Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Peran Perpustakaan Desa dalam Program Desa Wisata dan Peningkatan Literasi melalui TPBIS

Thalatie K Yani
29/12/2024 13:25
Peran Perpustakaan Desa dalam Program Desa Wisata dan Peningkatan Literasi melalui TPBIS
Perpustakaan desa berperan penting dalam TPBIS, dengan menawarkan pelatihan Bahasa Inggris, komputer, dan lainnya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. (MarkPlus)

“PEMERINTAH desa dengan menggunakan dana desa memberikan insentif untuk pengelola perpustakaan agar lebih aktif mengembangkan perpustakaan dan memberikan honor kepada mahasiswa yang terlibat dalam mengajar anak-anak di perpustakaan, seperti mengajar bahasa Inggris, komputer dan menari” ujar Stanislaus Kenjapluan Kepala Desa Lauran. 

Dukungan anggaran dari kepala desa tersebut diberikan karena perpustakaan desa berperan dalam mendukung pencapaian program desa wisata yang dibuat oleh pemerintah desa. Desa Lauran sendiri merupakan salah satu desa di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku yang berada di pinggir pantai. 

Potensi pariwisata pantai membuat pemerintah desa mencanangkan program desa wisata untuk mendorong peningkatan ekonomi masyarakat. Program desa wisata ini menargetkan wisatawan domestik dan mancanegara. Melalui program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS), perpustakaan desa hadir memberi alternatif solusi dengan menyelenggarakan kegiatan pelatihan Bahasa Inggris dan beberapa kegiatan pelatihan lain yang diikuti oleh pemuda dan masyarakat desa untuk mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Pernyataan Kepala Desa Lauran di atas disampaikan saat wawancara dalam rangka Kajian Dampak Pelaksanaan Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial tahun 2022 - 2023 yang dilaksanakan pada bulan November 2024 lalu. Pernyataan tersebut dikuatkan oleh data hasil kajian dimana perpustakaan dinilai berhasil mengurangi kemiskinan informasi melalui penyediaan akses informasi. Hal ini ditunjukan, salah satunya,  dengan adanya peningkatan jumlah kegiatan sebanyak 41.550 di perpustakaan kabupaten/kota dengan penambahan masyarakat yang terlibat dalam kegiatan sebanyak 960.505 orang, jika dibandingkan dengan sebelum intervensi program TPBIS. 

Sementara di perpustakaan desa/kelurahan terjadi peningkatan kegiatan sebanyak 25.934 dengan peningkatan peserta sebanyak 353.593 orang. Selain itu, setelah terlibat dalam program TPBIS, perpustakaan juga dinilai berhasil menambah jumlah koleksi buku cetak, buku digital, komputer layananan dan peningkatan bandwidth internet. Penambahan tersebut dilakukan oleh perpustakaan sebagai bagian dari upaya untuk mengurangi kemiskinan informasi.

Temuan kajian menunjukkan peningkatan jumlah pengunjung belum terjadi di semua perpustakaan. Namun demikian, setelah mereka menjadi mitra program TPBIS, sebagian besar perpustakaan, yaitu sekitar 85 % mengalami peningkatan pengunjung. Masyarakat yang menggunakan perpustakaan kabupaten/kota bertambah sebanyak 4.264.579 orang, dan di perpustakaan desa/kelurahan bertambah sebanyak 248.736 orang. 

Hal ini dipengaruhi di antaranya oleh kehadiran layanan komputer dan internet yang menjadi daya tarik tersendiri karena membuat akses informasi menjadi lebih cepat dan mudah. Ragam kegiatan pelatihan terkait teknologi informasi dan komunikasi di perpustakaan juga mendorong minat masyarakat untuk menggunakan layanan internet di perpustakaan.

Citra perpustakaan telah berkembang tidak hanya sebagai tempat baca dan pinjam buku, tetapi juga tempat kegiatan masyarakat, Bahkan di sejumlah kabupaten/kota, perpustakaan telah diakui membawa perubahan khususnya pada tingkat literasi dan kegemaran membaca masyarakat. Seperti yang disampaikan oleh Bupati Maros, DR.H.A.S Chaidir Syam, S.IP., MH “Program TPBIS ini menarik karena dapat mendorong persoalan literasi menjadi lebih baik di Kabupaten Maros, meningkatkan IPLM dari 29, 90 % (tahun 2021) meningkat menjadi 71,80 (tahun 2022) dan tahun 2023 meningkat 83,57” ujarnya saat diwawancarai oleh tim kajian.

Perubahan tersebut tidak serta-merta terjadi dengan adanya kegiatan di perpustakaan, tetapi kegiatan di perpustakaan dinilai telah menjadi faktor penggerak bagi komponen masyarakat lainnya. (RO/Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya