Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Fadli Zon sebut Menulis Sejarah Bagian Penting Bangun Identitas Nasional

M Iqbal Al Machmudi
06/7/2025 16:10
Fadli Zon sebut Menulis Sejarah Bagian Penting Bangun Identitas Nasional
Menteri Kebudayaan Fadli Zon melihat keris yang diberi nama Kanjeng Kyai Garuda Nuswantoro hasil tempaan Empu Zainal Fanani(ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto)

MENTERI Kebudayaan, Fadli Zon, mengharapkan agar melalui buku sejarah dapat menemukan kembali jati diri bangsa. Ia menjelaskan tentang penulisan ulang sejarah dan pembaruan dalam penulisan sejarah nasional yang menurutnya pekerjaan rumah besar Bangsa Indonesia. 

Menurutnya hingga kini, Indonesia belum secara sistematis mendokumentasikan perjalanan bangsanya setelah reformasi.

"Terakhir, Buku Sejarah Nasional Indonesia disusun pada 1970-an oleh tim di bawah pimpinan Prof. Soekanto, sementara karya Indonesia dalam Arus Sejarah yang terbit pada 2012 belum mencakup perkembangan politik dan sosial dari era BJ Habibie hingga Joko Widodo," kata Fadli Zon dalam keterangannya, Minggu (6/7).

Selain ketertinggalan pembaruan, perspektif penulisan sejarah juga masih dipengaruhi sudut pandang kolonial. 

"Kita perlu menggeser cara pandang tersebut ke arah yang lebih Indonesiasentris,” ujarnya. 

Ia mencontohkan bagaimana Belanda menyebut agresi militer mereka sebagai aksi polisionil, sementara bagi bangsa Indonesia, itu jelas merupakan bentuk penjajahan. 

Fadli Zon menjelaskan, menulis sejarah tidak hanya soal pencatatan peristiwa, tetapi juga bagian penting dari membangun identitas nasional. Dalam konteks ini, muncul seruan untuk melakukan menemukan kembali jati diri bangsa melalui narasi sejarah yang berpijak pada pengalaman dan karakter Indonesia sendiri.

"Sudah saatnya kita menulis ulang sejarah Indonesia bukan hanya sebagai catatan, tapi sebagai landasan untuk membentuk generasi yang memahami siapa dirinya dan ke mana bangsanya akan menuju," ujar politisi Partai Gerindra tersebut.

Direktur Jenderal Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi Kementerian Kebudayaan, Restu Gunawan, menyampaikan bahwa sejarah tidak sekedar hanya hafalan dan lain sebagainya. 

"Tapi kita punya ide-ide kreatif yang sebenarnya memiliki banyak peluang. Oleh karena itu, mari kita manfaatkan peluang itu sebaik mungkin," pungkasnya. (Iam/M-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya