Headline

Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.

Fokus

Kehadiran PLTMG Luwuk mampu menghemat ratusan miliar rupiah dari pengurangan pembelian BBM.

Vaksin Kanker Payudara Triple-Negatif Masuki Tahap Lanjut

Bagaskara Aprilianto Hartono Putra
25/6/2025 12:23
Vaksin Kanker Payudara Triple-Negatif Masuki Tahap Lanjut
Ilustrasi(freepik)

DALAM pencarian obat untuk kanker payudara, sebuah terobosan besar akhirnya datang. Awal bulan ini, perusahaan bioteknologi Anixa Biosciences, Inc. umumkan vaksin kanker payudara hasil kerja sama dengan Cleveland Clinic, telah selesaikan tahap pertama pengujian klinis. 

Vaksin ini akan dilanjutkan ke tahap pengembangan berikutnya. Jika semua berjalan sesuai rencana, dokter mungkin akan segera dapat menghentikan pembentukan tumor kanker.

Kanker payudara merupakan kondisi di mana sel-sel payudara yang tidak normal berkembang secara tidak terkendali dan membentuk benjolan. Apabila tidak diobati, tumor dapat menyebar ke seluruh tubuh dan mengakibatkan kematian. Sel kanker payudara berasal dari saluran susu dan/atau lobulus yang memproduksi susu di payudara.

Di tahun 2022, terdapat 2,3 juta perempuan yang terdiagnosis kanker payudara dan 670.000 kematian di seluruh dunia. Kanker payudara terjadi di seluruh dunia pada perempuan dari berbagai usia setelah pubertas, tetapi prevalensinya meningkat seiring bertambahnya usia.

“Vaksin ini dirancang untuk memobilisasi sistem kekebalan tubuh pasien untuk menemukan, mengenali, dan menghancurkan sel kanker payudara untuk pencegahan primer,” kata Amit Kumar, Ph.D, CEO Anixa Biosciences, Inc. kepada Vogue

“Jika pasien divaksinasi dan sistem kekebalan tubuh mereka dilatih untuk menghancurkan sel-sel kanker ketika kanker muncul, sistem kekebalan tubuh yang divaksinasi akan menghancurkan sel-sel tersebut sebelum tumbuh menjadi tumor.”  Imbuhnya.

Tiga Dosis Vaksin

Vaksin yang terdiri dari tiga dosis yang diberikan kepada pasien dengan interval dua minggu ini secara khusus menargetkan alfa-laktalbumin, protein susu yang dihasilkan selama periode menyusui. 

Protein ini biasanya tidak terdeteksi lagi di jaringan payudara normal setelah masa menyusui berakhir. Namun, para peneliti menemukan sekitar 70% kasus kanker payudara triple-negatif (TNBC) menunjukkan ekspresi protein tersebut.

Menurut Dr. Rima Patel, seorang ahli onkologi sekaligus asisten profesor di divisi hematologi dan onkologi medis di Mount Sinai, vaksin yang dikembangkan dirancang untuk mengajari sistem kekebalan tubuh mengenali protein ini sebagai ancaman. Dengan begitu, sistem imun dapat menyerang protein tersebut sebelum berubah menjadi sel kanker.

“Vaksin ini dirancang untuk memperingatkan sistem kekebalan tubuh untuk menyerang tumor payudara, sebelum tumor tersebut berkembang atau kambuh, dan mencegahnya tumbuh,” kata Dr. Patel

Fase Pertama

Vaksin ini sudah diteliti dalam uji klinis fase pertama yang melibatkan 35 perempuan dengan riwayat TNBC stadium awal dan berisiko tinggi untuk kekambuhan, serta pada pasien tanpa riwayat kanker namun berisiko tinggi terkena kanker payudara karena faktor genetik atau faktor lainnya. 

“Studi yang ada sampai saat ini menunjukkan bahwa vaksin ini umumnya ditoleransi dengan baik dan memicu respons imun pada mayoritas pasien.” Tambah Dr Patel.

Studi pada tikus menunjukkan bahwa vaksin ini berhasil merangsang sistem imun terhadap alfa-laktalbumin dan menghambat pertumbuhan tumor payudara pada hewan kecil ini. 

Walaupun vaksin ini menunjukkan potensi untuk manusia, Dr. Kumar menyatakan mereka perlu melakukan uji coba dengan jumlah yang lebih besar dan kelompok kontrol di fase berikutnya untuk membuktikan efektivitas dan keselamatannya. 

TNBC dianggap sebagai salah satu bentuk kanker payudara invasif yang paling agresif. Jenis kanker ini dapat menyebar ke jaringan di sekitarnya dengan sangat cepat.

Berdasarkan American Cancer Society, jenis kanker ini cenderung berkembang pesat dan memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk menyebar saat diagnosa, memengaruhi sekitar 14 dari 100.000 perempuan di AS. Kanker ini juga sangat mungkin muncul kembali meski setelah diobati, sehingga tingkat kelangsungan hidup lima tahun sekitar 77% lebih rendah dibandingkan jenis kanker payudara lainnya. 

Walaupun vaksin saat ini hanya fokus pada pencegahan dan pengobatan TNBC, vaksin ini tetap menjadi kemajuan signifikan dalam melawan salah satu jenis kanker yang paling sering terjadi pada perempuan. 

“Vaksin ini merupakan kemajuan yang menarik dan unik karena bertujuan untuk mencegah TNBC, yang bisa jadi lebih sulit diobati karena kurangnya pengobatan yang ditargetkan,” kata Dr. Patel.

“Kami sangat bersemangat, jika datanya terus bagus, vaksin ini akan mengubah dunia," tambahnya. (WHO/Vogue/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya