Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Prof Didi Sukyadi Bertekad Bawa UPI Jadi Universitas Rujukan di Asia

Naviandri
16/6/2025 08:04
Prof Didi Sukyadi Bertekad Bawa UPI Jadi Universitas Rujukan di Asia
Rektor Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Prof. Dr. Didi Sukyadi.(MI/Naviandri)

 

MAJELIS Wali Amanat (MWA) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) melalui sidang pleno khusus menetapkan Prof. Dr. Didi Sukyadi sebagai Rektor UPI periode 2025-2030 menggantikan Prof. Dr. M. Solehuddin. 

Dalam proses pemilihan yang dilakukan melalui voting, Didi yang menjabat Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan UPI 2020-2025, meraih 28 suara, mengungguli dua kandidat lainnya. Prosesi pelantikan Rektor UPI berlangsung di Kampus UPI Bandung pada hari ini, Senin (16/6).

Memimpin Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) tertua di Indonesia, Prof. Didi Sukyadi tentu memikul tanggung jawab besar, untuk membawa UPI lebih baik dalam lima tahun ke depan. Termasuk mengemban harapan besar dari MWA, Senat Akademik, sivitas akademik hingga masyarakat umum yag menginginkan lulusan UPI memiliki empat kecerdasan yakni Intelektual Intelligence (II), Emotional Intelligence (EI), Spiritual Intelligence (SI), dan Physical Intelligence (FI).

"Saya meminta kepada semua civitas akademika untuk kembali bersatu membangun UPI jadi lebih baik kedepan sekaligus membangun UPI sebagai kampus rujukan Asia dalam peringkat universitas. Saya meminta semua pihak senantiasa mengingatkan saya supaya tetap di koridor dan berharap dukungan dari semua pihak untuk bersama-sama membangun UPI jadi lebih baik dimasa depan,” ungkap Didi.

Didi bertekad membawa universitas yang semula bernama Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) ini menjadi rujukan Asia, sesuai dengan Rencana Pengembangan Jangka Panjang (RPJP) UPI 2025-2030. Untuk itu, diperlukan beberapa kriteria yang harus dipenuhi diantaranya melalui Quacquarelli Symonds (QS) World University Rankings maupun Times Higher Education World University Ranking. 

Untuk mencapai itu, UPI harus bertransformasi dari universitas yang menekankan kepada teaching atau pengajaran menjadi universitas yang menekankan kepada riset dan kewirausahaan. 

"Upaya yang dilakukan untuk mencapai hal tersebut, diantaranya dengan lebih menekankan kepada riset hingga hilirisasi hasil riset. Beberapa produk yang telah diciptakan sivitas akademika dan dimiliki UPI, harus mampu diperbanyak dan diperluas atau bahkan diproduksi massal, sehingga produk hasil riset bisa dimanfaatkan masyarakat. Dampak lain misalnya dalam bentuk pemikiran rekomendasi dari sivitas akademika UPI dalam bentuk kerjasama dengan pemeritah kota/kabupaten baik di Jawa Barat (Jabar) dan provinsi lain di Indonesia," paparnya.

TANTANGAN BESAR
Saat ini lanjut Didi, salah satu tantangan besar yang dihadapi UPI adalah adanya pergeseran pendanaan sebagai dampak dari Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH). UPI sebagai PTNBH diharuskan memenuhi sendiri pembiayaan di antaranya untuk tunjangan dosen yang di Perguruan Tinggi Negeri Satuan Kerja (PTN Satker) masih ditanggung pemerintah.

“Kita dituntut untuk melakukan riset yang bagus, publikasi riset bagus, hingga kolaborasi yang baik. Tapi di sisi lain, kita pun harus bisa mencari uang sendiri agar bisa memperhatikan kesejahteraan dosen, tenaga kependidikan dan mahasiswa. Karena itu kita harus berperan multitaskin, tidah hanya memenuhi Tri Dharma Perguruan Tinggi tapi juga harus pintar cari uang,” ujarnya.

Untuk mendapatkan sumber pendanaan tambahan tersebut, Didi berencana memanfaatkan sarana prasarana yang dimiliki UPI hingga menggunakan instrumen lain yang suatu saat dimiliki UPI seperti PT, yayasan, hingga aset lainnya. 

Termasuk rencana memperbanyak mahasiswa yang tidak hanya belajar secara konvesional tatap muka tapi juga dengan daring agar bisa menjangkau mahasiswa yang tidak bisa ke kampus karena bekerja, mahasiswa di luar Jabar bahkan di luar negeri dengan biaya lebih murah sehingga angka partisipasi kasar masyarakat masuk perguruan tinggi pun ikut bertambah.

PROFIL REKTOR UPI
Pria kelahiran Majalengka pada 9 Juni 1967, merupakan seorang guru besar pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra (FPBS) UPI, dengan latar belakang pendidikan Magister Primary Education, University of London dan Doktor Linguistik dari Universitas Indonesia (UI). 

Didi juga dikenal melalui karya-karya ilmiahnya yang produktif. Itu tecermin dari berbagai publikasi di jurnal-jurnal terkemuka baik nasional maupun internasional, serta keterlibatannya sebagai pembicara utama di berbagai konferensi internasional. 

Beberapa pencapaian akademiknya melalui  platform seperti Google Scholar, Scopus, Sinta dan ORCID ID membuktikan kontribusinya yang signifikan sehingga menerima penghargaan di bidang Artificial Intelligence (AI) Education for teachers di tahun 2024 dari Macquaire University. Didi adalah akademisi di bidang Linguistik Terapan dan Semiotik yang telah lama berkarier di UPI.

Ia menempuh S1 di IKIP Bandung,  S2 di University of London, S3 di Universitas Indonesia. Sebelum terpilih sebagai rektor, ia menjabat sebagai Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan (2020–2025) UPI, serta memiliki rekam jejak panjang di lingkungan UPI, di antaranya:
- Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan (2020–2025)
- Wakil Bidang Riset, Kemitraan dan Usaha (2015–2020) 
- Dekan Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni    (2012–2015) 
- Kepala Perpustakaan (2010-2012)
- Kepala Balai Bahasa UPI  (2004–2010) 
- Komisaris PT Pusat Layanan Tes
  Indonesia (PLTI) (2014–2020). (E-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Heryadi
Berita Lainnya