Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Media Indonesia Raih Penghargaan Media yang Berperan Positif Membawa Kebaikan di Masyarakat

Arnoldus Dhae
21/11/2024 16:50
Media Indonesia Raih Penghargaan Media yang Berperan Positif Membawa Kebaikan di Masyarakat
Media Indonesia menerima penghargaan dari World Public Relations Forum (WPRF) 2024.(Media Indonesia menerima penghargaan dari World Public Relations Forum (WPRF) 2024.)

Harian Media Indonesia menerima penghargaan sebagai Purposeful Influence For The Common Good kategori media di Nusa Dua Bali, Kamis (21/11) dari World Public Relations Forum (WPRF) 2024. Penghargaan diterima Pemimpin Redaksi Abdul Kohar yang diwakili oleh jurnalis Media Indonesia Provinsi Bali Arnoldus Dhae.

Penghargaan diserahkan langsung Ketua Umum Perhumas Indonesia Boy Kelana Soebroto dan disaksikan para pejabat lainnya. Penghargaan yang sama juga diberikan kepada tokoh humas terbaik, instansi pemerintah dan swasta yang telah memberikan kontribusi bagi pencerdasan masalah di era digital.

Dalam kesempatan tersebut, Boy Kelana mengatakan dalam menghadapi era kecerdasan artifisial (AI) yang terus berkembang pesat, Perhumas selaku organisasi profesi hubungan masyarakat di Indonesia, menyadari panduan yang lebih jelas dan pasti dalam melakukan praktik kehumasan yang bertanggung jawab.

Salah satunya adalah kode etik dengan sebuah book chapter berjudul Perspektif Kecerdasan Artifisial Dalam Kehumasan.  Peluncuran ini dilakukan dalam acara Konvensi Humas Indonesia dalam rangkaian acara World PR Forum yang diadakan Perhumas di Nusa Dua, Bali. “Kami ingin memberikan referensi bagi praktisi, akademisi, dan pembuat kebijakan untuk memahami serta menghadapi tantangan etika yang muncul dari penerapan teknologi ini dalam dunia kehumasan,” ujar Boy Kelana.

Teknologi AI telah membawa banyak manfaat bagi industri kehumasan, mulai dari analisis data yang lebih efisien, manajemen reputasi yang lebih terorganisir, hingga pembuatan konten secara otomatis. Namun, di balik manfaatnya, teknologi ini juga memunculkan berbagai tantangan etis.

Isu privasi data, bias algoritma, dan tanggung jawab atas konten yang dihasilkan menjadi beberapa perhatian utama yang membutuhkan diskusi mendalam dan pendekatan strategis. Buku ini hadir untuk menjawab kebutuhan tersebut dengan menawarkan referensi komprehensif dan mendalam.

Prof. Dorien Kartikawangi, sebagai Wakil Ketua Umum Perhumas Bidang Pengembangan Kompetensi Kehumasan menjelaskan, pentingnya pendekatan etis dalam penerapan kecerdasan artifisial di bidang kehumasan. “Kami berharap panduan ini dapat membantu para praktisi kehumasan tidak hanya memahami teknologi kecerdasan artifisial, tetapi juga menggunakannya dengan penuh tanggung jawab. Etika harus menjadi pondasi utama dalam setiap inovasi yang diadopsi,” ujarnya.

Panduan ini tidak hanya memaparkan berbagai aplikasi kecerdasan artifisial dalam kehumasan, tetapi juga mengupas tuntas tantangan etis yang muncul. Mulai dari isu privasi data hingga bias dalam algoritma, dirancang untuk memberikan wawasan yang relevan dan aplikatif bagi para pembaca. Penyusunan panduan ini melibatkan delapan belas pakar di bidang kehumasan dari berbagai perwakilan daerah Badan Pengurus Cabang Perhumas, dengan editor Prof. Dorien Kartikawangi dan Emilya Setyaningtyas, sebagai praktisi dan akademisi di bidang komunikasi lainnya. (N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Heryadi
Berita Lainnya