Headline

Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Perubahan Iklim Ancam Kesehatan Ibu dan Anak

Putri Anisa Yuliani
10/12/2024 19:10
Perubahan Iklim Ancam Kesehatan Ibu dan Anak
Ilustrasi(MI/Reza Sunarya)

PERUBAHAN iklim yang ditandai dengan kenaikan suhu dan berefek pada terganggunya cuaca hingga menyebabkan masifnya kejadian bencana alam ikut berefek domino pada gangguan kesehatan.

Gangguan kesehatan khususnya terjadi pada perempuan dan anak. Ketua Pelaksana Harian Pita Putih Indonesia Heru Kasidi menyebut, berdasarkan laporan Intergovernment Panel on Climate Change (IPCC) yang diterbitkan pada 2022, kenaikan suhu telah berpengaruh pada endokrin. Endokrin adalah sistem kelenjar yang memproduksi dan melepaskan hormon ke dalam aliran darah untuk mengontrol berbagai fungsi tubuh.

Tak hanya itu, kenaikan suhu juga memengaruhi siklus organ ovarium. Dari penelitian IPCC di beberapa negara seperti Tiongkok, Amerika Serikat, beberapa negara di Eropa dan di Amerika Selatan, perubahan iklim juga telah meningkatkan tingkat bayi lahir prematur.

"Khusus dampak kenaikan suhu, di Tiongkok terjadi peningkatan kasus pneumonia pada anak sebesar 77%, di AS, Afrika Selatan, dan Israel terjadi kenaikan kasus pre dan eklamsia hingga 50%," ujar Heru dalam diskusi bertajuk Dampak Perubahan Iklim pada Perempuan dan Anak yang digelar Pita Putih Indonesia, di Jakarta, Selasa (10/12).

Dampak perubahan iklim juga mengakibatkan banyaknya kebakaran lahan. Di AS dan Brazil, dampak kebakaran lahan telah menyebabkan penurunan bayi baru lahir terjadi sebesar 50%-80% dan peningkatan cacat lahir hingga 28%.

"Dampak perubahan iklim yang menyebabkan bencana banjir juga menyebabkan berat badan lahir rendah di AS, Thailand, dan Polandia hingga 38%," ucapnya.

Selain itu, bencana banjir juga menyebabkan penurunan kecerdasan di Tiongkok dan meningkatnya kematian anak di Srilanka.

Dalam kesempatan yang sama, peneliti Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Siswanto menyebut, pemanasan global yang memicu perubahan iklim diakibatkan oleh ulah manusia seperti kegiatan industri yang tidak memerhatikan dampak lingkungan.

"Seharusnya kenaikan suhu global sebesar 1,5 derajat celsius boleh terjadi pada 2035. Tapi untuk saat ini saja, kenaikan suhu sudah lebih dari 1 derajat celsius. Untuk itu, jika laju kenaikan suhu tidak ditahan akan sangat berbahaya," ujar Siswanto.

Perubahan iklim telah nampak dampaknya pada Indonesia. Tercatat pada 2023 dan 2024 menjadi tahun-tahun terpanas. Bahkan, diprediksi tahun depan suhu Indonesia dan negara-negara di sekitar ekuator lainnya juga akan lebih panas dibandingkan dengan 2023 dan 2024.

Di sisi lain, dampak perubahan iklim telah meningkatkan berbagai frekuensi bencana dan ancaman penyakit.

"Perempuan dan anak terancam berbagai penyakit akibat perubahan iklim. Khusus untuk anak, seperti ISPA, stunting, hingga pneumonia," sambungnya.

Sementara itu, Ketua Umum Pita Putih Indonesia (PPI) Giwo Rubianto Wiyogo mengajak pemerintah dan seluruh stakeholder untuk bergerak memuliakan perempuan dan anak, terutama dalam menghadapi dampak perubahan iklim yang semakin nyata. 

“Siapa yang bergerak kalau bukan kita? Pita Putih Indonesia memiliki visi dan misi untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak. Kami mengajak pemerintah, masyarakat, jurnalis, media, dan legislatif untuk melihat langsung ke lapangan dan menyaksikan dampak perubahan iklim, khususnya di daerah pesisir,” kata Giwo.

Giwo menegaskan bahwa organisasi PPI akan segera membuat rekomendasi dan mengadvokasi langkah-langkah konkret kepada pemerintah dan DPR terkait permasalahan yang ditemukan. Ia menambahkan bahwa PPI tidak hanya akan berbicara, tetapi juga berkomitmen untuk melakukan tindakan nyata di lapangan yang dapat memberikan dampak positif bagi perempuan dan anak.

“Gerakan kami bertujuan untuk menciptakan karya nyata yang dapat memberikan multiplier effect, mengurangi dampak penyakit terhadap perempuan dan anak, serta mendukung tumbuh kembang anak. Kami berharap upaya ini dapat berkontribusi dalam menciptakan anak-anak yang berkualitas untuk menghadapi Indonesia emas 2045,” ujar Giwo. (Put)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri yuliani
Berita Lainnya