Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Tingkatkan Kesadaran Masalah Sampah lewat Pameran Ghost Nets di Museum Bahari

Muhammad Ghifari A
20/3/2025 22:15
Tingkatkan Kesadaran Masalah Sampah lewat Pameran Ghost Nets di Museum Bahari
Rano Karno Wakil Gubernur DKI Jakarta dan Gita Kamath Kuasa Usaha Australia.(MI/Ghifari)

PAMERAN berjudul "Ghost Nets: Awakening the Drifting Giants" resmi dibuka hari ini di Museum Bahari Jakarta oleh Kuasa Usaha Australia untuk Indonesia, Gita Kamath, dan Wakil Gubernur Jakarta, Rano Karno. Acara ini merupakan hasil kolaborasi antara Pemerintah DKI Jakarta dan Kedutaan Besar Australia.

Pameran ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai masalah pencemaran laut akibat sampah, terutama jaring ikan yang terlantar.

Pengunjung dapat menikmati 18 karya seni unik yang terbuat dari limbah jaring ikan, yang dihasilkan oleh seniman dari Kepulauan Selat Torres, Erub Arts. Karya-karya ini menggambarkan berbagai bentuk laut, seperti ikan, penyu, dan pari manta.

"Karya seni ini menyoroti isu serius tentang sampah laut, khususnya ghost nets, yang dapat merusak terumbu karang dan membahayakan biota laut," ujar Wakil Gubernur Jakarta, Rano Karno, di Museum Bahari, Jakarta, Kamis (20/3).

Di balik tantangan besar ini, para seniman menunjukkan adanya harapan dan solusi kreatif. Mereka telah berhasil mengubah limbah menjadi karya seni bernilai tinggi. 

"Itulah sebabnya istilah 'jaring hantu' dipakai. Jaring yang sering dianggap sampah ini telah diolah menjadi karya seni yang indah dan berarti. Hal ini menunjukkan bahwa dengan kreativitas dan inovasi, barang yang tidak berguna dapat disulap menjadi sesuatu yang bernilai," kata Rano Karno.

Pameran ini terinspirasi oleh hubungan antara Australia dan Indonesia melalui lautan, dengan fokus pada tantangan lingkungan bersama, seperti pengurangan limbah plastik dan konservasi laut.

Gita Kamath selaku perwakilan pemerintah Australia mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Museum Bahari yang menjadi tuan rumah pameran tersebut.

"Kami sangat bangga bahwa pameran ini menegaskan kerjasama erat antara kedua negara," ungkapnya.

"Pameran ini tidak hanya mencerminkan kreativitas Australia, tetapi juga membuka dialog mengenai dampak lingkungan dari jaring dan limbah plastik, yang menjadi fokus utama kolaborasi antara Australia dan Indonesia," tambah Gita Kamath.

Kamath berharap pameran yang berlangsung hingga 31 Agustus ini dapat menginspirasi masyarakat Indonesia untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan mencari cara-cara kreatif dalam mengurangi dampak pencemaran.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Reynaldi
Berita Lainnya