Headline

Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.

Fokus

Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.

Hipertensi pada Remaja: Penyebab dan Cara Pencegahannya

Alya Putri Abi
29/12/2024 14:29
Hipertensi pada Remaja: Penyebab dan Cara Pencegahannya
Hipertensi, yang selama ini dianggap masalah kesehatan orang dewasa, kini menjadi ancaman bagi remaja dengan prevalensinya yang meningkat. (freepik)

HIPERTENSI, yang selama ini dianggap sebagai masalah kesehatan pada orang dewasa atau lanjut usia, kini juga menjadi ancaman serius bagi remaja. Di mana prevalensinya menunjukkan peningkatan.

Menurut penelitian Liu et al. (2022), prevalensi hipertensi di kalangan remaja mencapai 15% dan terus meningkat dalam tiga tahun terakhir.

Di Indonesia berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2017, sekitar 23% remaja berisiko mengalami hipertensi. Angka ini meningkat pada 2018, di mana prevalensi hipertensi pada penduduk usia 18 tahun mencapai 34,1%.

Apa Itu  Hipertensi?

Secara medis, hipertensi adalah kondisi di mana tekanan darah dalam arteri meningkat. Seseorang dianggap memiliki hipertensi jika tekanan darah sistoliknya mencapai 140 mmHg atau lebih, dan tekanan darah diastoliknya 90 mmHg atau lebih.

Hipertensi sering disebut sebagai "silent killer" karena gejalanya yang tidak terlihat jelas dan sering mirip dengan penyakit lain. Beberapa gejala umum yang bisa muncul antara lain sakit kepala, rasa berat di tengkuk, pusing, jantung berdebar-debar, mudah lelah, penglihatan kabur, telinga berdenging (tinnitus), dan mimisan.

Bahaya Hipertensi Bagi Anak Muda

Hipertensi pada anak muda dan remaja dapat memiliki dampak jangka panjang bagi kesehatan. Pasalnya cenderung berlanjut hingga usia dewasa dan bisa berkembang menjadi komplikasi yang lebih serius.

Berdasarkan studi yang diterbitkan dalam Journal of the American College of Cardiology, remaja atau anak muda dengan tekanan darah yang melebihi batas normal memiliki kemungkinan lebih besar untuk mengalami masalah jantung di kemudian hari.

Selain itu hipertensi dapat meningkatkan risiko penyakit serius, termasuk stroke, gagal jantung, dan penyakit ginjal.

Penyebab Hipertensi Di usia muda

Hipertensi  pada remaja dapat disebabkan kondisi medis tertentu, seperti gangguan fungsi ginjal, pembuluh darah, jantung, atau sistem endokrin. Beberapa kondisi medis yang dapat menyebabkan hipertensi pada usia muda antara lain:

  1. Penyakit ginjal turunan atau bawaan
  2. Kelainan fungsi atau bentuk aorta
  3. Sleep apnea
  4. Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)
  5. Masalah tiroid (hipotiroidisme atau hipertiroidisme)

Meskipun Anda merasa tidak memiliki kondisi medis tertentu, hipertensi tetap bisa terjadi karena beberapa faktor. Berikut adalah beberapa faktor penyebab hipertensi pada remaja:

  1. Faktor Genetik: Jika seseorang memiliki riwayat hipertensi dalam keluarga, anak-anaknya cenderung memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalaminya. 
  2. Obesitas: Remaja dengan indeks massa tubuh lebih dari 30 memiliki risiko hipertensi yang lebih tinggi.
  3. Stres: Stres dapat memicu tubuh untuk melepaskan hormon seperti adrenalin dan kortisol, yang dapat meningkatkan tekanan darah. Selain itu, perubahan hormon selama masa pubertas juga dapat memperburuk kondisi ini.
  4. Gaya hidup Tidak sehat
  • Kurangnya aktivitas fisik atau olahraga
  • Pola makan yang buruk, seperti konsumsi natrium atau garam berlebih
  • Kurang tidur dan tingkat stres yang tinggi
  • Kebiasaan merokok
  • Konsumsi alkohol berlebihan

Langkah Pencegahan Hipertensi Pada Usia Muda

Hipertensi pada remaja sering tidak terdeteksi hingga gejalanya muncul, sehingga Perlu untuk memeriksa tekanan darah secara rutin sejak usia 20 tahun, terutama jika memiliki riwayat keluarga atau faktor risiko hipertensi. Untuk mencegahnya, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan sejak dini, di antaranya:

  1. Olahraga Teratur: Lakukan olahraga setidaknya 30 menit setiap hari atau 150 menit per minggu. Olahraga yang dapat dilakukan meliputi senam aerobik, berjalan kaki, berlari, bersepeda, atau berenang.
  2. Menjaga Berat Badan Ideal: Gaya hidup sehat yang mencakup pola makan yang baik dan menjaga berat badan ideal sangat penting. Jika seseorang mengalami kelebihan berat badan atau obesitas, menurunkan berat badan akan sangat membantu dalam mencegah hipertensi.
  3. Pola Makan Sehat: Konsumsi makanan seimbang dengan memperhatikan kandungan garam, lemak jenuh, dan kolesterol. Batasilah konsumsi garam tidak lebih dari 1 sendok teh per hari. Hindari makanan cepat saji, karena biasanya mengandung garam yang tinggi.
  4. Mengonsumsi Makanan Bergizi: Perbanyak konsumsi buah-buahan segar, sayuran, ikan, serta penggunaan minyak zaitun. Mengonsumsi kopi tanpa gula, teh hijau, atau teh hitam juga disarankan.
  5. Menghindari Kebiasaan Merokok: Merokok dan paparan asap rokok (perokok pasif) dapat meningkatkan risiko hipertensi. 
  6. Menghindari Konsumsi Alkohol Berlebihan: Konsumsi alkohol yang berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah. 

Remaja harus peduli akan hipertensi, karena penyakit ini dapat menimbulkan dampak baik jangka pendek maupun jangka panjang, sehingga perlu menjaga kesehatan agar tetap sehat di usia lanjut. (kemkes/dinkes/sardjito/Z-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik