Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Hari Preeklamsia Sedunia: Waspadai Gejala, Cegah Risiko Sejak Dini

Bagaskara Aprilianto Hartono Putra
22/5/2025 17:00
Hari Preeklamsia Sedunia: Waspadai Gejala, Cegah Risiko Sejak Dini
Hari Preeklamsia seduia(Freepik)

Hari Preeklamsia Sedunia memperingatkan kita akan pentingnya deteksi dini preeklamsia—kondisi kehamilan serius yang dapat mengancam jiwa ibu dan janin. Menurut laporan terbaru WHO yang dipublikasikan di The Lancet Global Health, preeklamsia dan perdarahan hebat menyebabkan puluhan ribu kematian ibu setiap tahunnya.

Pada tahun 2020, preeklamsia menyumbang 16% dari total 287.000 kematian ibu secara global.

Apa Itu Preeklamsia?

Preeklamsia adalah gangguan kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan kerusakan organ, terutama ginjal. Jika tidak ditangani segera, kondisi ini bisa berkembang menjadi eklamsia yang menyebabkan kejang, stroke, hingga kematian.

Penyebab dan Faktor Risiko Preeklamsia

Penyebab pasti preeklamsia belum diketahui sepenuhnya, tetapi faktor risikonya meliputi:

  1. Kehamilan pertama
  2. Riwayat keluarga preeklamsia
  3. Usia ibu hamil <20 atau >35 tahun
  4. Penyakit kronis seperti hipertensi, diabetes, penyakit ginjal
  5. Kehamilan kembar
  6. Obesitas
  7. Jarak kehamilan yang terlalu dekat

Gejala Preeklamsia yang Perlu Diwaspadai

Deteksi dini sangat krusial. Gejala preeklamsia yang umum meliputi:

  1. Tekanan darah >140/90 mmHg
  2. Pembengkakan (edema) di tangan, kaki, wajah
  3. Protein dalam urin
  4. Sakit kepala hebat
  5. Gangguan penglihatan (kabur, bintik-bintik)
  6. Nyeri perut atas
  7. Mual dan muntah berlebihan
  8. Urin yang sangat sedikit

Cara Diagnosis Preeklamsia

Diagnosis preeklamsia dilakukan dengan:

  1. Pengukuran tekanan darah rutin
  2. Tes urin untuk deteksi protein
  3. Tes darah untuk cek fungsi hati & ginjal
  4. USG untuk memantau janin dan aliran darah ke plasenta

Penanganan dan Pengobatan Preeklamsia

Penanganan tergantung tingkat keparahan:

Untuk Preeklamsia Ringan:

  • Pantau tekanan darah
  • Istirahat cukup
  • Diet rendah garam

Untuk Preeklamsia Berat:

  • Obat antihipertensi
  • Magnesium sulfat (mencegah kejang)
  • Persalinan dini (induksi atau operasi caesar)

Persalinan adalah satu-satunya solusi permanen untuk menghentikan progresi preeklamsia.

Ketimpangan Akses Jadi Tantangan Global

Di banyak negara berpenghasilan rendah, akses ke layanan antenatal dan diagnosis tepat waktu masih minim. Risiko meningkat karena kurangnya edukasi, sumber daya medis, dan alat deteksi sederhana seperti alat tes urin dan tensimeter.

Solusi yang Direkomendasikan WHO

  1. Edukasi dan pelatihan tenaga kesehatan
  2. Pemeriksaan tekanan darah rutin
  3. Pemberian aspirin dosis rendah untuk ibu hamil berisiko tinggi
  4. Penelitian mekanisme molekuler untuk pengembangan terapi baru
  5. Integrasi skrining preeklamsia dalam layanan kesehatan primer

Kesimpulan: Preeklamsia Harus Dikenali Sejak Awal

Peringatan Hari Preeklamsia Sedunia mengingatkan bahwa penyuluhan, deteksi dini, dan penanganan cepat adalah kunci menurunkan angka kematian ibu.

Dengan kolaborasi global dan sistem kesehatan yang responsif, target SDGs untuk kesehatan ibu bisa lebih cepat tercapai. (Z-10)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik