Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
GURU Besar Bidang Ilmu Pembelajaran Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta Prof Saliman mengatakan pendidikan karakter berbasis budaya dibutuhkan untuk menghadapi berbagai tantangan sosial di era globalisasi.
Saliman dalam keterangannya di Yogyakarta, Jumat, menyebut pendidikan karakter berbasis budaya bukan sekadar sebuah tren, melainkan kebutuhan mendesak yang harus segera diterapkan.
"Pembelajaran yang berbasis budaya memungkinkan siswa untuk lebih mudah memahami konsep-konsep abstrak dan mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari. Selain itu, mereka juga akan memiliki rasa bangga terhadap identitas budaya bangsa," katanya.
Menurut Saliman, pendidikan karakter berbasis budaya adalah kompas moral yang akan membimbing generasi muda dalam mengambil keputusan dan bertindak di masa depan.
Dengan pendekatan tersebut, menurut dia, siswa tidak hanya belajar tentang pengetahuan akademik, tetapi juga diajak untuk memahami dan menghargai warisan budaya bangsa.
"Ini diharapkan dapat membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki kebanggaan terhadap identitas budaya mereka," tutur dia.
Karena itu, Saliman memadang perlunya integrasi nilai-nilai budaya ke dalam kurikulum pendidikan nasional.
Pasalnya, pendidikan berbasis budaya tidak hanya bertujuan untuk memberikan pengetahuan, tetapi juga untuk menanamkan nilai-nilai moral yang dapat membentuk karakter individu yang tangguh dan berintegritas
Meskipun demikian, Saliman mengakui bahwa implementasi pendidikan karakter berbasis budaya di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan.
"Salah satu tantangan terbesar adalah pengaruh kuat budaya asing yang sering kali bertentangan dengan nilai-nilai budaya lokal," ujar dia.
Untuk mengatasi hal tersebut, dia menyarankan kolaborasi yang kuat antara sekolah, keluarga, dan masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan nilai-nilai budaya.
Menurut dia, pemerintah juga harus memberikan dukungan yang lebih besar terhadap upaya pelestarian dan pengembangan budaya.
"Di sisi lain, para pendidik perlu terus meningkatkan kompetensinya dalam mengimplementasikan pendidikan karakter berbasis budaya," kata Prof Saliman.
Saliman optimistis dengan semakin kuatnya pendidikan karakter berbasis budaya, generasi muda Indonesia akan tumbuh menjadi generasi yang berkarakter kuat, berbudaya tinggi, dan mampu memberikan kontribusi besar bagi kemajuan bangsa.
"Pendidikan karakter adalah investasi jangka panjang yang hasilnya akan dirasakan dalam bentuk generasi emas yang membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih cerah," ujar dia. (Ant/H-2)
Rusunawa yang akan dibangun di lingkungan perguruan tinggi milik Aisyiyah ini akan dibangun enam lantai berkapasitas 300 mahasiswa.
KARAKTER Nussa dan Rara hingga motif kubah masjid, bulan sabit, dan lentera tertuang di koleksi busana Lebaran anak-anak. Pada anak perempuan, selain motif lentera, bulan sabit,
Penilaian tentang karakter umum para pekerja Indonesia itu disampaikan pemilik perusahaan di Jepang.
Seni wayang mengajak kita untuk selalu mencari keseimbangan antara kekuatan fisik, kebijaksanaan, dan ketulusan hati dalam setiap langkah hidup.
Kuis untuk mengukur seberapa narsistik seseorang biasanya melibatkan pertanyaan tentang perilaku, sikap, dan bagaimana seseorang memandang diri mereka sendiri
Tumbuhkan adab Islami di sekolah! Pelajari cara efektif membentuk karakter siswa berakhlak mulia. Tips praktis & inspiratif untuk guru & orang tua. Klik sekarang!
Cegah perkelahian pelajar! Tips ampuh mengatasi bullying, meningkatkan toleransi, dan menciptakan lingkungan sekolah aman & harmonis. Baca selengkapnya!
Kegiatan tersebut sebagai implementasi dari pendidikan karakter yang tertuang dalam program 7 poe atikan di lingkungan Dinas Pendidikan Purwakarta.
Mereka melakukan aktivitas kesehariannya, seperti bersekolah dan berkumpul bersama keluarga.
Kegiatan penguatan pendidikan karakter bagi 30 siswa itu berlangsung sejak 5 Mei 2025. Selama dua pekan mereka digembleng berbagai materi.
Wamendikdasmen Fajar Riza Ul Haq mengajak semua pihak untuk menguatkan pendidikan karakter mulia di tengah tantangan dan permasalahan anak dan kaum remaja dewasa ini.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved