Headline
Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.
Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.
Kehadiran PLTMG Luwuk mampu menghemat ratusan miliar rupiah dari pengurangan pembelian BBM.
MENJELANG puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) pada 9 Dzulhijjah, operasional pelayanan medik terhadap jemaah yang sakit ataupun rentan menjadi fokus negara-negara yang memiliki banyak jemaah haji. Misalnya Indonesia dan Malaysia.
Untuk itu, petugas kesehatan haji Malaysia berkunjung ke Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Mekah untuk berbagi pengalaman dan berdiskusi terkait penyelenggaraan layanan kesehatan haji. Pengarah Operasi Rombongan Haji Perubatan dr Shafiq Samsudin mengungkapkan bahwa kebijakan Pemerintah Arab Saudi mengenai pembatasan kuota petugas haji dan pelayanan medik bagi jemaah menjadi sorotan utama mereka.
“Dari 31.600 jemaah haji Malaysia, petugas kami sebelumnya hanya mendapat jatah kurang dari 316 orang. Padahal, idealnya rasio yang dibutuhkan adalah 1 petugas : 100 jemaah. Alhamdulillah, pemerintah di sini menambahkan kuota petugas dan kami bernegosiasi agar tidak mengurangi tim perubatan,” tutur dr Shafiq dalam keterangan yang dikutip, Senin (2/6).
Ia juga menjelaskan bahwa tantangan terberat adalah kebijakan Pemerintah Arab Saudi yang membatasi layanan medik oleh tim rombongan haji perubatan dalam penanganan jemaah yang sakit ataupun rentan.
“Singapura, Malaysia, merasakan kesulitan menyesuaikan diri terhadap peraturan di sini, di mana penanganan jemaah sakit hanya boleh dirujuk dan dilakukan di RS Arab Saudi (RSAS),” ungkap dr Shafiq.
Selain itu, ia menyampaikan bahwa kunjungan ke KKHI juga bertujuan untuk mengetahui bagaimana PPIH Arab Saudi Bidang Kesehatan menangani pasien jemaah haji. “Hasrat utama kami adalah bagaimana menghadapi situasi sekarang ini dan masa mendatang, di mana Pemerintah Arab Saudi mengambil alih tugas perawatan pasien jemaah di rumah sakit,” tambahnya.
Kepala Bidang Kesehatan (Kabid) PPIH Arab Saudi dr. Mohammad Imran, MKM mengatakan bahwa langkah yang dapat dilakukan saat ini adalah optimalisasi pelayanan kesehatan. Misalnya dengan melakukan kunjungan dan edukasi kesehatan di pemondokan jemaah oleh para dokter spesialis, dokter umum, dokter gigi, serta perawat.
“Dengan kebijakan Kementerian Kesehatan Arab Saudi, kami menugaskan para dokter dan perawat untuk melakukan visitasi ke hotel-hotel guna memantau kondisi kesehatan jemaah yang memiliki penyakit komorbid dan pasca perawatan di RSAS,” ujar dr Imran.
Demikian pula, optimalisasi pelayanan rujukan ke RSAS merupakan pilihan utama yang dapat dilakukan oleh Tenaga Kesehatan Haji Kloter (TKHK) terhadap pasien jemaah yang memerlukan perawatan lanjutan.
“Sebenarnya, yang dilakukan Tim KKHI dapat meringankan beban RS Arab Saudi dalam menangani jemaah haji, karena tentunya mereka memiliki keterbatasan fasilitas seperti tempat tidur dan sumber daya manusia. Namun, pada akhirnya kita harus mengikuti aturan yang berlaku, dan TKHK harus merujuk jemaah sakit ke RSAS,” tutupnya. (H-2)
SEBANYAK 88 jemaah haji asal Debarkasi Solo (SOC) dirawat di rumah sakit di Arab Saudi, dan 45 jemaah haji lainnya meninggal hingga proses pemulangan haji ke tanah air hingga Rabu (25/6/2025).
Menteri Agama Nasaruddin Umar mengungkapkan kepulangan Jemaah haji Indonesia mulai lancar seusai serangan Iran ke pangkalan udara (lanud) militer Amerika Serikat di Qatar.
Hingga hari ini, jemaah Debarkasi Padang yang wafat di tanah suci berjumlah 13 orang, 9 diantaranya jemaah Sumbar dan 4 jemaah Bengkulu. Satu diantaranya wafat di pesawat.
Kepala Bidang Perlindungan Jemaah Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Harun Arrasyid, mengungkapkan ada tiga jemaah haji yang hilang.
RATUSAN jemaah haji asal Kabupaten Jember, Jawa Timur, yang sempat sempat tertahan di Kota Medan pada Sabtu (21/6), telah tiba di Asrama Haji Surabaya.
Peristiwa ancaman bom pada Saudi Airlines terjadi pada Selasa (17/6) dan Sabtu (21/6). Kedua pesawat yang sama-sama mengangkut jemaah haji itu sama-sama mendarat darurat di Bandara Kualanamu.
SETELAH menjalani puncak haji di Arafah, sebagian jemaah haji Kloter 6 Embarkasi Ujung Pandang (UPG) Makassar, merayakan momen bersejarah dengan menggelar tradisi unik Mappatoppo.
USAI menjalani puncak haji, yakni wukuf di Arafah, seluruh jemaah haji telah berada di Mina untuk menjalani prosesi lempar jumrah.
SELURUH jemaah haji Indonesia telah selesai menjalankan puncak haji wukuf di Arafah. Saat ini jemaah haji telah berada di Mina untuk melaksanakan lempar jumrah.
Jemaah haji sudah melaksanakan puncak haji di Arafah. Sejak Jumat pagi sekitar pukul 09.00 waktu Arab Saudi, jemaah haji juga telah meninggalkan Mudzalifah untuk bergerak ke Mina.
Tantangan utama yang dihadapi jemaah saat puncak haji adalah cuaca ekstrem dan kondisi padat di lokasi ibadah, terutama di Padang Arafah, Mina, dan Muzdalifah.
"Kami mengamati banyak jemaah, terutama yang lansia atau memiliki riwayat penyakit, cenderung memaksakan diri dalam berbagai aktivitas di luar ibadah utama."
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved