Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
VIRUS berkontribusi terhadap banyak penyakit berbahaya dan mematikan seperti flu, Ebola, rabies, covid-19, dan cacar. Meskipun dapat menyebabkan kematian, mikroba ini umumnya tidak dianggap hidup.
Mengapa hal ini bisa terjadi? Bagaimana sesuatu yang begitu merugikan seperti virus dapat menyebar dengan cepat, berkembang biak, dan menginfeksi organisme lain tetapi tidak dianggap sebagai bentuk kehidupan? Penjelasannya rumit dan telah menjadi topik diskusi sejak virus pertama kali diidentifikasi pada 1898.
Virus merupakan organisme kecil (patogen) yang mampu menginfeksi dan menyebabkan penyakit. Virus dapat menyerang manusia, tumbuhan, hewan, bakteri, serta jamur. Setiap jenis virus spesifik dalam menginfeksi jenis inang tertentu.
Virus terdiri dari informasi genetik yang terdapat dalam "wadah" suatu pelindung yang dikenal sebagai kapsid.
Virus tidak terbentuk dari sel, sehingga tidak memiliki semua komponen yang dimiliki oleh sel untuk menghasilkan lebih banyak salinan dirinya.
Sebagai alternatif, virus membawa instruksi dan memanfaatkan mesin sel inang untuk menggandakan dirinya.
Para peneliti tidak sepenuhnya yakin mengenai status kehidupan virus. Secara umum, ilmuwan menggunakan kriteria tertentu untuk mengevaluasi apakah suatu entitas dapat dianggap hidup.
Berikut adalah ciri umum makhluk hidup dan alasan virus tidak termasuk makhluk hidup.
Makhluk hidup memiliki sel
Virus tidak memiliki struktur seluler. Virus dilindungi oleh lapisan protein yang menjaga materi genetiknya (baik DNA maupun RNA). Namun, mereka tidak memiliki membran sel atau organel lain (seperti ribosom atau mitokondria) yang ditemukan pada sel.
Makhluk hidup bereproduksi
Biasanya, sel melakukan reproduksi melalui penggandaan DNA-nya. Berbeda dengan sel, virus tidak dilengkapi alat untuk menggandakan DNA-nya sendiri. Namun, virus memiliki cara lain untuk membuat salinan baru.
Metode ini melibatkan pengiriman informasi genetik virus ke dalam sel inang, yang memicu sel tersebut untuk memproduksi salinan DNA virus, sehingga menghasilkan lebih banyak partikel virus.
Banyak ilmuwan berpendapat meski virus dapat memanfaatkan sel inang untuk berkembang biak, mereka tetap tidak tergolong hidup dalam pengertian ini karena virus tidak memiliki alat untuk mereplikasi materi genetik secara independen.
Virus dianggap sebagai entitas non-hidup karena tidak perlu memperoleh energi untuk bertahan hidup dan tidak dapat mengatur suhu tubuhnya sendiri.
Berbeda dengan makhluk hidup yang memenuhi kebutuhan energi melalui metabolisme yang menghasilkan adenosine triphosphate (ATP) sebagai sumber energi, virus dapat bertahan hidup tanpa bergantung pada sumber energi apa pun.
Secara teoritis, virus mampu berpindah tempat terus-menerus sampai menemukan sel yang sesuai untuk menempel dan menginfeksinya, sehingga dapat memproduksi lebih banyak salinan dirinya.
Virus adalah makhluk yang unik dan menarik. Meskipun virus tidak memenuhi semua kriteria organisme hidup, virus memainkan peran yang sangat penting dalam ekosistem dan kesehatan manusia.
Pemahaman yang lebih baik tentang virus akan memungkinkan kita mengembangkan strategi yang lebih efektif untuk mencegah dan mengendalikan penyakit menular. (cosmosmagazine/askabiologist/Z-1)
TERAPAN stem cell therapy diklaim mampu mengobati penyakit yang sulit diobati dengan obat-obatan konvensional. Ada sejumlah terapi stem cell yang berkembang.
Pneumonia bisa menjadi invasif dan berat bagi orang dewasa, terlebih bagi individu yang memiliki penyakit komorbid misalnya HIV atau penyakit jantung pada usia lanjut.
Gejala pneumonia berbeda dengan flu dan pada kasus berat, penyakit bisa menyebar ke organ tubuh lain.
Gejala awal pneumonia pada anak sering disalahartikan sebagai batuk pilek biasa, sehingga tidak jarang kondisi ini disepelekan begitu saja.
Pada dasarnya, ciri-ciri campak pada orang dewasa dan anak-anak memang hampir sama. Namun, gejala pada orang dewasa biasanya lebih berat dan bertahan lebih lama.
Aktris asal Korea Selatan, Kang Seo Ha, meninggal dunia di usia 31 tahun. Sebelum meninggal, Kang Seo Ha berjuang melawan kanker lambung.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved