Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PAKAR mengingatkan agar masyarakat berhati-hati saat tidur di depan kipas angin. Hal itu karena kebiasaan menggunakan kipas angin bisa picu pneumonia pada anak. Pernyataan tersebut diungkapkan oleh Ketua Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Hartono Gunardi.
“Untuk tidur di bawah kipas angin perlu hati-hati. Karena kipas angin menyebabkan debu-debu yang ada di atas barang itu menyebar ke seluruh ruangan dan akan bersirkulasi di udara,” kata Hartono dalam acara Bersama Cegah Pneumonia Menuju Indonesia Emas di Jakarta Selatan, Senin (18/11).
Seperti diketahui, pneumonia merupakan salah satu penyakit yang paling mematikan di dunia. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri streptococcus pneumoniae yang biasanya hidup di saluran pernapasan bagian atas dan dapat menyebar melalui percikan air liur atau dahak saat penderita batuk. Penyakit ini dapat menyerang siapa saja tanpa memandang usia atau status kesehatan.
Menurut dia, karenanya, menjaga kebersihan di sekitar ruangan beraktivitas menjadi penting. Ia juga mengimbau agar berhati-hati saat menggunakan kipas angin jika kondisi ruangan sekitar berdebu.
“Jadi harus berhati-hati saat memakai kipas angin. Kalau tidak berdebu tidak apa-apa, tapi kalau ruangan berdebu, hati-hati,” pungkas dia. (Z-9)
Ada cara yang bisa dilakukan untuk mendeteksi awal penyakit pneumonia yang bisa dilakukan.
Pertolongan pertama dan penanganan yang tepat sangat krusial untuk dilakukan, termasuk hal-hal sederhana yang bisa dilakukan di rumah saat anak mengalami pneumonia.
Berdasarkan data BPJS Kesehatan pada 2023, pneumonia menempati peringkat pertama sebagai penyakit dengan biaya pengobatan tertinggi, yaitu Rp8,7 T.
Mitos yang menyebutkan bahwa kipas angin atau mandi malam dengan air dingin bisa menyebabkan pneumonia tidak sepenuhnya benar.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved