Headline

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia

Fokus

MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan

Ekstrak Duri Landak Dapat Obati Luka Membandel

Atalya Puspa
20/11/2024 18:30
Ekstrak Duri Landak Dapat Obati Luka Membandel
Satwa Landak Jawa yang durinya bisa digunakan untuk sembuhkan luka membandel.(Dok. Antara)

LANDAK, hewan dengan tubuh berduri yang terkenal sebagai alat pertahanan diri, ternyata memiliki manfaat lain yang menarik perhatian dunia medis. Berbagai kearifan lokal Indonesia telah memanfaatkan ekstrak duri landak sebagai bahan tradisional untuk meredakan nyeri dan mempercepat penyembuhan luka.

Duri landak, setelah melalui proses pembakaran, kerap digunakan untuk mengobati luka ringan hingga luka dalam, meskipun bukti ilmiahnya masih sangat terbatas.

Penelitian modern berhasil mengungkap potensi ekstrak duri landak sebagai agen penyembuhan luka. Kandungan senyawa aktif dalam duri ini terbukti memiliki sifat antibakteri dan mendukung regenerasi jaringan. Menjadikannya solusi potensial untuk pengobatan luka bakar yang kerap disertai infeksi, serta luka iris yang membutuhkan pembentukan jaringan baru.

Salah satu terobosan baru adalah formulasi gel berbasis ekstrak duri landak, yang menawarkan kemudahan aplikasi, keamanan, dan potensi efisiensi biaya dalam pengobatan luka.

Peneliti Pusat Riset Zoologi Terapan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andhika Yudha Prawira menyatakan, penelitian ini bertujuan menggali lebih dalam senyawa aktif dalam duri landak dan mekanisme kerjanya dalam mempercepat penyembuhan luka.

Andhika menjelaskan, proses ekstraksi senyawa aktif duri landak dilakukan menggunakan pelarut n-heksan. Pelarut ini terbukti optimal dalam menghasilkan senyawa aktif yang memiliki sifat antibakteri. Ekstrak tersebut kemudian diformulasikan menjadi gel untuk meningkatkan efektivitas zat aktif dalam penyembuhan luka.

“Pengujian dilakukan pada tikus dengan dua jenis luka, yaitu luka bakar tingkat 3 dari 4 dan luka iris pada bagian punggung,” jelasnya.

Sebanyak 24 tikus dibagi ke dalam kelompok kontrol positif, kontrol negatif, dan kelompok perlakuan menggunakan gel berbahan duri landak. Luka bakar dibuat dengan menempelkan logam panas pada kulit tikus selama 15 detik. Sedangkan luka iris dibuat dengan sayatan hingga lapisan subkutan.

Selama 21 hari, luka tikus diamati untuk mengevaluasi proses penyembuhan berdasarkan ukuran luka, pertumbuhan jaringan baru, serta analisis mikroskopik.

Hasil penelitian Andhika menunjukkan, gel duri landak memiliki efektivitas yang sebanding dengan produk komersial. Pada luka bakar, penutupan luka mulai terlihat signifikan sejak hari ke-10 dan hampir sempurna pada hari ke-21. Jaringan baru yang terbentuk lebih rapat dan tidak mudah terkelupas dibandingkan dengan kelompok kontrol tanpa ekstrak.

Sementara pada luka iris, gel duri landak mempercepat proses proliferasi dan remodelling. Berdasarkan analisis mikroskopik, ditemukan pengurangan signifikan pada jumlah sel radang serta pembentukan jaringan ikat yang lebih terorganisasi. Hal ini menandakan percepatan regenerasi jaringan pada luka yang dirawat menggunakan gel berbasis duri landak.

“Selain itu, tikus yang menerima perlakuan gel menunjukkan peningkatan berat badan, yang mengindikasikan formulasi ini tidak menimbulkan efek samping negatif,” tambahnya.

Lebih lanjut Andhika menguraikan mekanisme biokimia di balik efektivitas gel duri landak. Penelitian ini berhasil mengidentifikasi beberapa senyawa aktif dalam duri landak yang berperan penting dalam penyembuhan luka. Termasuk senyawa yang memiliki aktivitas antibakteri dan mendukung regenerasi jaringan.

Selain itu, ditemukan potensi interaksi senyawa aktif dengan protein matriks metalloproteinase (MMP), yang berfungsi memecah kolagen lama untuk memberi ruang bagi pembentukan jaringan baru. Proses ini memungkinkan luka sembuh dengan risiko pembentukan keloid yang lebih rendah, karena kolagen yang dihasilkan lebih terorganisasi dan menyerupai struktur jaringan normal.

Penelitian ini menunjukkan bahwa gel duri landak memiliki potensi besar sebagai alternatif pengobatan luka, khususnya di wilayah dengan akses terbatas terhadap produk medis modern. Selain itu, gel ini menawarkan efisiensi biaya dan mudah diaplikasikan, menjadikannya solusi yang cocok untuk skala medis maupun kebutuhan sehari-hari.

Meski hasil awalnya sangat menjanjikan, Andhika menekankan, penelitian ini masih tahap awal. Uji klinis lebih lanjut diperlukan untuk memastikan keamanan dan efektivitas gel pada manusia. Selain itu, pengembangan formulasi yang lebih stabil juga menjadi prioritas untuk menjadikan produk ini layak dipasarkan secara luas.

“Dengan pengujian lebih lanjut, gel ini berpotensi besar untuk dikembangkan menjadi produk komersial yang efisien dan terjangkau,” terangnya. (Z-9)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik