Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Makna Tradisi Bagi-bagi Angpau saat Imlek

Media Indonesia
29/1/2025 10:40
Makna Tradisi Bagi-bagi Angpau saat Imlek
Pedagang tengah menata pernak-pernik Imlek yang di jual di sepanjang trotoar Jalan Pancoran, Glodok, Jakarta Barat, Selasa (07/01/2024).(MI/ Usman Iskandar)

Samarinda, 29/1 (ANTARA) - PERAYAAN Tahun Baru Imlek 2025 di Kalimantan Timur (Kaltim) tidak hanya menjadi momen semarak dengan berbagai tradisi dan atraksi khas Tionghoa. Imlek 2576 Kongzili itu juga dimaknai sebagai kesempatan untuk mempererat tali silaturahim antar-keluarga dan masyarakat.

 

“Imlek adalah tradisi leluhur yang mengajarkan kita untuk menghormati orangtua,” ujar jelas tokoh Tionghoa Kaltim, Robin Jonathan, di Samarinda, Rabu (29/1). Lebih lanjut, ia  menjelaskan bahwa Imlek merupakan tradisi leluhur yang dirayakan oleh keluarga Tionghoa, terlepas dari agama atau keyakinan masing-masing individu.

 

Robin menambahkan, perayaan Imlek menjadi momen untuk berkumpul bersama keluarga, berdoa untuk kesehatan dan kebahagiaan orangtua, serta saling berbagi melalui tradisi bagi angpau. “Memberikan angpau merupakan simbol kebahagiaan dan kebersamaan dalam keluarga,” jelasnya.

 

Robin juga menekankan pentingnya menjaga sopan santun dan berkata baik selama perayaan Imlek. Berbagai hidangan khas Imlek, seperti kue keranjang dan manisan, juga memiliki makna simbolis untuk mengingatkan akan pentingnya berbuat kebaikan.

 

Sementara itu, pengurus Klenteng Thien Le Kong Samarinda Hanson Tjahaja menyampaikan antusiasmenya melihat peningkatan jumlah pengunjung klenteng selama perayaan Imlek. “Biasanya jumlah pengunjung mencapai 10.000 orang selama sebulan perayaan Imlek, mulai dari sebelum Imlek hingga Festival Cap Go Meh,” ungkap Hanson.

 

Ia juga mengapresiasi antusiasme masyarakat Kota Samarinda dan sekitarnya yang menjadikan klenteng sebagai salah satu destinasi wisata religi dan cagar budaya. Peningkatan jumlah pengunjung ini menunjukkan bahwa Imlek tidak hanya dirayakan oleh masyarakat Tionghoa, namun juga membaur oleh masyarakat dari berbagai latar belakang sebagai momen untuk saling mengenal dan menghargai keragaman budaya. Hanson juga berharap agar para pengunjung klenteng dapat menjaga kebersihan dan kenyamanan klenteng selama berkunjung. (Ant/M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bintang Krisanti
Berita Lainnya