Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Indonesia Fokus Tekan Konsumsi Garam dan Lemak Trans Berlebih pada Masyarakat

M Iqbal Al Machmudi
19/2/2025 10:39
Indonesia Fokus Tekan Konsumsi Garam dan Lemak Trans Berlebih pada Masyarakat
Ilustrasi(freepik.com)

PENYAKIT jantung dan tekanan darah tinggi semakin menjadi ancaman utama bagi masyarakat Indonesia. Konsumsi garam berlebih dan lemak trans buatan merupakan dua faktor risiko utama. 

Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa hampir 75% kematian di Indonesia disebabkan oleh penyakit tidak menular (PTM), yang sebenarnya dapat dicegah dengan pola makan sehat. Penyakit kardiovaskular seperti serangan jantung dan stroke menjadi penyebab utama kematian di Indonesia, merenggut hampir 800 ribu nyawa setiap tahunnya.

Kepala Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan Kementerian Kesehatan Asnawi Abdullah menyebut kebijakan pengendalian garam dan lemak trans bukan hanya langkah kesehatan masyarakat, pengendalian faktor risiko, tetapi juga strategi terbukti efektif menekan laju peningkatan pembiayaan sistem kesehatan nasional. 

"Kita melihat beberapa negara yang telah memiliki regulasi pembatasan kadar garam dan eliminasi lemak trans dapat secara signifikan mampu menekan angka kematian akibat penyakit kardiovaskular serta berdampak positif mengurangi beban pembiayaan kesehatan nasional," kata Asnawi, Rabu (19/2).

"Dengan kebijakan yang tepat, kita bisa membantu masyarakat hidup lebih sehat dan berpotensi menekan eskalasi pembiayaan belanja kesehatan yang telah mencapai 7.8% per tahun dalam 10 tahun terakhir ini," sambungnya.

Berdasarkan hasil analisis efektivitas pembiayaan yang dilakukan oleh Dr. Marklund dari Johns Hopkins University dan The George Institute menunjukkan bahwa penghapusan lemak trans dapat menghemat biaya kesehatan hingga USD213 juta dalam 10 tahun pertama dan menyelamatkan lebih dari 115.000 nyawa, jika kebijakan ini dapat diterapkan pada tahun 2025.

Penelitian itu menegaskan bahwa kebijakan gizi yang ditujukan untuk mencegah PTM tidak hanya dapat mengurangi kematian dini, tetapi juga menekan biaya kesehatan yang terkait dengan penyakit akibat pola makan yang buruk.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menyebut upaya pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular (PTM) terus diperkuat melalui berbagai langkah strategis. 

"Kami fokus pada pengurangan konsumsi gula, garam, dan lemak sebagai bagian dari strategi kesehatan masyarakat," kata Nadia.

Itu mencakup edukasi gizi seimbang, promosi pola makan sehat, serta peningkatan kesadaran akan risiko PTM untuk mendorong perubahan perilaku sejak dini" jelasnya.

"Berbagai negara telah sukses menerapkan kebijakan serupa, dan Indonesia perlu segera mengambil langkah untuk melindungi masyarakat dari dampak negatif pola makan tidak sehat," pungkasnya. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya