Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PADA 3-5 Februari 2025, Perkumpulan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI) menyelenggarakan Kongres dan Seminar Nasional bertajuk Sumbangan Arkeologi untuk Mengukuhkan Indonesia Sebagai Pusat Peradaban.
Sejumlah 284 peserta yang terdiri atas para arkeolog anggota IAAI dari 10 Komisariat Daerah yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, tercatat menghadiri kegiatan ini.
Menteri Kebudayaan, Fadli Zon menyatakan forum ini bisa menjadi satu tempat untuk bertukar gagasan, ide, dan pandangan terkait upaya untuk memperkuat identitas nasional, sebuah upaya untuk re-inventing Indonesian identity.
Sejak inisiasi dibentuknya Perkumpulan Ahli Arkeologi Indonesia, atau IAAI pada 1964 dan selanjutnya berdiri kelompok kerja yang diketuai R.P. Soejono di 1965, menurut Fadli Zon, IAAI telah memberikan sumbangsih yang nyata dalam perkembangan ilmu arkeologi di Indonesia.
"Ini merupakan bagian yang sangat penting untuk mengukuhkan posisi Indonesia dalam peta paleoantropologi, misalnya temuan-temuan fosil manusia purba, lukisan prasejarah, dan bukti-bukti empiris yang lain. Juga dengan itu kita mempunyai tanggung jawab yang besar untuk memimpin dan mendefinisikan ulang narasi evolusi global sebagai peradaban tertua di dunia," ungkapnya dilansir dari keterangan resmi, Selasa (4/2).
Fadli Zon melontarkan harapan ke depannya, hal tersebut bisa dikerjakan. Karena banyak generasi muda, termasuk masyarakat umum yang tidak mengetahui bahwa Indonesia sebenarnya adalah peradaban yang tua.
Menurutnya, karena penjajahan selama kurang lebih 350 tahun, munculah kepribadian yang minder, dan tidak memiliki rasa percaya diri yang kuat.
"Ini yang saya kira ingin kita coba untuk reintroduce kembali, bagaimana ke depan kita membangun sebuah mindset baru. Bahwa Indonesia ini mega diversity, bukan lagi diversity. Ini bisa menjadi bagian yang bisa membentuk satu character building di dalam upaya kita ke depan," jelasnya.
Setelahnya, Fadli Zon turut menyebutkan rendahnya jumlah Cagar Budaya Nasional (CBN) yakni 228 cagar budaya, dibandingkan dengan objek yang diduga sebagai cagar budaya yakni 48.731 objek. Kemudian di berbagai tempat yang menurutnya secara kasat mata, tanpa perlu penelitian telah kita ketahui sebenarnya sudah sangat pantas menjadi CBN, tapi belum menjadi CBN karena terkendala oleh hal-hal yang sifatnya administratif.
"Mungkin ke depan bersama IAAI, kita bisa merumuskan bagaimana kebutuhan SDM yang terkait dengan tenaga ahli cagar budaya, baik itu di provinsi, di kabupaten, kota, bisa kita sinergikan, kita kolaborasikan. Karena saya kira pada setiap level itu memang membutuhkan ahli-ahli arkeologi, yang memahami urusan cagar budaya di daerah masing-masing," ucapnya.
Fadli Zon menyampaikan bahwa ke depannya Kementerian Kebudayaan berharap dukungan dari para arkeolog terkait dengan upaya-upaya Kemenbud untuk melakukan repatriasi terhadap benda-benda warisan budaya yang ada di luar negeri, pendataan dan memverifikasi serta menarasikan kembali seluruh koleksi di Museum Nasional Indonesia, serta disamping menemukan situs-situ yang baru, juga me-reaktivasi atau meneliti kembali yang belum selesai.
Kementerian Kebudayaan ingin lebih banyak mendapatkan masukan agar bagaimana kekayaan-kekayaan cagar budaya kita yang luar biasa ini bisa menjadi bagian dari sumbangan Indonesia bagi peradaban dunia. (S-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved