Headline
Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.
INDONESIA adalah negara dengan kekayaan budaya dan agama yang beragam. Salah satu bagian penting dalam pendidikan islam ialah Pesantren.
Pesantren di Indonesia tidak hanya menjadi pusat pengajaran agama, tetapi juga mengintegrasikan pendidikan formal. Berikut adalah beberapa pesantren terbaik di Indonesia yang telah berkontribusi besar dalam mencetak generasi muslim yang berkualitas.
Pondok Pesantren Gontor, yang terletak di Ponorogo, Jawa Timur, dikenal sebagai pesantren modern yang memadukan pendidikan Islam dan ilmu pengetahuan konvensional. Berdiri sejak 1926 oleh tiga bersaudara yang dikenal dengan sebutan Trimurti—KH Ahmad Sahal, KH Zainudin Fananie, dan KH Imam Zarkasy—pesantren ini menjadi pelopor dalam mengusung konsep pendidikan Islam modern.
Gontor memberikan fasilitas yang lengkap seperti Balai Kesehatan Santri, apotek, ruang pemeriksaan, hingga gedung olahraga. Biaya masuk di pesantren ini berkisar Rp7.307.000 untuk calon santri putra dan Rp7.107.000 untuk calon santri putri. Semua pembayaran dilakukan secara virtual.
Berada di Tangerang, Banten, Pondok Pesantren Daar El-Qolam merupakan salah satu pesantren terbesar di wilayahnya. Didirikan tahun 1968, pesantren ini tidak hanya fokus pada pengajaran agama, tetapi juga pendidikan formal. Fasilitas yang disediakan mencakup masjid, asrama, ruang belajar yang kondusif, perpustakaan, dan laboratorium.
Biaya masuknya bervariasi antara Rp24 juta hingga Rp32 juta, dengan biaya bulanan antara Rp1.200.000 hingga Rp2.500.000. Pesantren ini juga menyediakan area Wi-Fi dan studio musik untuk menunjang kreativitas para santri.
Jakarta juga memiliki pesantren unggulan, salah satunya adalah Pondok Pesantren Darunnajah. Berdiri sejak 1960, pesantren ini terus menjadi pilihan utama bagi mereka yang mencari pendidikan Islam berkualitas. Fasilitas yang tersedia di Darunnajah sangat lengkap, mulai dari ruang pertemuan, gedung olahraga, kolam renang indoor, hingga koperasi dan minimarket.
Biaya masuk untuk jenjang Tsanawiyah sekitar Rp21.595.000, sedangkan untuk jenjang Aliyah sebesar Rp22.165.500. Biaya bulanan di pesantren ini sekitar Rp1.300.000.
Dikenal sebagai salah satu pesantren paling berpengaruh di Indonesia, Pondok Pesantren Tebuireng di Jombang didirikan KH Hasyim Asy’arie tahun 1899. Pesantren ini terkenal sebagai tempat di mana presiden keempat Indonesia, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), pernah menimba ilmu.
Fasilitas di Tebuireng meliputi ruang kuliah, perpustakaan, laboratorium, dan asrama putra-putri. Biaya masuk pesantren ini berkisar antara Rp9 juta hingga Rp14 juta, tergantung jenjang pendidikan dan fasilitas yang dipilih.
Pesantren yang terletak di Cilacap ini lebih dikenal dengan sebutan Pondok Pesantren Kesugihan. Berdiri sejak 1925, pesantren ini menawarkan pendidikan Islam tradisional dengan berbagai fasilitas seperti masjid, asrama, perpustakaan, dan lapangan olahraga. Biaya masuk pesantren ini relatif terjangkau, dengan estimasi sekitar Rp1.550.000.
Terletak di Lombok, Ponpes Asy Syafi’iah Nahdatul Wathon awalnya hanya menerima santri pria, namun kini telah membuka madrasah untuk perempuan Berdiri sejak 1934, pesantren ini fokus pada pendidikan berbasis agama dengan biaya masuk sekitar Rp2.515.000 untuk santri putra dan Rp2.940.000 untuk santri putri. Biaya bulanan di pesantren ini sangat terjangkau, berkisar di bawah Rp1 juta.
Pondok Pesantren Al Mukmin di Ngruki, Solo, didirikan oleh “enam serangkai” tokoh muslim berpengaruh seperti Abdullah Sungkar dan Abu Bakar Ba’asyir. Pesantren ini terkenal dengan kegiatan dakwah yang diawali dari siaran radio non-komersial.
Dengan visi mencetak generasi muslim yang siap mengamalkan ajaran Islam, Al Mukmin memiliki biaya pendaftaran sebesar Rp300.000 dan biaya bulanan sekitar Rp1.600.000. Pesantren ini juga menawarkan fasilitas olahraga sebagai bagian dari sunnah Nabi Muhammad.
Setiap pesantren di Indonesia memiliki ciri khas dan keunikan tersendiri. Dari pendidikan Islam modern hingga yang tradisional, semua pesantren ini memberikan kontribusi besar dalam mencetak generasi yang berkualitas dan berakhlak mulia.
Bagi para orang tua yang ingin memilih pesantren terbaik untuk putra-putri mereka, mempertimbangkan fasilitas, biaya, dan metode pengajaran menjadi hal yang penting. Pesantren di Indonesia tidak hanya menjadi lembaga pendidikan, tetapi juga menjadi tempat pembentukan karakter dan nilai-nilai kebangsaan. (Z-3)
Peringatan Hari Santri ini diharapkan dapat terus menumbuhkan rasa nasionalisme dan kecintaan terhadap bangsa.
Ribuan santri dari berbagai pondok pesantren di Kota Cilegon berkumpul di Alun-Alun Kota Cilegon pada Selasa (22/10) dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional.
PBNU menggelar Istighosah Kubro dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional 2024 pada Senin, 21 Oktober 2024, di Plaza PBNU, Jakarta Pusat
Apel peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2024 digelar Pemkab Sidoarjo di Alun-alun Sidoarjo dengan penuh khidmat pada Selasa, (22/10).
Di balik dinding pondok pesantren ternyata menyimpan catatan kelam. Sejumlah kasus kekerasan dan pelecehan yang terjadi di lingkungan ini telah mengubah pandangan masyarakat.
Pesantren bukan hanya tempat menuntut ilmu atau sekadar menjadi pintar. Yang terpenting adalah menjaga akhlak generasi muda.
KETUA Bidang Pondok Pesantren dan Majelis Taklim Pengurus Pusat GP Ansor, Nur Faizin mendukung gagasan tentang transformasi pendidikan pesantren.
Sementara Kuasa Hukum pelapor -- KDR -- Heru Lestarianto, Sabtu (31/5) menjelaskan aksi penganiayaan tersebut tersebut terjadi pada Februari lalu.
Dia juga membangun kedekatan emosional dengan semua santri agar mereka patuh, disiplin dan menjauhi hal negatif yang bisa merusak masa depan mereka.
Langkah konkret memperbaiki sekolah sekaligus minat belajar para santri ini, adalah bagian upaya besar Aice dalam menciptakan lingkungan belajar yang lebih baik bagi para siswa sekolah.
Santri dan pesantren dinilai sebagai salah satu komponen bangsa yang berkontrubusi dalam kemerdekan Indonesia sehingga harus diberikan kesempatan mengelola sumber daya alam.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved