Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
SESAK napas yang muncul saat anak mengalami pneumonia dapat mengancam nyawa. Karena itu pertolongan pertama dan penanganan yang tepat sangat krusial untuk dilakukan, termasuk hal-hal sederhana yang bisa dilakukan di rumah saat anak mengalami pneumonia.
Deteksi dini dapat dilakukan dengan menghitung frekuensi napas anak dalam satu menit. Cara ini dapat disesuaikan dengan usia masing-masing anak. Pada anak-anak yang berusia di bawah dua bulan, batasan frekuensi napas adalah 60 kali per menit. Kemudian, pada anak berusia dua sampai 12 bulan, batasan frekuensi napas adalah 50 kali per menit, sedangkan pada anak berusia satu hingga lima tahun batasnya adalah 40 kali per menit.
Ketika seorang anak mengalami pneumonia, umumnya orang tua belum akan menyadari sebelum sesak napas yang dialami menjadi semakin parah. Karena itu saat seorang anak sedang tak sehat dan napasnya terlihat cepat sebaiknya orangtua segera bersiap untuk melakukan pertolongan.
Pertolongan utama sebaiknya dengan membawa anak ke rumah sakit. Namun, setelah mendapatkan obat dan arahan dari dokter di rumah sakit, terdapat hal-hal yang bisa dilakukan untuk meringankan gejala saat anak mengalami pneumonia.
Kecukupan cairan tubuh dapat membuat kondisi anak menjadi lebih bugar dan metabolismenya terjaga. Anak yang alami pneumonia umumnya akan mengalami gejala lain seperti demam. Karena itu, sangat penting untuk memastikan kecukupan cairan yang dikonsumsi untuk membantu tubuh melawan infeksi.
Umumnya dokter akan memberikan obat pereda demam sebagai penunjang perawatan pneumonia pada anak. Pastikan untuk memeriksa secara rutin suhu tubuh anak ketika mengalami pneumonia. Seorang anak umumnya baru dianjurkan mengonsumsi pereda demam saat suhu tubuh sudah di atas 38 derajat celsius atau ikuti sesuai petunjuk dokter.
Batuk adalah salah satu gejala pneumonia yang paling umum. Karena itu memberikan obat batuk bisa menjadi salah satu upaya meredakan dan mencegah sesak napas menjadi parah saat anak mengalami pneumonia. Namun, pastika orangtua sudah berkonsultasi lebih dulu dengan dokter.
Pastikan anak cukup istirahat ketika sedang mengalami pneumonia. Istirahat yang cukup dibutuhkan untuk membantu tubuh anak lebih kuat dan cepat dalam melawan infeksi yang dialaminya.
Udara di ruangan yang terlalu kering, seperti ruangan ber-AC, bisa memicu iritasi di bagian pernapasan. Karena itu, sangat dianjurkan untuk menjaga kelembapan udara di ruangan tempat anak berada saat mereka mengalami pneumonia. Hal itu salah satunya bisa dilakukan dengan menggunakan humidifier di ruang ber-AC. Jangan lupa untuk memastikan sirkulasi udara di ruangan tersebut berjalan baik.
Itulah lima hal yang harus dilakukan orangtua saat anak mengalami pneumonia. Jangan lupa, hal utama yang harus dilakukan saat muncul gejala sesak napas pada anak yang dicurigai mengalami pneumonia adalah dengan segera membawa mereka ke fasilitas kesehatan agar mendapatkan obat-obatan dari dokter. (Z-9)
PAKAR mengingatkan agar masyarakat berhati-hati saat tidur di depan kipas angin. Hal itu karena kebiasaan menggunakan kipas angin bisa picu pneumonia pada anak.
Berdasarkan data BPJS Kesehatan pada 2023, pneumonia menempati peringkat pertama sebagai penyakit dengan biaya pengobatan tertinggi, yaitu Rp8,7 T.
Ada cara yang bisa dilakukan untuk mendeteksi awal penyakit pneumonia yang bisa dilakukan.
Anak yang memiliki penyakit penyerta atau mengonsumsi obat-obatan tertentu memiliki risiko tinggi mengalami komplikasi berat akibat influenza.
Salah satu yang bisa tingkatkan risiko pneumonia pada anak adalah asap rokok. Namun, selain asap rokok, juga terdapat hal-hal lain yang bisa tingkatkan risiko pneumonia pada anak.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved