Headline
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.
TERDAPAT beberapa penyakit yang gejalanya mirip dengan penyakit lainnya. Contohnya adalah gejala demam berdarah dengue (DBD) dan tifus. Kondisi inilah yang kadang membuat seseorang kebingungan untuk mengenali penyakitnya.
Kedua penyakit ini seringkali menimbulkan gejala yang hampir sama sehingga sulit untuk dibedakan. DBD dan Tifus memiliki gejala yang dapat mirip, terutama karena keduanya melibatkan demam tinggi. Umumnya, diagnosis penyakit baru bisa diketahui setelah melakukan kunjungan ke dokter dan melakukan tes laboratorium.
Gejala demam berdarah dengue dan tifus juga sering kali membuat badan terasa lemas. Meskipun gejala antara keduanya terlihat mirip, masih terdapat beberapa perbedaan signifikan jika dilihat dari sisi gejalanya.
Lantas, apa saja perbedaan gejala demam berdarah dengue dan tifus? Simak penjelasannya berikut ini.
Kedua penyakit ini sama-sama memicu demam. Perbedaannya, DBD ditandai dengan demam tinggi yang muncul secara mendadak. Demam bisa mencapai suhu 39-40 derajat Celcius. Demam akibat penyakit ini bisa berlangsung secara terus menerus atau berhari-hari.
Sedangkan pada Tifus, demam biasanya akan muncul secara bertahap. Pada awal infeksi bakteri terjadi, suhu tubuh mungkin terasa normal, lalu naik secara perlahan dan bisa mencapai 40 derajat celcius.
Meski sekilas terlihat mirip, kedua penyakit ini sebenarnya memiliki gejala khas yang berbeda. Selain menimbulkan demam, DBD maupun Tifus biasanya juga disertai dengan gejala lain.
Pada Demam Berdarah Dengue, gejala khas yang bisa muncul adalah perdarahan. Penyakit ini bisa menyebabkan pengidapnya mengalami mimisan, gusi berdarah, keluar darah saat BAB, hingga muntah darah.
DBD terkadang menyebabkan nyeri otot, sendi, dan tulang. Nyeri ini biasanya mulai terasa setelah demam muncul. Selain itu, DBD juga akan memunculkan gejala sakit kepala parah, mual, dan muntah.
Berbeda dengan DBD yang ditandai dengan pendarahan, gejala khas dari penyakit Tifus berupa gangguan saluran pencernaan, seperti sembelit atau diare, kehilangan nafsu makan, dan nyeri perut.
Komplikasi yang paling mungkin terjadi pada pengidap DBD adalah kerusakan pembuluh darah yang bisa menyebabkan perdarahan. Kondisi ini bisa menyebabkan kegagalan sistem organ dalam yang berujung kematian.
Sedangkan komplikasi Tifus, bisa menyebabkan usus berulubang (perforasi usus) yang dapat membuat isi usus bocor ke rongga perut dan menimbulkan infeksi.
Pada DBD, akan muncul bintik merah khas DBD di bagian bawah kulit yang terjadi akibat pendarahan dan bila ditekan, bintik merahnya tidak pudar. Sedangkan pada tipes, bintik merah yang muncul bukan bintik pendarahan, melainkan akibat infeksi dari bakteri Salmonella.
Perbedaan lain yang cukup jelas dari gejala tipes dan DBD adalah waktu kejadian penyakitnya. Penyakit DBD terjadi musiman, terutama saat musim penghujan di mana lingkungan yang lembap jadi tempat paling tepat untuk nyamuk bisa berkembang biak.
Sedangkan Tifus bukan merupakan penyakit musiman dan bisa terjadi sepanjang tahun jika tidak menjaga kebersihan lingkungan dengan baik.
Pada DBD, syok (kehilangan cairan yang parah) cukup sering terjadi. Sedangkan pada tipes, umumnya tidak terjadi syok jika belum terjadi komplikasi.
Menurut lama Halodoc, Tifus atau bahasa medisnya disebut dengan demam tifoid merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella typhi.
Bakteri ini masuk ke dalam tubuh atau tepatnya ke saluran pencernaan melalui makanan, minuman, atau air yang sudah terkontaminasi. Tidak menjaga kebersihan makanan dan minuman, sanitasi yang buruk, serta terbatasnya akses air bersih diduga menjadi penyebab utama penyakit tipes.
Sementara, Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk aedes aegypti paling banyak ditemui selama musim hujan dan setelah musim hujan di area tropis dan subtropis.
Sebenarnya, baik penyakit tifus dan DBD merupakan dua penyakit yang paling banyak menyerang masyarakat Indonesia. Penyakit ini bisa menyerang siapa saja tanpa pandang usia dan jenis kelamin. Jika tidak ditangani dengan baik dan secepatnya, kedua penyakit ini bisa membahayakan nyawa. (Z-9)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved