Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
PAPARAN berbagai jenis pestisida sekaligus dapat meningkatkan risiko komplikasi kehamilan dibandingkan hanya terpapar satu jenis pestisida. Temuan baru yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah ini kembali menimbulkan pertanyaan tentang keamanan penggunaan pestisida dan herbisida yang lazim terdapat dalam pangan maupun wilayah pertanian.
Penelitian ini memantau hampir 90 ibu hamil di Santa Fe, Argentina. Santa Fe diambil sebagai contoh karena daerah pertanian yang intensif menggunakan pestisida.
Hasilnya, sekitar 81% perepuan memiliki setidaknya satu jenis pestisida dalam tubuhnya, dan 64% terpapar lebih dari satu jenis pestisida. Dari kelompok yang terpapar campuran pestisida, 34% mengalami komplikasi kehamilan, termasuk hipertensi gestasional dan intrauterine growth restriction (pertumbuhan janin terhambat).
Menariknya, paparan pestisida tidak hanya terjadi di daerah pedesaan. Perempuan di perkotaan juga menunjukkan kandungan pestisida dalam tubuhnya, kemungkinan besar melalui makanan. Namun, 70% perempuan di pedesaan terpapar campuran pestisida, dibandingkan 55% di perkotaan, sehingga risiko mereka mengalami komplikasi lebih dari dua kali lipat.
Para peneliti mencatat Santa Fe menanam beragam komoditas, yang mendorong penggunaan puluhan jenis pestisida. Salah satu yang paling sering muncul pada perempuan dengan komplikasi kehamilan adalah fungisida triazole, yang banyak digunakan pada tanaman jagung, kedelai, dan gandum. Beberapa bukti sebelumnya menunjukkan triazole berpotensi menjadi racun reproduksi, namun belum mendapat pengawasan ketat, bahkan di negara maju.
“Paparan pestisida dalam bentuk campuran adalah hal yang umum, bukan pengecualian,” kata Nathan Donley, peneliti pestisida dari Center for Biological Diversity yang tidak terlibat dalam studi ini. “Sebagian campuran mungkin tidak berbahaya, tetapi ada juga yang bisa menyebabkan kerusakan serius yang belum kita ketahui.”
Penelitian ini menyoroti kelemahan regulasi pestisida di banyak negara, yang umumnya hanya menilai toksisitas satu jenis pestisida secara terpisah, padahal kenyataannya manusia sering terpapar kombinasi dari berbagai bahan kimia tersebut, baik melalui makanan non-organik maupun lingkungan tempat tinggal.
Para peneliti menekankan perlunya studi yang lebih besar dan mendalam untuk memahami dampak paparan pestisida pada populasi rentan, terutama ibu hamil. Mereka juga mendesak peninjauan ulang protokol penggunaan pestisida di sektor pertanian serta penetapan batas aman yang mempertimbangkan efek campuran.
“Untuk melindungi kesehatan masyarakat, kita harus berhenti melihat pestisida secara terpisah dan mulai menilai dampak sebenarnya dari paparan campuran zat kimia ini,” tulis tim peneliti dari National University of the Littoral, Argentina. (The Guardian/Z-2)
Hari Preeklamsia Sedunia mengingatkan pentingnya deteksi dini kondisi kehamilan berisiko tinggi ini. Ketahui gejala, penyebab, dan cara penanganannya agar ibu dan bayi selamat.
Jika mual dan muntah terjadi sangat parah dan berlangsung setelah trimester pertama kehamilan, sebaiknya mewaspadai kemungkinan terjadinya kondisi Hiperemesis Gravidarum, (HG).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved