Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PERNAHKAH Anda membayangkan menjelajahi lautan Nusantara tanpa harus meninggalkan kota? Di balik gedung tua di Kota Tua Jakarta, tersimpan rahasia maritim yang siap mengungkap kisah kejayaan masa lalu. Museum Bahari adalah tempat yang tepat untuk memuaskan rasa penasaran Anda tentang sejarah maritim Indonesia.
Museum Bahari, yang berada di bawah pengawasan Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta, dulunya merupakan gudang penyimpanan rempah-rempah dan komoditas utama lainnya milik VOC.
Bangunan ini, yang terletak di tepi muara Ciliwung, terdiri dari dua sisi: Gudang Barat dan Gudang Timur, yang masing-masing dibangun secara bertahap antara tahun 1652 dan 1771. Setelah melalui berbagai fungsi selama masa pendudukan Belanda dan Jepang, bangunan ini akhirnya diresmikan sebagai Museum Bahari pada 7 Juli 1977.
Baca juga : Pameran Seni Tanah Liat Albert Yonathan
Museum ini menyimpan beragam koleksi perahu tradisional dari seluruh Nusantara, kapal zaman VOC, serta miniatur kapal modern. Pengunjung juga dapat menemukan alat-alat navigasi seperti kompas, teropong, dan sekstan, serta peralatan pelaut masa lalu seperti jangkar dan model mercusuar.
Selain itu, museum ini menampilkan koleksi biota laut, data sebaran ikan di perairan Indonesia, serta berbagai perlengkapan dan cerita tradisional masyarakat nelayan.
Selain koleksi-koleksi tersebut, Museum Bahari juga menyimpan berbagai peninggalan arsitektural yang mengesankan, seperti Menara Syahbandar, Bangunan Kantor Syahbandar, Gedung Terra, Pos Keamanan Syahbandar, meriam, dan jangkar bersejarah.
Baca juga : Pablo Mural Paints Dukung Pameran Solo Perupa Mural Darbotz di Yogyakarta
Kepala Unit Pengelola Museum Seni Sri Kusumawati menyatakan, "Kami sangat bangga dapat menyelenggarakan program publik ini berkat dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah dan institusi budaya dari luar negeri. Melalui pameran ini, masyarakat Jakarta dapat melihat betapa eratnya hubungan antara Indonesia dan negara lain, khususnya dalam bidang maritim."
Pameran ini berlangsung hingga 17 Agustus, dengan tiket masuk seharga Rp5.000 untuk pelajar dan Rp10.000 untuk umum.
1. Mengenal lebih dalam tentang sejarah
Baca juga : Alicia Keys dan Swizz Beatz Selenggarakan Pameran 'Giants' di Brooklyn Museum
Berkunjung ke museum membantu kita memahami sejarah kerajaan, penjajahan, hingga perjuangan kemerdekaan Indonesia.
2. Melestarikan warisan budaya
Dengan sering berkunjung ke museum, kita berkontribusi dalam menjaga kelestarian warisan budaya yang berharga.
Baca juga : Instalasi Seni Jaring Laut Halaman Rumah Jadi Koleksi Baru Museum Bahari
3. Memberikan pengalaman istimewa
Berinteraksi langsung dengan peninggalan bersejarah menciptakan momen tak terlupakan yang memberikan nuansa asli dari masa lalu.
4. Melihat dunia lebih luas
Museum memungkinkan kita melihat berbagai dimensi waktu dan tempat, serta memperluas wawasan kita tentang dunia.
Jadi, jangan lewatkan kesempatan untuk menjelajahi rahasia maritim Nusantara di Museum Bahari dan nikmati pengalaman yang akan memperkaya pengetahuan dan apresiasi Anda terhadap sejarah dan budaya Indonesia. (Z-1)
Simak video lengkapnya untuk ikut menyusuri jejak kejayaan perdagangan rempah Nusantara di Museum Bahari! Selamat menyaksikan!
PENDIDIKAN kelautan penting untuk memastikan generasi muda memiliki pemahaman tentang menjaga kelestarian laut. Ini diwujudkan dalam program Ocean LiteraSEA di Museum Bahari Jakarta.
Pengunjung dapat menikmati 18 karya seni unik yang terbuat dari limbah jaring ikan, yang dihasilkan oleh seniman dari Kepulauan Selat Torres, Erub Arts.
Sang seniman, Iwan Yusuf, menyebut karya ini sedikit banyak terinspirasi dari memori kecilnya saat tinggal di daerah pesisir.
Koleksi yang dipamerkan antara lain seri Gem of Khatulistiwa, Permata Nusantara, Wayang Collection.
Mandu, salah satu camilan khas Korea, bisa menjadi alternatif sajian lezat untuk keluarga. Pengolahannya cukup praktis, berikut langkah-langkahnya.
"Saya bangga produk kain batik saya bisa lulus kurasi ke negara matahari terbit Jepang."
Pameran BeautyLab & Aesthetic Week (BAW) 2024 resmi dibuka pada hari Jumat, 27 September 2024 di City Hall Pondok Indah Mall 3.
Cosmobeaute Indonesia tidak hanya fokus pada pameran produk, tetapi juga berfungsi sebagai wadah penting untuk mempertemukan para pebisnis, profesional kecantikan, dan konsumen.
Dengan meningkatnya kesadaran konsumen terhadap etika merek dan praktik berkelanjutan, permintaan produk ramah lingkungan pun melonjak.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved