantah juga dengan buku. "Jadi jangan ad hominem (salah logika) dari pihak Jokowi atau yang lainnya," kata dia.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Roy Suryo. "Kalau Anda punya jawaban atas buku ini, tulis dalam buku. Jangan tulis dalam palu, jangan tulis dalam cacian makian karena kami menuliskannya dengan ilmu," ungkap dia. (H-2)
Pakar Telematika, Roy Suryo, menjalani pemeriksaan sebagai saksi oleh penyidik Polda Metro Jaya terkait kasus dugaan ijazah Jokowi, Rabu (20/8).
Seusai pemeriksaan, Roy menyampaikan pesan khusus kepada Presiden RI Prabowo Subianto agar memberi perhatian serius terhadap perkara ijazah jokowi
terlapor dalam kasus tudingan ijazah palsu Jokowi mencapai 12 orang.
Abraham Samad menjalani pemeriksaan selama 10 jam di Subdit Kamneg Ditreskrimum Polda Metro Jaya terkait dugaan ijazah palsu Jokowi
Abraham menduga pelaporan terhadap dirinya upaya untuk mengkriminalisasi. Termasuk, membungkam kebebasan berpendapat dan berekspresi yang dijamin oleh konstitusi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved