Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

DPR RI Kawal Penulisan Ulang Sejarah Indonesia

Ihfa Firdausya
18/6/2025 05:34
DPR RI Kawal Penulisan Ulang Sejarah Indonesia
Wakil Ketua Komisi X DPR RI Lalu Hadrian Irfani.(ANTARA)

DPR RI menengaskan akan mengawal Kementerian Kebudayaan yang tengah melakukan penulisan ulang sejarah Indonesia. Wakil Ketua Komisi X DPR RI Lalu Hadrian menyatakan, penulisan sejarah menyangkut kepentingan kolektif bangsa, bukan hanya domain kementerian.

"Sejarah bukan milik kementerian, tapi milik rakyat. DPR mewakili rakyat dan punya tanggung jawab memastikan proses ini tidak menjadi rekayasa ingatan kolektif, melainkan rekonstruksi objektif," sebut Lalu Hadrian dalam keterangannya, Selasa (17/6).

Lalu menyoroti minimnya partisipasi publik dan komunitas akademik dalam proses penyusunan ulang sejarah yang dilakukan Kementerian Kebudayaan. "Jika masyarakat hanya boleh mengkritik setelah draf selesai, itu bukan partisipasi, itu hanyalah konsumsi pasif," ujar Lalu.

Ia juga menolak upaya pelabelan terhadap pihak-pihak yang berbeda pandangan dengan pemerintah, seperti disebut ‘radikal’ atau ‘sesat sejarah’. "Sejarah bukan dogma. Ia ruang tafsir. Negara seharusnya menjadi fasilitator yang adil, bukan produsen tunggal narasi sejarah nasional," ungkapnya.

Lalu juga mengkritisi penggunaan istilah sejarah resmi dalam proyek penulisan ulang sejarah oleh Kementerian Kebudayaan. Menurutnya, istilah sejarah resmi adalah warisan cara berpikir otoriter.

“Kita belajar dari masa lalu, ketika sejarah digunakan untuk membungkam, bukan mencerminkan keberagaman bangsa," ujarnya.

Lalu menekankan pentingnya menulis sejarah bukan untuk penguasa hari ini, tetapi untuk generasi yang akan datang. Dirinya percaya bangsa yang besar adalah bangsa yang berani berdamai dengan masa lalunya, bukan dengan menutupinya tetapi dengan menuliskannya secara jujur.

“Jika sejarah hanya ditulis untuk menyenangkan penguasa, maka ia bukan warisan bangsa, melainkan propaganda," lanjut Lalu.

Lalu pun menegaskan Komisi X DPR akan mendorong evaluasi kritis terhadap proyek penulisan ulang sejarah nasional. Tujuannya agar tetap sejalan dengan prinsip ilmiah, etika akademik, dan semangat kebangsaan yang plural. (H-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya