Headline
Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.
Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.
ACUTE Mountain Sickness atau sering dikenal dengan AMS merupakan penyakit yang mengintai para pendaki, pemain ski, dan petualang yang melakukan perjalanan ke dataran tinggi. Nama lain untuk kondisi ini adalah penyakit ketinggian atau edema paru ketinggian. Mengutip dari Healthline, AMS biasanya terjadi pada ketinggian sekitar 8.000 kaki, atau 2.400 meter, di atas permukaan laut. Adapun gejala yang dialami seperti pusing, mual, sakit kepala, dan sesak napas. Sebagian besar bersifat ringan dan dapat sembuh dengan cepat. Dalam kasus yang jarang terjadi, dapat menjadi parah dan menyebabkan komplikasi pada paru-paru atau otak.
Apa saja gejala AMS?
Gejala mabuk gunung akut umumnya muncul dalam beberapa jam setelah pindah ke tempat yang lebih tinggi. Gejala-gejala tersebut bervariasi, tergantung pada tingkat keparahan kondisi Anda.
AMS ringan
Pada kasus AMS yang ringan, Anda mungkin mengalami:
AMS akut yang parah
AMS akut yang parah dapat menyebabkan gejala yang lebih hebat dan memengaruhi jantung, paru-paru, otot, dan sistem saraf Anda. Sebagai contoh, Anda mungkin mengalami kebingungan akibat pembengkakan otak. Anda mungkin juga menderita sesak napas akibat cairan di paru-paru.
Gejala penyakit ketinggian yang parah dapat meliputi:
Siapa yang berisiko mengalami AMS?
Risiko Anda mengalami AMS akut lebih besar jika Anda tinggal di tepi atau dekat laut dan tidak terbiasa dengan ketinggian yang lebih tinggi.
Faktor-faktor risiko lainnya meliputi:
Bagaimana Cara Mencegah AMS?
Waspadai Gejalanya: Selalu perhatikan tanda-tanda sakit kepala, rasa tidak enak di perut, atau kehilangan nafsu makan.
Beri Tahu Pemandu/Teman Anda: Jika Anda mengalami gejala-gejala tersebut, beri tahu orang-orang di sekitar Anda. Sebaiknya beritahu pemandu Anda dan mulailah pengobatan Diamox dan Anda akan pulih dalam waktu satu jam. Jika tanda-tanda AMS masih ada, maka lebih baik turun di ketinggian yang lebih aman.
Bawalah alat pengukur denyut nadi: Sangat disarankan untuk membawa oksimeter denyut yang dapat diandalkan untuk memantau kadar oksigen darah Anda secara teratur saat mendaki gunung di ketinggian. Angka 85 umumnya dianggap aman, tetapi jika turun di bawah ambang batas ini, itu adalah tanda yang jelas untuk mengambil tindakan pencegahan terhadap Penyakit Gunung Akut (AMS) sebelum gejalanya memburuk. Yang terpenting, selalu dengarkan tubuh Anda. Jika Anda terengah-engah dan mengalami pusing, maka inilah saatnya untuk mencari bantuan. (H-4)
Baik AMS maupun hipotermia sama-sama bisa berbahaya jika tidak segera ditangani dengan baik.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved