Headline

Putusan MK harus jadi panduan dalam revisi UU Pemilu.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Permintaan terhadap Profesional Bersertifikasi ESG Naik Tajam

Wisnu Arto Subari
06/6/2025 19:10
Permintaan terhadap Profesional Bersertifikasi ESG Naik Tajam
Ilustrasi.(Dok MI)

SERTIFIKASI Environmental, Social, dan Governance (ESG) bukan sekadar tren sementara. Di balik tiga huruf ini, tersimpan peta jalan menuju masa depan bisnis yang bertanggung jawab. Dalam wawancara dengan beberapa pelaku industri, banyak yang mengakui bahwa permintaan terhadap profesional bersertifikasi ESG meningkat tajam dalam dua tahun terakhir didorong oleh tekanan investor global, regulasi baru, dan tuntutan publik yang makin kritis terhadap reputasi dan akuntabilitas perusahaan.

Dalam lanskap global yang cepat berubah, sertifikasi ESG kini dipandang sebagai standar baru, bukan tambahan. Organisasi yang memiliki tenaga ahli bersertifikat dianggap lebih siap dalam mengelola risiko nonfinansial seperti dampak lingkungan, praktik ketenagakerjaan yang adil, hingga integritas tata kelola. Bahkan di banyak negara, sertifikasi semacam ini telah menjadi prasyarat untuk mengikuti pengadaan publik atau menjalin kemitraan strategis lintas negara.

SEL Southeast Asia dan Universitas Multimedia Nusantara (UMN) sepakat bekerja sama untuk menghadirkan program sertifikasi profesional bertajuk Sustainability Essential, Strategy and Governance. UMN tercatat sebagai kampus swasta paling berkelanjutan versi UI GreenMetric. UMN, melalui unit Digital Learning-nya, akan berperan sebagai mitra strategis dalam mendesain pembelajaran digital yang tidak hanya adaptif, tetapi juga relevan dengan realita dunia usaha yang tengah bertransformasi menuju arah yang lebih hijau dan transparan.

"UMN merasa bangga terpilih menjadi penyelenggara dan Test Centre sertifikasi berkelanjutan ini," tutur Florentina Kurniasari selaku Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, dan Keberlanjutan. "Bagi kami, ini bagian dari komitmen jangka panjang untuk terus adaptif terhadap perkembangan zaman dan kebutuhan industri." 

Menurut Managing Director SEL Southeast Asia, Febryanti Simon, kolaborasi ini merupakan langkah nyata dalam ESG REAL (Readiness, Environment, Awareness, dan Learning). Ia menegaskan bahwa kolaborasi ini lebih dari sekadar pengajaran konsep, tetapi upaya membangun kesadaran dan kapabilitas. 

Dukungan institusi pendidikan tinggi bereputasi unggul seperti UMN, SEL Southeast Asia optimistis dapat mencetak generasi profesional yang bukan hanya piawai secara teknis, tetapi juga memiliki sensitivitas strategis terhadap isu-isu berkelanjutan dan tata kelola yang bertanggung jawab.

Ada keyakinan yang tumbuh dari kolaborasi ini yaitu pendidikan tak bisa lagi bersifat menara gading. Ia harus menjadi jembatan konkret antara pengetahuan dan praktik. Sertifikasi ESG, dengan pendekatan berbasis studi kasus dan standar internasional, memberi harapan baru bahwa lulusan dan profesional Indonesia bisa berdiri sejajar di panggung global, membawa nilai keberlanjutan sebagai keunggulan kompetitif, bukan beban tambahan. (I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya