Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
SETIAP tahun, umat Kristen di seluruh dunia merayakan Natal pada tanggal 25 Desember. Namun, tahukah Anda bahwa Alkitab tidak memberikan petunjuk tentang tanggal pasti kelahiran Yesus?
Lantas, bagaimana gereja menetapkan tanggal ini sebagai hari yang istimewa untuk merayakan kelahiran Kristus? Berikut adalah beberapa penjelasan dan teori yang menarik mengenai mengapa tanggal 25 Desember dipilih sebagai perayaan Natal.
Salah satu alasan mengapa kita tidak tahu tanggal pasti kelahiran Yesus adalah karena Alkitab tidak menyebutkan tanggalnya secara spesifik. Bahkan, gereja awal pun lebih fokus pada peristiwa-peristiwa menjelang kematian dan kebangkitan Yesus, yang memang lebih banyak tercatat dalam Kitab Suci.
Pada masa itu, kelahiran Kristus tidak dianggap sebagai momen yang harus dirayakan secara khusus. Oleh karena itu, tanggal 25 Desember baru dipilih jauh setelah kelahiran gereja Kristen.
Kaisar Konstantinus dan Keputusan pada Tahun 336 M
Pencatatan pertama tentang perayaan Natal pada tanggal 25 Desember terjadi pada tahun 336 M.
Pada saat itu, Kaisar Konstantinus, yang memimpin Kekaisaran Romawi, memutuskan untuk menetapkan tanggal tersebut sebagai hari perayaan kelahiran Kristus. Namun, keputusan ini bukanlah tanpa pertimbangan.
Beberapa teori mengatakan umat Kristen pada masa itu sudah memperbincangkan beberapa tanggal untuk merayakan Natal, dan tanggal 25 Desember sudah cukup mapan sebagai pilihan yang paling diterima.
Konstantinus memilih tanggal ini karena sudah memiliki preseden yang luas dan tidak menimbulkan kontroversi besar di kalangan umat Kristen.
1. Koneksi dengan Perayaan Pagan
Salah satu teori yang paling dikenal adalah bahwa gereja memilih 25 Desember karena bersinggungan dengan perayaan pagan yang sudah ada pada musim yang sama, seperti festival Sol Invictus (Hari Matahari yang Tak Terkalahkan).
Beberapa orang berpendapat bahwa gereja sengaja mengalihkan perayaan pagan ini menjadi perayaan Natal, dengan harapan umat Kristen dapat merayakan Natal dalam konteks yang lebih spiritual.
Namun, banyak cendekiawan yang menyatakan bahwa ini bukan alasan utama, karena perayaan Natal pada 25 Desember sudah ada jauh sebelum teori ini menjadi populer pada abad ke-12.
2. Hubungan dengan Tanggal Kematian Kristus
Teori kedua berkaitan dengan perhitungan hari kematian Yesus. Pada abad ke-2, seorang teolog bernama Tertullian mengusulkan bahwa tanggal 25 Maret adalah hari kematian Yesus, berdasarkan penghitungan tanggal Paskah.
Karena kelahiran Yesus dianggap terjadi sembilan bulan setelah tanggal kematiannya, maka 25 Desember pun dipilih sebagai hari kelahiran-Nya.
Menurut tradisi ini, Kabar Sukacita (pengumuman malaikat kepada Maria tentang kehamilannya) juga diyakini terjadi pada tanggal yang sama, menghubungkan kelahiran Yesus dengan kematian-Nya, yang menjadi inti dari misi-Nya di dunia.
3. Terkait dengan Hari Lahir Yohanes Pembaptis
Teori ketiga berhubungan dengan hari kelahiran Yohanes Pembaptis, yang diperkirakan terjadi sekitar bulan Juni. Dalam tradisi Kristen awal, dipercayai bahwa kelahiran Yesus terjadi sekitar enam bulan setelah kelahiran Yohanes.
Jika Yohanes lahir sekitar bulan Maret atau April, maka kelahiran Yesus akan jatuh pada bulan September atau Oktober, yang bertepatan dengan musim gugur. Namun, perhitungan ini agak kurang populer dibandingkan teori-teori lainnya.
Meskipun kita tidak tahu pasti kapan Yesus dilahirkan, perayaan Natal pada 25 Desember menjadi momen yang kaya dengan makna. Tanggal ini mengingatkan kita bahwa kelahiran Kristus adalah peristiwa yang patut dirayakan oleh umat Kristen di seluruh dunia. Tidak hanya sebagai peringatan akan kelahiran-Nya, tetapi juga sebagai pengingat tentang kasih Allah yang datang ke dunia dalam bentuk manusia, membawa harapan dan keselamatan bagi umat manusia.
Tanggal 25 Desember hanyalah simbol yang mengingatkan kita akan makna sejati Natal, yang lebih penting daripada sekadar angka di kalender. (Youth pastor Theologian/Z-1)
Perayaan Natal tahun ini diharapkan dapat menjadi ajang silaturahmi dan bisa membangkitkan semangat soliditas advokat PERADI-SAI.
Natal tahun ini bukan sekadar perayaan spiritual, melainkan juga momentum untuk mengukuhkan nilai-nilai persatuan dan toleransi di dalam keberagaman bangsa.
Antonius mengingatkan para umat untuk senantiasa menebarkan kasih kepada sesama dengan didasari oleh bela rasa pada mereka yang rentan.
MENTERI Agama (Menag) RI Nasaruddin Umar mengatakan pentingnya setap masyaratakat untuk dekat dengan ajaran agamanya. Pesan itu disampaikan dalam perayaan Natal Nasional 2024
SEBANYAK 11.000 jemaat hadir dalam puncak perayaan natal nasional 2024. Adapun tema yang diusung tahun ini adalah Marilah sekarang kita pergi ke Bethlehem.
Sebanyak 15 ribu peserta diperkirakan akan memenuhi GBK untuk mengikuti perayaan Natal Nasional besok.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved