Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
BADAN Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyatakan wadah plastik berbahan policarbonate (PC) maupun polyethylene terephthalate (PET) cocok untuk mengemas air minum dalam kemasan (AMDK) di Indonesia yang kondisi geografisnya beragam. Ini karena karakteristiknya sesuai untuk menjaga kualitas dan keamanan pangan.
"Sering kali dipilih karena sifatnya yang fleksibel, ringan, tahan pecah, transparan, mudah diberi label, dapat didaur ulang, dapat digunakan kembali, dan dapat diproduksi massal dengan biaya yang terjangkau," ujar Periset Ahli Madya Pusat Riset Teknologi Polimer (PRTP) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Syuhada, dalam keterangannya di Jakarta, baru-baru ini. Hal tersebut terkait kekhawatiran tentang kemungkinan paparan bisphenol A (BPA) yang dapat terjadi.
Dia menuturkan plastik berbahan PC telah lama digunakan sebagai kemasan galon untuk AMDK di banyak negara, seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Tiongkok. Menurutnya, galon kuat berbahan PC sangat populer karena ketahanannya terhadap perubahan suhu dan kekuatan struktural yang unggul. Ini menjadikan galon PC ideal untuk distribusi di Indonesia dengan kondisi geografis yang menantang. "Soalnya, hal ini mengurangi risiko kerusakan selama pengiriman, meningkatkan efisiensi distribusi, serta memastikan air minum tetap aman dan layak konsumsi hingga sampai ke tangan konsumen," tukasnya.
Selain itu, katanya, galon kuat berbahan PC juga dapat digunakan berulang kali, mendukung konservasi energi dan sumber daya, serta berkontribusi pada pengurangan emisi karbon. Penelitian Lembaga Penyelidikan Ekonomi Masyarakat (LPEM) FEB UI menyatakan bahwa konsumen memilih galon kuat berbahan PC untuk meminimalkan dampak lingkungan.
Sementara, lanjutnya, plastik berbahan PET memiliki bobotnya yang ringan, biaya produksi yang rendah, dan warnanya yang transparan. Kelebihan lain dari material PET ialah kemampuannya untuk didaur ulang menggunakan teknologi solid state polymerization (SSP) yang mengembalikan PET daur ulang menjadi setara dengan PET virgin, sehingga dapat digunakan kembali hingga 100% seperti produk awal.
"Kemajuan teknologi ini menjadi nilai tambah bagi PET karena semakin banyak konsumen yang menginginkan kemasan yang ramah lingkungan. Dengan demikian, galon guna ulang PET menjadi solusi yang mendukung ekonomi sirkular dan mematuhi peraturan lingkungan yang berlaku, karena dapat digunakan kembali dan didaur ulang dengan efisien," ucapnya. (Ant/Z-2)
ANGGOTA Komisi VII DPR RI, Eva Monalisa menyayangkan adanya pasal yang melarang produksi dan distribusi air minum kemasan dalam SE Gubernur Bali.
PRODUK nasional semakin membuktikan dominasinya di pasar domestik yang ditunjukkan dari preferensi masyarakat bergeser, dan konsumen semakin banyak untuk memilih dan mengutamakan produk dalam negeri.
Air bisa saja mengandung zat berbahaya seperti mikroplastik dan BPA (Bisphenol A) yang dapat memicu berbagai masalah kesehatan.
KOMUNITAS Konsumen Indonesia (KKI) mengungkap temuan mengejutkan terkait distribusi air minum dalam kemasan galon guna ulang oleh market leader.
Dengan suhu udara yang mencapai puncak di siang hari, paparan sinar matahari dapat memengaruhi kualitas produk Air Minum dalam Kemasan (AMDK).
Menurut Sekretaris Jenderal Asparminas, Nio Eko Susilo, hal itu juga sejalan dengan tren penggunaan galon air minum bermerek yang bebas dari risiko kontaminasi senyawa kimia berbahaya BPA.
Air minum dalam kemasan dinilai lebih sehat dan higienis dibanding air rebusan air tanah.
Tidak ada hubungan kanker dengan meminum air dari galon polikarbonat. Yang pasti 90%-95% kanker itu dari lingkungan.
AHLI kesehatan masyarakat dokter Ngabila Salama menegaskan bahwa meminum air dari galon polikarbonat masih aman sehingga publik tidak perlu khawatir.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved