Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

7 Tanda Brain Rot, Kondisi Lemah Otak akibat Kecanduan Media Sosial, Berikut Cara Mencegahnya

Novianto Ryan R
22/6/2025 19:00
7 Tanda Brain Rot, Kondisi Lemah Otak akibat Kecanduan Media Sosial, Berikut Cara Mencegahnya
Berikut brain rot(freepik)

FENOMENA brain rot saat ini mendapatkan perhatian besar dalam dunia kesehatan mental, seiring dengan meningkatnya penggunaan media sosial dan konten digital yang langsung.

Istilah ini sering dipakai untuk menjelaskan penurunan kemampuan otak dalam berpikir, berkonsentrasi, dan mengingat informasi karena terlalu banyak terpapar konten singkat dan impulsif.

Berdasarkan informasi dari Alodokter, brain rot bukanlah istilah resmi dalam dunia medis, tetapi menggambarkan kondisi nyata yang dialami oleh masyarakat saat ini. 

Kebiasaan untuk menggulir media sosial tanpa henti, mengambil informasi secara cepat, serta berpindah-pindah antar aplikasi dalam waktu sekejap dapat membuat otak menjadi kurang terstimulasi untuk berpikir lebih mendalam.

Gejala Brain Rot yang Perlu Diwaspadai

Kondisi ini ditandai dengan berbagai gejala yang berdampak pada fungsi kognitif dan emosional.

Berikut 7 Tanda Brain Rot

  1. Mudah teralihkan dan sulit untuk berkonsentrasi, terutama saat melakukan tugas yang memerlukan fokus tinggi.
  2. Penurunan kemampuan berpikir kritis, karena otak terbiasa menerima informasi dengan cepat tanpa analisis yang mendalam.
  3. Sering lupa, termasuk informasi yang baru saja didapat atau aktivitas yang baru dilakukan.
  4. Cepat merasa jenuh, terlebih saat menjalani kegiatan yang membutukan ketekunan, seperti membaca atau menulis panjang.
  5. Kelelahan mental, yang ditandai dengan rasa jenuh, cemas, atau stres tanpa alasan yang jelas.
  6. Kecanduan pada ponsel, termasuk rasa khawatir jika tidak dapat mengakses media sosial.
  7. Masalah tidur, disebabkan oleh paparan cahaya layar dan aktivitas digital sebelum tidur yang mengganggu ritme tubuh.

Dampak Neurologis dari Konsumsi Media Berlebih

Penelitian dari University of California, San Francisco (UCSF) dalam Scientific Reports menunjukkan bahwa penggunaan media sosial secara berlebihan dapat mengganggu fungsi korteks prefrontal—bagian otak yang terlibat dalam pengambilan keputusan dan pengendalian impuls. 

Gangguan di area ini membuat otak kesulitan dalam menjalankan fungsi eksekutif seperti perencanaan dan pengaturan emosi.

Kelompok yang Paling Rentan Terkena

Remaja dan orang dewasa muda adalah kelompok yang paling rentan, karena mereka menggunakan media sosial dalam intensitas yang tinggi.

Penggunaan harian yang bisa mencapai 7 hingga 10 jam, terutama dengan konten singkat seperti TikTok, Instagram Reels, dan YouTube Shorts, mempercepat penyesuaian otak dengan pola pikir instan.

Jenis konten ini mendorong otak untuk terus mencari rangsangan baru secara cepat, sehingga menurunkan toleransi terhadap proses berpikir yang membutuhkan waktu dan ketekunan.

Berikut 5 Cara Mencegah Brain Rot

Untuk mengurangi risiko brain rot, beberapa langkah yang bisa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari antara lain:

  1. Batasi waktu penggunaan layar dengan memanfaatkan pengatur screen time agar lebih sadar akan durasi penggunaan gadget.
  2. Lakukan digital detox secara rutin, seperti tidak menggunakan media sosial selama beberapa jam atau satu hari penuh setiap minggunya.
  3. Biasakan membaca teks yang lebih panjang atau buku untuk melatih otak dalam mencerna informasi lebih mendalam.
  4. Tingkatkan aktivitas fisik dan sosial, seperti berolahraga, berkomunikasi langsung dengan orang lain, atau menikmati alam.
  5. Latih fokus dan ketenangan mental melalui meditasi, menulis jurnal, atau aktivitas lain yang dapat meningkatkan kesadaran penuh (mindfulness).

Meskipun tidak diakui secara medis, brain rot mencerminkan kondisi yang sangat relevan dengan pola hidup saat ini. Jika tidak ada kontrol yang baik terhadap konsumsi digital, otak bisa kehilangan kemampuannya untuk berpikir dengan tajam, sabar, dan menyeluruh. 

Upaya pencegahan perlu dilakukan sejak awal, agar kesehatan otak tetap terjaga dan fungsi kognitif tidak memburuk akibat gaya hidup yang serba instan.

Sumber: Alodokter, Montag, C. et al. (2023). Social Media Use and Executive Functions: Evidence from Neuroimaging Studies, Scientific Reports, University of California San Francisco.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Reynaldi
Berita Lainnya