Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
BARU-BARU ini, tiga rumah di Perumahan Dian Anyar, Kelurahan Cisereuh, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, mengalami kerusakan parah akibat pergerakan tanah. Menanggapi kejadian ini, ahli dari Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan IPB University Wahyu Purwakusuma menjelaskan faktor penyebabnya.
"Pergerakan tanah terjadi akibat kegagalan tanah. Hal ini berlangsung ketika tanah kehilangan daya dukungnya atau tanah tidak mampu lagi menahan beban di atasnya. Kehilangan daya dukung tanah dapat dipicu ketika beban diatasnya bertambah, sebagai contoh dalam kasus penambahan lantai/tinggi bangunan atau beban lainnya," jelas Wahyu.
Lanjutnya, tanah juga bisa kehilangan daya dukungnya karena faktor tertentu yang menyebabkan kuat gesernya berkurang.
Sebagai contoh ketika kelembapan tanah meningkat akibat hujan (lebat) yang menyebabkan tekanan pori meningkat sehingga menyebabkan kekuatan geser tanah berkurang dan membuatnya lebih mudah bergerak.
MI/HO--Ahli dari Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan IPB University Wahyu Purwakusuma
"Drainase tanah yang buruk meningkatkan kelembapan dan tekanan pori, yang dapat memicu longsor di lahan berlereng. Stabilitas lereng yang terganggu juga, misalnya akibat pemotongan lereng, dapat menyebabkan pergerakan tanah. Guncangan seperti gempa atau gangguan mekanik juga dapat melemahkan kekuatan geser tanah," ungkapnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, selain karena hujan deras, pergerakan tanah juga bisa disebabkan oleh faktor geologi tertentu, salah satunya pergerakan kerak bumi atau aktivitas vulkanik.
"Hal lainnya, bisa juga disebabkan adanya patahan atau sesar sebagai akibat terjadinya pergerakan lempeng bumi," ujarnya.
"Ada langkah-langkah yang bisa diambil masyarakat untuk mengurangi resiko tanah bergerak. Pertama, masyarakat perlu memahami histori dari lahan, tempat lokasi suatu bangunan, terkait dengan daya dukung tanah dan sejarah geologinya," jelasnya.
Kedua, lanjutnya, masyarakat tidak boleh sembarang menambah bangunan jika tidak mengetahui daya dukung tanah, karena tanah memiliki batasan daya dukung.
"Konsultasikan dengan instansi/pihak terkait jika akan melakukan penambahan lantai bangunan," sarannya.
Ia menjelaskan, tanah bergerak juga mempunyai jarak dampak, tergantung pada jenis pergerakan tanah. Mulai dari beberapa sentimeter per tahun untuk kasus rayapan tanah, hingga puluhan meter per menit untuk kasus longsor.
"Jika ada suatu bangunan roboh akibat pergerakan tanah maka berpeluang akan melibatkan bangunan lain yang berada pada jalur pergerakan tanah yang bersangkutan," imbuhnya. (Z-1)
INTENSITAS hujan tinggi menyebabkan pergerakan tanah yang melanda di Kampung Gunung Gagak, Desa Sukawangi, Kecamatan Singajaya, Kabupaten Garut, meluas.
Tanah bergerak di Purwakarta itu mengarah ke utara, sementara posisi jalan tol berada di arah sebaliknya.
Kepala PVMBG Priatin Hadi Wijaya mengatakan, dalam empat hari terakhir, area terdampak meluas hampir lima kali lipat, dari semula 2 hektare menjadi sekitar 10 hektare
Pergerakan tanah sudah makin meluas dan membuat kerusakan rumah bertambah. Tercatat ada 110 Kepala Keluarga (KK) atau 279 jiwa terdampak.
Selain puluhan rumah terdampak, pergerakan tanah ini juga merusak fasilitas umum, seperti masjid dan bahkan jalan akses kampung terputus.
Berdasarkan catatan sementara, sekitar 50 kepala keluarga atau lebih dari 150 jiwa terdampak langsung oleh bencana ini.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved