Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Larangan Penggunaan Media Sosial pada Anak, Ini yang Sebaiknya Dilakukan Kata Psikolog 

Media Indonesia 
05/2/2025 12:39
Larangan Penggunaan Media Sosial pada Anak, Ini yang Sebaiknya Dilakukan Kata Psikolog 
ilustrasi(freepik)

PEMERINTAH berencana membuat peraturan yang melarang penggunaan media sosial pada anak. Psikolog klinis dewasa dari Universitas Indonesia Teresa Indira Andani menuturkan hal yang perlu dilakukan oalah anak yang pendekatan yang bukan melarang. Ia mengatakan sebaiknya anak diberikan bimbingan dari orangtua soal manfaat dan risiko media sosial

"Larangan total terhadap penggunaan media sosial kurang efektif, terutama bagi anak yang lebih besar dan remaja. Berdasarkan pola asuh otoritatif, pendekatan terbaik bukanlah melarang, tetapi membimbing dan memberikan pemahaman yang kuat tentang manfaat serta risikonya," ujar Teresa, Rabu (5/2).

Ia mengatakan, pendekatan orang tua untuk membimbing anak bermedia sosial harus sesuai dengan tahap perkembangan usia anak. Pada usia 7 tahun ke bawah, disarankan tidak diperkenalkan bermedia sosial karena mereka masih kesulitan membedakan realitas dan fantasi.

Sementara pada usia 7-11 tahun, anak mulai bisa diperkenalkan dengan pengawasan ketat dan batasan yang jelas, seperti hanya menggunakan platform yang aman dan sesuai usia. Di usia ini, Teresa menyarankan orang tua menerapkan kontrol langsung dengan membatasi waktu layar 1-2 jam per hari dan menggunakan aplikasi parental control.

Untuk remaja 12 tahun ke atas, Teresa menyarankan untuk diajarkan literasi digital agar dapat mengelola media sosial secara mandiri tetapi tetap dalam pengawasan orang tua. Pada usia ini juga lebih ditekankan pendekatan berbasis diskusi dan meminta alasan anak kenapa ingin menggunakan media sosial serta cara bertanggung jawab terhadap penggunaan media sosial.

"Dengan pendekatan ini, anak tidak hanya sekadar patuh, tetapi juga memahami alasan di balik aturan yang diberikan," terang dia.

Menurutnya perlu ada aturan waktu dan durasi yang jelas terkait akses media sosial anak dan terapkan etika digital dan privasi online. Serta orang tua dan anak perlu berdiskusi terkait konsekuensi yang akan diterima anak ketika salah satu aturan dilanggar. Dengan demikian, kata dia, kebiasaan digital yang sehat pada anak akan terbentuk. Sebab, mereka sudah dibekali keterampilan berpikir kritis dan literasi digital. Menurut dia media sosial dapat menjadi peluang bagi anak untuk berekspresi, berinteraksi dan lainnya namun dengan bimbingan dari orangtua. (Ant/H-3)

    



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indriyani Astuti
Berita Lainnya