Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
HIPERTENSI, yang selama ini dianggap sebagai masalah kesehatan pada orang dewasa atau lanjut usia, kini juga menjadi ancaman serius bagi remaja. Di mana prevalensinya menunjukkan peningkatan.
Menurut penelitian Liu et al. (2022), prevalensi hipertensi di kalangan remaja mencapai 15% dan terus meningkat dalam tiga tahun terakhir.
Di Indonesia berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2017, sekitar 23% remaja berisiko mengalami hipertensi. Angka ini meningkat pada 2018, di mana prevalensi hipertensi pada penduduk usia 18 tahun mencapai 34,1%.
Secara medis, hipertensi adalah kondisi di mana tekanan darah dalam arteri meningkat. Seseorang dianggap memiliki hipertensi jika tekanan darah sistoliknya mencapai 140 mmHg atau lebih, dan tekanan darah diastoliknya 90 mmHg atau lebih.
Hipertensi sering disebut sebagai "silent killer" karena gejalanya yang tidak terlihat jelas dan sering mirip dengan penyakit lain. Beberapa gejala umum yang bisa muncul antara lain sakit kepala, rasa berat di tengkuk, pusing, jantung berdebar-debar, mudah lelah, penglihatan kabur, telinga berdenging (tinnitus), dan mimisan.
Hipertensi pada anak muda dan remaja dapat memiliki dampak jangka panjang bagi kesehatan. Pasalnya cenderung berlanjut hingga usia dewasa dan bisa berkembang menjadi komplikasi yang lebih serius.
Berdasarkan studi yang diterbitkan dalam Journal of the American College of Cardiology, remaja atau anak muda dengan tekanan darah yang melebihi batas normal memiliki kemungkinan lebih besar untuk mengalami masalah jantung di kemudian hari.
Selain itu hipertensi dapat meningkatkan risiko penyakit serius, termasuk stroke, gagal jantung, dan penyakit ginjal.
Hipertensi pada remaja dapat disebabkan kondisi medis tertentu, seperti gangguan fungsi ginjal, pembuluh darah, jantung, atau sistem endokrin. Beberapa kondisi medis yang dapat menyebabkan hipertensi pada usia muda antara lain:
Meskipun Anda merasa tidak memiliki kondisi medis tertentu, hipertensi tetap bisa terjadi karena beberapa faktor. Berikut adalah beberapa faktor penyebab hipertensi pada remaja:
Hipertensi pada remaja sering tidak terdeteksi hingga gejalanya muncul, sehingga Perlu untuk memeriksa tekanan darah secara rutin sejak usia 20 tahun, terutama jika memiliki riwayat keluarga atau faktor risiko hipertensi. Untuk mencegahnya, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan sejak dini, di antaranya:
Remaja harus peduli akan hipertensi, karena penyakit ini dapat menimbulkan dampak baik jangka pendek maupun jangka panjang, sehingga perlu menjaga kesehatan agar tetap sehat di usia lanjut. (kemkes/dinkes/sardjito/Z-3)
Sebuah studi mengungkap ChatGPT kerap memberikan informasi berbahaya kepada remaja.
Remaja yang sedang menghadapi krisis pencarian identitas biasanya lebih rentan terpengaruh godaan untuk ikut menyalahgunakan narkoba.
Melalui pembaruan fitur Pelibatan Keluarga, TikTok berupaya agar orangtua dan wali dapat lebih terlibat dalam mendampingi pengalaman digital anak remaja mereka
Anak dan remaja membutuhkan ruang yang aman dan suportif untuk menyalurkan tekanan emosional yang mereka rasakan, terutama pada masa transisi seperti awal tahun ajaran baru.
Keterlibatan remaja sejak awal menjadi fondasi utama Gerakan RAW termasuk dalam merumuskan nama, nilai, dan arah strategis yang mencerminkan suara dan kebutuhan mereka.
Kasus diabetes pada anak muda makin meningkat akibat pola makan buruk dan gaya hidup pasif. Kenali penyebab, dampak, dan cara pencegahannya sejak dini.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved