Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
INDONESIA mengalami bencana tsunami di Aceh pada Desember 2004 yang mengakibatkan ribuan korban jiwa. Guna mencegah peristiwa itu terulang, Pemerintah menyiapkan sejumlah langkah antisipasi.
Pemerintah mulai melakukan pemasangan sejumlah alat peringatan di laut lepas untuk mengantisipasi tsunami. Sayangnya ada saja masalah yang terjadi di lapangan, mulai dari kerusakan alat sampai pencurian komponen alat deteksi.
Banyak sirine yang mati karena usianya yang sudah tua yang mengakibatkan sirene tidak dapat berfungsi sebagai alat peringatan dini dan kurangnya dana pemeliharaan dari Pemerintah Daerah. Dengan kendala ini, Pemerintah bisa meningkatkan alokasi anggaran khusus untuk perbaikan dan pembaruan sirine.
Seperti pada peristiwa gempa bumi di Palu tahun 2018, infrastruktur komunikasi yang rusak mengakibatkan sulitnya penyebaran informasi peringatan dini. Jika ingin memakai alternatif seperti jaringan satelit masih mahal karena adanya tarif komersil.
Tsunami yang cepat menjadi tantangan tersendiri karena sulit diprediksi dengan cepat oleh sistem yang ada.
Anggaran yang terbatas membuat Pemerintah Daerah kesulitan dalam memelihara atau mengganti sirine tsunami yang sudah rusak, hal ini menjadi kendala untuk Pemerintah Daerah memberikan peringatan kepada masyarakat.
Jika dengan sirine penyebaran informasi masih kurang, Pemerintah perlu membuat alternatif lain seperti radio, atau perangkat tradisional yang didasarkan pada kearifan lokal. Hal ini agar menambah penyebaran informasi saat terjadi bencana.
Dalam menghadapi potensi bencana tsunami, Pemerintah harus mengatasi kendala-kendala ini dengan cepat agar mitigasi bencana di Indonesia dapat lebih optimal. Selain itu kerjasama antara Pemerintah Pusat, Daerah, Lembaga Swasta, dan masyarakat diperlukan untuk menciptakan sistem mitigasi yang kuat. Di samping itu perlunya edukasi dan kejasama dengan masyarakat untuk pencegahan. (BMKG/BNPB/Z-3)
Potensi kejadian bencana di Jawa Barat mulai dari banjir, tanah longsor hingga angin kencang
Mitigasi bisa menjadi upaya pencegahan sebelum terjadinya bencana.
BADAN Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) akhirnya bisa memetakan sesar aktif yang menjadi pemicu gempa bumi di Kabupaten Sumedang Jawa Barat (Jabar) pada pergantian Tahun 2024.
Gempa di Sumedang terjadi pada 31 Desember 2023 hingga Januari 2024.
Program yang dilakukan oleh Kementerian Sosial sangat tepat mengingat wilayah Garut yang rawan bencana memerlukan upaya mitigasi dari pemerintah dan masyarakat.
Hal ini dilakukan sebagai langkah kesiapsiagaan dini dan kewaspadaan jika terjadi bencana di sekitar lingkungannya
Gempa bumi itu berada di koordinat 7,70° LS ; 106,08° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 95 kilometer arah barat daya kabupaten Sukabumi, Jawa Barat pada kedalaman 25 kilometer.
Riset yang dilakukan oleh beberapa ahli Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) memetakan daerah selatan Pulau Jawa masuk dalam kawasan rawan tsunami.
Menurut Ichsan, tidak lama satu keluarga itu menikmati udara pantai, tiba-tiba ombak menerjang cukup tinggi. Saat itu, mereka baru keluar dari mobil. Mobilnya ringsek parah.
Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah VIII Manado, Ambar Suryoko mengungkapkan, jika Bandar Udara Sam Ratulangi Manado masih tertutup karena dampak erupsi Gunung Ruang.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Minggu (23/12) menyampaikan belasungkawa kepada Indonesia sehubungan dengan tsunami yang menerjang Banten serta Lampung dan banyak merenggut korban jiwa pada Sabtu (22/12) malam.
Dengan harapan, bantuan ini dapat membangun ulang daerah yang terkena bencana di provinsi Banten dan provinsi Lampung, serta membantu para korban bencana agar dapat pulih kembali seperti semula.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved