Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
PENGOBATAN penyakit semakin mengarah pada pendekatan personal atau personalized medicine. yakni melalui pemanfaatan teknologi genetika. Dengan adanya kemajuan di bidang teknologi, terapi genetik atau gen untuk penyakit kanker dimungkinkan dilakukan. Selain itu, penanganan kanker juga memerlukan multidisiplin ilmu. Prof. dr. Herawati Sudoyo, Principal Investigator Genome Diversity and Disease at Mochtar Riady Institute for Nanotechnology, mengatakan bahwa genomik atau gen bisa menjadi dasar dari penanganan kanker.
“Studi berbasis populasi menyatakan bahwa kejadian kanker yang berat cenderung akan menimpa satu kelompok individu daripada kelompok lainnya. Riset di bidang genomik mencoba mencari apa penyebabnya," ujar Herawat dalam Siloam Oncology Summit 2025, dikutip Minggu (18/5).
Dengan studi berbasis genetik, mutasi gen yang berpotensi menyebabkan kanker dapat dikenali atau dideteksi sebelum penyakit berkembang. Pengobatan dapat dilakukan lebih awal. Selain itu, pengobatan juga disesuaikan dengan karakteristik genetik tiap pasien. Dokter juga dapat memetakan mutasi yang terjadi dalam sel kanker seseorang sehingga pilihan obat atau terapi dapat lebih efektif.
Herawati mengatakan dalam riset mengenai kanker ini, dibutuhkan kolaborasi berbagai ilmuwan atau periset dari berbagai multidisiplin. Mulai dari pencegahan hingga pengobatan paliatif, menurutnya itu akan melibatkan banyak disiplin ilmu.
“Jadi peran pendekatan genetik dalam penanganan kanker akan berlangsung terus-menerus, dari sisi etiologi, prevalensi, skrining, diagnosis, pengobatan, bahkan sampai perawatan tahap akhir atau paliatif care,” jelas Prof. Herawati.
Sementara itu, CEO Siloam Hospital Group Caroline Riady mengatakan setiap pasien memiliki riwayat yang berbeda, kondisi biologis yang berbeda, dan harapan yang berbeda. Oleh karena itu, para profesional yang terdiri atas ahli onkologi, ahli bedah, ahli patologi, ahli radiologi, perawat, peneliti, manajemen, dapat berkolaborasi memberikan perawatan kanker terbaik dengan pendekatan multidisiplin.
"Kita dapat menyesuaikan perawatan dengan kondisi unik setiap pasien, menyediakan perawatan kanker yang tidak hanya efektif, tetapi juga penuh kasih sayang, holistik, dan berkelanjutan,” kata Caroline.
Bagaimana Penanganan Kanker Melibatkan Multidisiplin Ilmu?
Prof. Deborah A. Kuban dari MD Anderson Cancer Center, di Houston, Texas, Amerika Serikat mengatakan perawatan multidisiplin berpusat pada pasien. Penangana kanker, ujar dia, memerlukan sebuah tim dengan pengalaman profesional yang beragam mulai dari ahli bedah onkologi, ahli onkologi, diagnostik, patologi, onkomedicine , radiasi, dan lain-lain.
"Belum lagi perawat onkologi, riset, psikososial, yang akan bersinggungan dengan kebutuhan pasien untuk pengambilan keputusan terbaik. Perawatan ini harus dikoordinasikan dan tidak linier.” jelas Prof. Deborah.
Apa Manfaat Pendekatan Multidisiplin bagi Pasien Kanker?
Manfaat pendekatan multidisiplin dalam penanganan kanker, menurut Prof. Deborah antara lain:
“Jadi dengan pendekatan multidispilin ini, hasil dan manfaatnya banyak sekali,”tukas Deborah. (H-4)
Universitas Terbuka kembali menjadi tuan rumah konferensi internasional bergengsi, International Conference on Multidisciplinary Academic Studies (ICoMUS) ke-3
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved