Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Mengenal Batuk Rejan yang Mewabah di Singapura

Putri Rosmalia Octaviyani
20/12/2024 10:05
Mengenal Batuk Rejan yang Mewabah di Singapura
Ilustrasi, batuk rejan.(Dok. Liverpool FC)

SINGAPURA tengah menghadapi wabah batuk misterius sejak beberapa minggu terakhir. Ratusan orang dilaporkan menderita batuk parah yang gejalanya mirip dengan batuk rejan tersebut.

Meski belum diketahui lebih lanjut apakah wabah itu memang batuk rejan, pemerintah Singapura mengimbau warganya untuk mewaspadai penularan batuk misterius tersebut.

Lalu, apa sebenarnya penyakit batuk rejan yang dicurigai sebagai penyebab batuk misterius yang melanda ratusan warga Singapura?

Melansir dari laman resmi Kemenkes, batuk rejan dikenal juga dengan pertusis, jenis infeksi saluran pernafasan yang sangat menular. Batuk rejak disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis. Penyakit ini sangat menular dan bisa menimbulkam komplikasi berbahaya jike tidak ditangani dengan tepat.

Batuk rejan dapat menyebabkan kecacatan atau kematian pada anak di bawah usia 2 tahun jika tidak ditangani dengan baik.

Pertusis kerap disamakan dengan penyakit TB atau tuberkulosis karena keduanya sama-sama menimbulkan gejala batuk secara terus-menerus. Namun, keduanya memiliki perbedaan yang signifikan, terutama pada bakteri penyebabnya. Penyakit TB juga dinilai memiliki gejala yang cenderung lebih parah daripada gejala pertusis.

Gejala Batuk Rejan

Batuk rejan memiliki gejala berupa batuk yang keras dan berulang-ulang. Selain itu, ini beberapa gejala lainnya yang khas dari batuk rejan.

  1. Suara tarikan napas panjang melengking yang terdengar seperti "whoop
  2. Hidung tersumbat, Bersin
  3. Demam rendah.
  4. Batuk lebih dari dua minggu
  5. Penurunan berat badan

Tahapan Batuk Rejan

  1. Tahap catarrhal, mirip dengan pilek biasa
  2. Tahap paroksismal, ditandai dengan batuk yang parah dan berulang-ulang
  3. Tahap konvalesen, tahap pemulihan di mana batuk perlahan-lahan membaik

Faktor Risiko Batuk Rejan

  1. Memiliki riwayat penyakit asma.
  2. Berusia di bawah 1 tahun atau di atas 65 tahun.
  3. Belum pernah mendapat vaksinasi pertusis (DPT).
  4. Berinteraksi secara dekat dengan penderita pertusis.
  5. Obesitas.
  6. Kehamilan.
  7. Mengunjungi atau tinggal di daerah dengan wabah pertusis.

Cara Mencegah Batuk Rejan

Cara terbaik untuk mencegah batuk rejan adalah dengan melakukan vaksinasi DPT (Difteri, Pertusis, dan Tetanus). Vaksin ini biasanya diberikan pada bayi usia 2 bulan, 4 bulan, dan 6 bulan. Booster vaksin diberikan pada usia 15-18 bulan dan 4-6 tahun.

Selain itu, menerapkan protokol kesehatan juga bisa dilakukan untuk memperkecil risiko penularan batuk rejan.

(Z-9)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya