Headline

RI-AS membuat protokol keamanan data lintas negara.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Menggali Peran Strategis Indonesia dalam Evolusi Manusia

M Iqbal Al Machmudi
17/2/2025 17:15
Menggali Peran Strategis Indonesia dalam Evolusi Manusia
Ilustrasi(Dok Museum Nasional)

INDONESIA merupakan negara yang penting dalam perkembangan paleontologi manusia maupun paleoantropologi. Banyak ahli berpendapat fosil manusia purba yang ditemukan di Indonesia memegang peran yang tak tergantikan dalam narasi besar perjalanan panjang evolusi manusia.

Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengatakan kolaborasi lintas disiplin sangat penting untuk menggali lebih dalam tentang kekayaan warisan budaya. 

Dengan begitu diharapkan dapat memahami peran strategis Indonesia dalam evolusi manusia dan bisakah Indonesia menjadi saksi lahirnya perjalanan manusia atau menjadi bab pertama yang nyata dari umat manusia. 

"Reinventing Indonesian identity (menemukan kembali identitas Indonesia) harapan ini tentu sebuah harapan yang didasari bahwa temuan-temuan artefak, terutama manusia purba, homo rrectus atau pithecanthropus erectus sekitar 50 sampai 60 persen temuan dunia ternyata ditemukan di Indonesia," kata Fadli Zon dalam diskusi publik di Museum Nasional,jakarta Pusat, Senin (17/2).

Khususnya fosil-fosil berusia lebih dari 1,5 juta tahun, menjadikan Nusantara sebagai kunci untuk adaptasi dan evolusi hominin awal. 

"Mereka adalah bukti hidup dari sebuah dunia yang berkembang, dimana manusia awal beradaptasi dengan lingkungan yang dinamis dan menantang, dan situs-situs ini menceritakan kisah dan daya tahan daya adaptasi kuno," jelasnya.

Dari ekosistem pesisir hingga lanskap vulkanik, manusia awal di Nusantara menunjukkan kemampuan adaptasi luar biasa, mengatasi tantangan alam untuk bertahan hidup dan berkembang.

Sebuah kenyataan bahwa Indonesia adalah salah satu peradaban tertua di dunia, selain dari temuan pithecanthropus erectus, homo erectus di Pulau Jawa dan juga kemudian di NTT dapat juga ketahui bahwa di masa-masa puluhan ribu tahun lalu, cukup banyak temuan-temuan dari karya-karya, ekspresi-ekspresi, dari Homo Sapiens yang umurnya hingga puluhan ribu tahun.

Terbaru dari hasil riset dan temuan ilmiah, ternyata ada 702 lukisan purba yang ditemukan di taman arkeologis leang-leang dan sekitarnya, di Maros dan Pangkep di Sulawesi Selatan yang usianya bisa dikonfirmasi hingga 52 ribu tahun.

"Temuan itu menjadikan lukisan purba yang ada di wilayah Maros. Menjadi lukisan purba tertua di dunia, melebihi apa yang ditemukan di Eropa, Afrika atau di tempat-tempat lain," ujar dia.

Status Manusia Purba

Di kesempatan yang sama Komisi Ilmu Pengetahuan Dasar Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (KIPD-AIPI) Djoko T Iskandar memaparkan status manusia purba selalu dipermasalahkan karena data morfologi yang sangat terbatas. 

"Dari analisis geografi dan morfologi, homo erectus dapat dipisahkan menjadi beberapa kelompok yang cukup jelas, yaitu homo heidelbergensis/rhodesiensis di Afrika, Eropa, dan Asia. Kemudian homo ergaster/rudolfensis, homo georgicus/antecessor dari Eropa, dan homo soloensis di Jawa sering dianggap sinonim dari homo erectus.

"Tidak diragukan bahwa Homo erectus adalah spesies yang sangat penting dalam sejarah manusia karena populasinya yang tersebar luas, hidup berkelompok, sudah mengenal api untuk perlindungan, efisiensi pencernaan, perkembangan otak Kemudian mampu menghasilkan peralatan, dan merupakan kerabat yang paling keberadaannya dekat dengan homo sapiens," ujarnya.

DNA homo tertua sekitar 430 ribu tahun yang dikaitkan dengan homo neaderthalensis. DNA homo neaderthalensis yang berhasil disekuens menunjukkan adanya percampuran genetik sebesar 6-9% dalam genom homo sapiens.

"Masalah ini menjadi lebih rumit lagi setelah ditemukan tiga macam variasi genom denisovans dalam genom homo sapiens (4-7%) dan salah satu di antaranya juga melakukan hibridisasi dengan homo neaderthalensis. Selain itu juga ditemukan genom dari suatu spesies Homo lain yang belum dikenal," pungkasnya. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya